Situasi Sulit Alvaro Morata

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Situasi Sulit Alvaro Morata

Alvaro Morata, penyerang Juventus, menunjukkan kelasnya ketika kesebelasannya berjuang keras mengalahkan Empoli dengan skor 1-0. Kendati tidak mencetak gol penentu, ia adalah salah satu pemain yang bersinar pada giornata ke-31 Serie-A 2015/2016 tersebut.

Kecepatan pemain 23 tahun itu beberapa kali merepotkan pertahanan Empoli. Apalagi ia sering mundur ke tengah lapangan dan memancing Lorenzo Tonelli, bek Empoli, keluar dari sarangnya. Sehingga ruang yang ditinggalkan Tonelli berhasil dimanfaatkan pemain Juventus yang lain.

Kendati sering turun ke tengah, umpan silang Morata tidak terlalu bagus. Dua umpan silang yang dilepaskannya tidak ada yang menemui sasaran. Hanya Morata menunjukkan kemampuannya dengan cara lain yaitu melalui aksi-aksi individunya. Ketika turun ke tengah, ia melakukan empat dribel sukses. Selain itu, Morata sering melakukan cutting inside yang merepotkan pertahanan Empoli. Ia juga melepaskan lima percobaan tendangan, dua tepat sasaran, dua diblok lawan dan satu mengenai tiang gawang.

Kendati demikian, sebagai penyerang, tetap saja hal yang menyoroti Morata adalah torehan golnya musim ini. Mantan pemain Real Madrid ini baru mencetak enam gol dari 31 laganya, 15 di antaranya diturunkan sejak menit awal pertandingan. Raihannya itu berbeda dengan Paulo Dybala yang sudah mencetak 16 gol dari 31 laganya. Morata dan Dybala tergolong penyerang yang masih muda, berbeda dengan Mario Mandzukic yang lebih perpengalaman. Mandzukic pun sudah mencetak sembilan gol dari 24 kali penampilannya.

Maka Morata memang harus memaksimalkan laganya dengan satu cara: mencetak gol. Jika tidak, Morata bisa semakin terpinggirkan Dybala. Musim keduanya, ketika tak ada lagi nama Carlos Tevez dan Fernando Llorente (yang membuat musim pertamanya sering dihabiskan sebagai pemain pengganti, Morata masih harus berjuang mendapatkan kesempatan bermain.

Sejak adanya Dybala, Morata sedikit tersingkirkan. Juventus pun begitu panik ketika mantan penyerang Palermo itu cedera. Seharusnya mereka tidak terlalu panik karena masih memiliki Morata atau Simone Zaza.

Sebetulnya Morata bisa menggantikan Dybala dengan baik. Hal itu dibuktikannya ketika menghadapi Bayern Munich pada leg kedua 16 besar Liga Champions 2015/2016. Tapi sayangnya, Morata tidak mampu mencetak gol pada laga tersebut. Jika ia bisa menambah pundi-pundi gol Juventus saat itu, mungkin jalan cerita menuju perempat final bisa berbeda.

Kendati Morata mengalami kekeringan gol, Massimilliano Allegri, Pelatih Juventus, selalu mendukungnya. Memang meskipun tidak mencetak gol, Dybala selalu menunjukan hasil yang baik dan Juventus tetap menjaga kemenangan.

Tapi di sisi lain, tetap saja ia harus bisa memanfaatkan kesempatannya untuk mencetak gol. Dan kesempatan itu bisa dimanfaatkan ketika menghadapi Pelermo pada pekan lalu, Minggu (17/4), mengingat Pelermo cuma mampu tujuh kali melakukan clean sheet di sejauh musim ini, dan gawang mereka kebobolan enam kali pada dua laga sebelum menghadapi Juventus.

Tapi nyatanya Morata tidak memanfaatkan itu. Ia tidak ikut berpesta menyumbang gol pada kemenangan Juventus dengan skor 4-0 itu. Morata justru mendapatkan kartu kuning pada laga tersebut, sehingga ia tidak bisa diturunkan ketika menghadapi Lazio kemarin, Kamis (21/4).

Raihan gol juga penting untuk keamanannya di skuat Euro 2016. Apalagi ia sempat dikritik pelatihnya di Spanyol, Vicente Del Bosque.

"Jika ia (Morata) tidak banyak dimainkan, itu kesalahannya sendiri, bukan kesalahan pelatihnya. Ini berarti dia tidak melakukannya dengan baik. Tapi ia memiliki segalanya untuk menjadi penyerang tengah kami. Untuk beberapa alasan, ia belum menemukan keteraturan yang tepat, ia memiliki tanggung jawab sendiri untuk ini," ujarnya seperti dikutip dari Football-Espana.

Masa depan Morata pun berada dalam ketidakpastian. Klausul pembelian kembalinya dari Real Madrid, memang menjadi masalah bagi Juventus. Klausul itu merupakan kesepakatan dari Juventus yang membeli Morata dengan harga 15,7 juta poundsterling. Dalam kesepakatan itu, Madrid bisa membelinya kembali dengan harga 23,6 juta poundsterling.

Juventus pun semakin dipusingkan dengan godaan-godaan kesebelasan lain kepada gelandangnya, Paul Pogba. Seperti yang diketahui jika Morata dan Pogba adalah kunci bagi Juventus yang mendominasi Liga Italia musim lalu. Pada intinya Juventus menyatakan niatannya untuk mempertahankan para pemainnya. Dan Morata pun mengungkapkan niatannya untuk melanjutkan karirnya di Turin.

Tapi untuk saat ini perhatian hanya tertuju pada seberapa sanggup Morata mencetak gol selama berseragam Juventus. Dia sedang melangkah ke dalam ketiadaan dan Dybala menjadi lebih penting darinya. Bukan tidak mungkin Madrid pun menjadi menutup mata kepadanya. Sehingga saat ini waktunya Morata terus mengasah penyelesaian akhirnya di depan gawang lawan.

Sumber lain: Daily Mail, Football-Italia.

Komentar