Tinjauan Indonesia vs Myanmar: Unggul di Lini Tengah

Analisis

by Redaksi2022

Redaksi2022

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tinjauan Indonesia vs Myanmar: Unggul di Lini Tengah

Tim Nasional (Timnas) Indonesia berhasil tekuk Myanmar dengan skor 3-1 di Stadion Viet Tri, Vietnam pada Minggu (15/5). Kemenangan tersebut membuat Indonesia duduk di posisi kedua klasemen Grup A SEA Games 2021.

Berstatus sebagai runner-up grup, Tim Merah Putih dipastikan lolos ke semifinal. Indonesia tinggal menunggu calon lawannya pada babak empat besar, antara Thailand atau Malaysia yang akan melakoni laga terakhirnya fase Grup B hari ini, Senin (16/5).

Marselino Masuk Susunan Pertama

Pada laga kontra Myanmar, Indonesia turun dengan formasi 4-3-3. Shin Tae-yong tidak mengubah formasi selama empat pertandingan fase grup. Hanya saja, Shin kerap mengubah susunan pemain yang turun sejak menit awal.

Tercatat, ada perubahan di lini tengah Garuda Muda. Tidak seperti tiga laga sebelumnya, Marselino Ferdinan akhirnya turun sebagai starter. Marselino menggantikan posisi Syahrian Abimanyu yang sebelumnya masuk susunan pertama melawan Timor Leste dan Filipina.

Diturunkannya Marselino sejak awal, Shin ingin mencuri momentum sedari awal lewat perannya. Marselino sendiri punya kecepatan untuk bermain antar lini tengah dan depan.

Berposisi sebagai gelandang serang, Marselino bertugas mengawal sepanjang garis kedua sampai kotak penalti lawan. Pemain kelahiran 9 September 2004 itu juga memiliki kecepatan untuk menekan lawannya.

Apalagi kecepatan Marselino dalam menekan berbuah gol untuk Indonesia. Marselino menekan Ye Lin Ntet yang menerima bola dari rekannya. Lin Ntet terpaksa membuang bola dengan cepat lantaran Marselino mulai menekan. Dengan begitu, Lin Ntet pun salah mengoper bola.

Dengan cepat, Egy Maulana Vikri menyambut bola liar lalu diberikan kepada Irfan Jauhari. Irfan sempat menembakkan bola yang diblok oleh lini pertahanan Myanmar. Bola pantulan langsung dimanfaatkan oleh Egy menjadi gol pertama untuk Indonesia.

Myanmar Tak Mau Ambil Risiko

Sedari awal, Myanmar memasang lima bek dalam formasi 5-3-2. Velizar Popov yang mengarsiteki Myanmar, tak mau ambil pusing sehingga menumpuk pemain di sektor pertahanan. Popov tahu betul, Indonesia merupakan tim paling produktif di Grup A SEA Games 2021.

Namun pertahanan Myanmar seakan tak mampu menahan gempuran tim berjuluk Garuda ini. Meningkatkan kuantitas bukan berarti gawang menjadi aman. Barisan pertahanan Myanmar malah cenderung tidak disiplin dalam mengamankan gawang.

Tidak disiplinnya pertahan Myanmar, memberikan ruang bagi Indonesia untuk kembali cetak gol. Alih-alih mengawal Witan Sulaeman di sisi kiri, Myanmar merapatkan barisan pertahanan untuk menjaga pergerakan Ricky Kambuaya, Irfan, dan Marselino.

Ternyata, Kambuaya memberikan bola dengan kaki belakang kepada Witan. Ia pun mampu menambah keunggulan menjadi 2-0 kurang dari 10 menit waktu berjalan di babak pertama.

Myanmar tak gentar. Setelah tertinggal dua gol, Soe Moe Kyaw dan rekan-rekannya berusaha menyerang. Mereka menerapkan garis pertahanan tinggi. Mereka juga memainkan operan-operan pendek sebelum mendistribusikan bola langsung ke depan.

Apalagi dengan masuknya pemain senior, Maung Maung Lwin, cukup mengubah permainan Myanmar menjadi lebih efektif. Setidaknya Lwin mencatatkan lima peluang, tetapi sayangnya tak satupun bisa dikonversi menjadi gol.

Sementara itu, Indonesia malah kembali menambah keunggulan menjadi 3-0 di penghujung babak pertama. Berawal dari sepak pojok Marc Klok, lalu bola dibuang oleh pemain Myanmar. Marselino berhasil memanfaatkan bola muntah dari luar kotak penalti.

Catatan Sisi Kiri Pertahanan Indonesia

Indonesia tidak menambah pundi-pundi gol di babak kedua. Garuda Muda tidak bermain tergesa-gesa. Mereka hanya sesekali menekan pemain Myanmar. Apalagi kali ini, Myanmar yang lebih sering menyerang.

Kombinasi Htet Phyo Wai dan Win Naing Tun di lini serang Myanmar, kerap mengganggu pemain belakang Indonesia. Apalagi keduanya tak jarang bermain melebar demi mengeksploitasi masing-masing sisi pertahanan Fachrudin dkk.

Sisi kiri pertahanan Indonesia juga kian melemah. Sektor yang dihuni Alfreandra Dewangga itu selalu menjadi sasaran empuk pemain Win Naing Tun. Dewangga tak jarang hilang kendali sektor yang ia huni.

Akibatnya, Myanmar bisa memperkecil ketinggalan lewat Win Naing Tun dari sisi kiri pertahanan Indonesia. Berawal dari permainan lini belakang Myanmar, bola perlahan mengalir ke depan. Saat bola berada di kaki Lwin Moe Aung, ia langsung memberikan umpan terobosan untuk Naing Tun.

Naing Tun menggiring bola di sepanjang sisi kiri Indonesia. Ia mengecoh Dewa sampai terjatuh seakan kakinya terpelintir. Naing Tun pun melepaskan bola yang merobek gawang Ernando Ari di menit ke-66.

Menambah Kuantitas Lini Pertahanan

Usai kebobolan, Shin Tae-yong menarik keluar Kambuaya dan Marselino Ferdinan. Sebagai gantinya, Abimanyu serta Rachmat Irianto masuk arena tanding. Shin ingin timnya bisa menahan serangan serba cepat dari Myanmar.

Irianto datang di waktu yang tepat. Ia cukup fit bertanding mengingat baru menghabiskan 55 menit dari tiga pertandingan pertama bersama Indonesia. Pemain berusia 21 tahun itu juga punya peran penting dalam hal memotong aliran bola dari Myanmar.

Sementara Klok juga tidak terlalu bergerak dinamis berkat kehadiran Irianto. Klok kerap membantu mengisi kekosongan masing-masing sisi pertahanan Indonesia jika sewaktu-waktu Asnawi Mangkualam dan Dewa terlambat turun setelah ikut menyerang.

Komentar