Waktu yang Buruk untuk Menghadapi Manchester City

Cerita

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Waktu yang Buruk untuk Menghadapi Manchester City

Borussia Dortmund kembali gagal meraih kemenangan di Spieltag 27 Bundesliga, Sabtu (3/4/2021) lalu. Kali ini, anak asuh Edin Terzic dikalahkan oleh rival pengejar zona Liga Champions, Eintracht Frankfurt. Kekalahan tersebut semakin menjauhkan Dortmund dari empat besar. Dengan tujuh pertandingan tersisa, die Borussen tertinggal tujuh angka dari Frankfurt di peringkat empat.

Mereka berpeluang besar gagal lolos ke Liga Champions musim depan. “Bahkan dengan enam atau tujuh kemenangan, akan sulit untuk mendapatkan peringkat empat,” kata Mats Hummels.

Melewatkan Liga Champions 2021/22 adalah skenario buruk bagi Dortmund. Hal itu tidak hanya berdampak negatif ke citra klub dan membuat pemain elite lebih rentan minta pindah untuk tampil di UCL, namun secara finansial, pendapatan die Borussen akan berkurang jauh. Hal ini adalah kerugian besar mengingat klub-klub masih berjuang mengatasi kesulitan keuangan akibat pandemi korona.

Melansir laporan The Athletic, Dortmund yang sudah sampai babak perempat final dipastikan mendapat uang hadiah sekitar 82 juta euro dari Liga Champions musim ini. Sedangkan jika hanya tampil di Europa League, jumlahnya turun jauh. Sebagai perbandingan, Bayer Leverkusen yang tersingkir dari babak 32 Besar Europa League 2020/21 hanya mendapat 10,6 juta euro.

Dari jalur liga, tiket Liga Champions bagi Dortmund amat sulit didapat. Trofi yang paling mungkin mereka raih, yaitu DFB-Pokal sebatas menjanjikan tempat di Europa League. Untuk menjuarai UCL musim ini pun rasanya sangat sulit. Di babak perempat final, mereka sudah harus menghadapi tim terkuat Inggris saat ini, Manchester City. Rabu (7/4/2021) dini hari, die Borussen akan melakoni leg pertama di Etihad.

Bagi Dortmund, ini adalah waktu yang buruk untuk menghadapi Man City. The Citizens penuh kepercayaan diri di tengah tren impresif. Sebaliknya, musim Dortmund semakin mendekati kesimpulan pahit menyusul hasil-hasil tak memuaskan di Bundesliga.



Anak asuh Terzic gagal menang di dua pertandingan terakhir. Itu memang tren negatif yang tidak (atau belum) terlalu panjang. Tetapi, kehilangan poin krusial tetaplah menumbuhkan rasa frustrasi di skuad Dortmund. Melawan Koeln dan Frankfurt, Dortmund tak menampilkan arah permainan yang jelas dan tegas. Lini belakang pun acap kehilangan fokus yang menyebabkan mereka kebobolan empat gol dari dua laga terkini.

“Kami tidak presisi, terfokus, atau bagus secara teknis saat menguasai bola. Kami juga seharusnya memanfaatkan peluang yang kami punya dengan lebih baik,” ungkap Hummels.

Sebaliknya, Man City kembali menegaskan dominasinya di Premier League pekan lalu. Skuad besutan Pep Guardiola membungkam Leicester 2-0 yang membuat mereka semakin dekat dengan gelar Liga Inggris 2020/21.

The Citizens telah memenangi 26 dari 27 pertandingan terkini di semua kompetisi. Satu-satunya kekalahan diterakan oleh Manchester United dalam laga derbi pada awal Maret silam.

Di Liga Champions, City pun tampil impresif. Mereka menjuarai Grup C dengan poin nyaris sempurna (16). Di babak 16 Besar, Kevin De Bruyne dan kawan-kawan menyingkirkan klub Jerman, Borussia Moenchengladbach dengan agregat 4-0.

Di antara faktor-faktor yang melatari keperkasaan Man City musim ini, membaiknya lini pertahanan adalah salah satu yang menonjol. Pemuncak klasemen Liga Inggris tersebut baru kebobolan satu gol di Liga Champions 2020/21. Mereka telah melalui tujuh pertandingan dan 706 menit tanpa kemasukan. Rekor nirbobol Man City adalah yang terlama kedua sepanjang sejarah UCL. Rekor nirbobol terlama masih dipegang Arsenal pada 2005/06, yakni 995 menit.

Kehadiran Ruben Dias berkontribusi penting dalam pertahanan solid Man City. Bek asal Portugal ini tak hanya kuat dari segi teknis, ia juga cerdas membaca permainan dan bersedia tampil sebagai pemimpin di lini belakang. Dias juga aktif memastikan rekan-rekannya ada di posisi yang tepat untuk mengadang serangan lawan.

Sejak kehadiran Dias, The Citizens lebih tahan terhadap serangan balik. September lalu, sebelum kedatangan Dias, mereka merespons serangan balik dengan kacau saat dihantam Leicester 2-5. Dalam laga itu, lini belakang City membuat banyak kesalahan yang berbuah tiga penalti The Foxes.

Pemain lain seperti Joao Cancelo, Rodri, serta John Stones pun tampil baik mengeksekusi intruksi Guardiola. Cancelo dan Rodri menjaga stabilitas di lini tengah. Sedangkan Dias dan Stones memberi perlindungan reliabel di belakang mereka.

Dukungan lini belakang membuat City bisa mendominasi pertandingan dengan sempurna. Mereka sabar dalam penguasaan bola, memainkan banyak operan tetapi dengan arah yang jelas. “Anda harus sabar. Mereka [Leicester saat menang 2-5] sabar untuk membuat kami tidak sabar dan itu [ketidaksabaran] adalah kesalahan besar,” kata Guardiola dikutip Independent.

Bahkan bagi Dortmund, membongkar pertahanan City bukan perkara mudah. Secara teori, mereka bisa mengeksploitasi garis pertahanan tinggi Man City dengan pemain cepat seperti Erling Haaland dan Raphael Guerreiro. Namun, sebagaimana ditunjukkan City di Premier League, lini belakang amat sigap mematahkan serangan balik.

Di pertandingan ini, Terzic jelas mengharapkan Haaland untuk memenangi duel lawan lini belakang City. Striker berusia 20 tahun itu adalah pencetak gol reliabel Dortmund. Dengan postur 1,94m dan lari cepat, ia berpeluang merepotkan Ederson jika bek City tak awas akan pergerakannya.

Meskipun masih muda, penempatan posisi striker asal Norwegia itu sangat baik. Dari 22 gol Haaland di Bundesliga, 21 di antaranya dicetak di kotak penalti. Ia pun telah mencetak 20 gol Liga Champions, menjadi pemain termuda yang mampu melakukannya. Musim ini, Haaland adalah top skor sementara Liga Champions dengan 10 gol.

Walau tanpa tandemnya, Jadon Sancho yang masih cedera, Haaland tetaplah ancaman serius bagi Man City. Dortmund sendiri masih memiliki Marco Reus, Rapahel Guerreiro, hingga Giovanni Reyna yang sanggup membuat peluang-peluang berbahaya.

Kedua tim memiliki motivasi ekstra untuk melaju ke semifinal. Dortmund terancam gagal lolos ke Liga Champions musim depan dan menjuarai kompetisi adalah satu-satunya jalur yang tersedia selain Bundesliga. Sedangkan Pep Guardiola berniat memutus tren negatifnya di Liga Champions selama menukangi City. Pep selalu gagal di perempat final dalam tiga musim terkini.

Dua trofi Premier League (sebentar lagi tiga) memang sudah menunjukkan keberhasilan Pep di City. Tetapi, eks pelatih Barcelona itu tentu hendak mempersembahkan gelar Liga Champions pertama bagi Manchester Biru. Untuk itu, ia harus mengeliminasi Dortmund dan mematahkan “kutukan” perempat final.

Komentar