Lebih Tertarik Kartu Pokemon Ketimbang Jadi Pemain Pro

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lebih Tertarik Kartu Pokemon Ketimbang Jadi Pemain Pro

Iker Casillas Fernandez lahir di Mostoles, sekitar 20 menit perjalanan dari kota Madrid, pada 20 Mei 1981. Casillas sudah sangat mencintai dan menyukai sepakbola sejak kecil. Kesukaannya terhadap sepakbola berasal dari sang ayah, Jose Luis Casillas. Jose sering membawa Iker menonton pertandingan sepakbola. Bukan pertandingan Real Madrid, melainkan Athletic Bilbao.

“Ayah adalah suporter Bilbao dan pernah tinggal di sana. Dia biasanya membeli perlengkapan Bilbao saat saya masih kecil. Saya rasa cinta terhadap sepakbola menurun darinya,” ungkap Casillas.

Casillas yang cukup akrab dengan sang ayah suatu ketika pernah membuat Jose Casillas kehilangan satu juta euro. Selain menyukai sepakbola, ternyata Jose Casillas juga kerap bermain judi sepakbola.

Suatu waktu, sang ayah meminta Casillas memilih 14 pertandingan untuk dipasang taruhan. Bukannya memasang taruhan, Casillas lebih asyik bermain kartu Pokemon yang pada saat itu popular di kalangan anak-anak. Dengan polos, Casillas mengatakan kelupaannya kepada sang ayah. Keluarga Casillas kehilangan 1,2 juta euro karenanya.

Namun kehilangan itu tergantikan oleh prestasi Casillas hingga sekarang. Bahkan Casillas bisa mengganti jumlah besar yang hilang itu dalam beberapa jam saja. Semua karena sepakbola.

***

Kesukaan Iker Casillas terhadap sepakbola ternyata awalnya tak membuat dirinya langsung bercita-cita menjadi pemain professional. Casillas hanya menganggap sepakbola sebagai hobi dan waktu bersenang-senang dengan teman-temannya.

Karena menganggap sepakbola sebagai sarana bermain dengan teman-teman saja, Casillas tidak memilih untuk masuk akademi sepakbola mana pun. Casillas bahkan tidak masuk klub sepakbola sekolahnya.

Casillas tidak punya niat menjadi pemain pro, namun ternyata dia sudah ditakdirkan untuk menjadi salah satu yang terbaik di bidang profesi ini. Semuanya bermula ketika Real Madrid membuka uji coba di kota tempat tinggal keluarga Casillas. Iker muda mengikuti kegiatan tersebut.

“Beberapa tetangga menyarankan saya untuk ikut, karena menurut mereka saya cukup baik menjadi kiper. Saya pun pergi bersama ayah,” cerita Casillas.

Casillas tidak langsung terpilih pada kesempatan pertama. Real Madrid saat itu mengatakan kepada Casillas bahwa dirinya terlalu kecil untuk menjadi seorang penjaga gawang. Madrid meminta Casillas untuk mencoba lagi tahun depan.

Casillas tak perlu menunggu satu tahun. Lima bulan sejak uji coba pertama, Casillas mendapat telepon dari Real Madrid. Casillas diminta untuk kembali mengikuti uji coba. Setelah menjalani uji coba keduanya, Casillas pun masuk ke akademi Real Madrid.

Sejak saat itu Casillas terus menemukan kesuksesan, lagi dan lagi. Pada usia 16 tahun, Casillas memainkan pertandingan pertamanya di tim senior Real Madrid. Casillas sempat tak percaya.

“Yang benar saja. Aku sedang makan siang nih,” ungkapan Casillas yang kaget mendengar namanya masuk ke dalam list pemain untuk menghadapi Rosenborg.

Rosenborg yang pertama. Ratusan pertandingan berikutnya menyusul. Casillas kecil yang awalnya hanya menganggap sepakbola sebagai hobi, menjadi legenda. Sepanjang karier ia memainkan 725 pertandingan. Bahkan di antara yang terbaik, jumlah tersebut termasuk banyak.

Komentar