Manchester United vs Bayern Munchen: Minim Kreativitas Bikin Setan Merah Gagal Total di Eropa

Analisis

by Muhammad Farhan Yazid

Muhammad Farhan Yazid

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Manchester United vs Bayern Munchen: Minim Kreativitas Bikin Setan Merah Gagal Total di Eropa

Manchester United akhirnya tereliminasi dari Liga Champions musim ini setelah di laga terakhir, mereka tak mampu mengalahkan raksasa Bundesliga FC Bayern Munchen.

Setan Merah yang harus menang, justru tampil di bawah tekanan FC Bayern. Dengan 60% penguasaan bola dan 10 shoot yang tiga diantaranya mengarah ke gawang, FC Bayern praktis menguasai laga karena Man. United yang butuh kemenangan justru hanya mencetak lima shoot dan hanya satu yang on target.

Dengan kekalahan ini, untuk sekedar bertemu Liverpool FC di Liga Eropa saja Man. United tak bisa karena di pertandingan lain, Galatasaray yang kalah dari Copenhagen tetap berhak atas peringkat tiga karena punya poin lima. Sedangkan Man. United, menetap di dasar klasemen dengan poin empat.

Man. United Tutup Akses ke Kimmich

Kedua tim bermain dengan formasi awal 4-2-3-1 yang dalam eksekusinya, lebih cair dan tidak terpaku dengan formasi di atas kertas.

Ide permainan Man. United sudah terlihat sejak awal laga. Di laga ini, Man. United coba bermain dengan garis pertahanan tinggi, menggunakan Bruno Fernandes - membentuk formasi 4-2-2-2 dalam fase bertahan, untuk menutup akses bola ke lini tengah FC Bayern terutama Joshua Kimmich dan memaksa FC Bayern bermain melebar.

Eksekusinya berhasil ketika di menit ketiga, Man. United yang memaksa FC Bayern menyerang lewat sayap, berhasil menjebak dengan pressing dari Antony, Scott McTominay, dan Diogo Dalot. Kontrol yang buruk dari Leon Goretzka membuat Dalot bisa mencuri bola dan menciptakan peluang lewat transisi yang cepat usai memotong umpan Goretzka. Sayang, umpan tarik Dalot berhasil dibaca Kimmich.

Man. United bermain sabar dan menunggu momen yang tepat ketika melakukan intersep dan melancarkan serangan balik cepat. Namun FC Bayern yang sudah pasti lolos bermain lepas tanpa tekanan. Mereka terus mencoba memancing pemain Man. United untuk keluar dan melakukan pressing sampai ke atas. Ini dilakukan agar akses ke Kimmich dan Goretzka bisa terbuka. Namun baik Kimmich maupun Goretzka kerap mendapatkan tekanan dari dua gelandang Setan Merah, Sofyan Amrabat dan McTominay yang langsung melakukan penjagaan sesaat setelah akses passing pada mereka terbuka.

Kombinasi Passing Pemecah Kebuntuan

Permainan disiplin yang diperagakan Setan Merah menyulitkan FC Bayern untuk mengembangkan permainan lewat tengah. Namun disinilah keuntungan memiliki barisan pemain depan yang punya pergerakan cair dan tidak terpaku pada posisinya sendiri.

Harry Kane dan Jamal Musiala beberapa kali ikut turun membantu proses build up Bayern yang tersendat lantaran akses ke pemain tengah mereka tertutup. Sedangkan Leroy Sane dan Kingsley Coman bergantian mengisi posisi sayap untuk memecah konsentrasi barisan pertahanan Man. United.

Pergerakan cair dan kombinasi passing para pemain depan jadi kunci kemenangan FC Bayern melawan permainan disiplin Man. United yang di laga ini juga minim melakukan kesalahan.

Pada menit ke 70, Coman berhasil memecah fokus lini pertahanan Man. United lewat skil individunya. Kemudian kerja sama antara tiga pemain yaitu Coman, Goretzka dan final pass dari Harry Kane yang berhasil menemukan Coman yang lolos dari penjagaan pemain Man. United. Coman yang tinggal berhadapan dengan Onana berhasil dengan mudah menjebol gawan Man. United.

Beruntung dua pemain yang jadi sorotan atas kekalahan melawan Eintracht Frankfurt yaitu Dayot Upamecano dan Kimmich juga tampil baik. Mereka tak melakukan kesalahan passing yang mempersilahkan Man. United melakukan serangan balik berbahaya. Penampilan yang solid dari lini pertahanan FC Bayern ditambah dua pivot mereka berhasil membuat Man. United kebingungan.

Percobaan untuk menerobos pertahanan FC Bayern lewat kecepatan yang dimiliki sayap mereka gagal. Alejandro Garnacho dan Anthony sering kalah duel 1v1 yang harusnya bisa jadi momen krusial. Sangat disayangkan bagi Setan Merah, karena penampilan disiplin lini belakang dan tengah mereka tak dibarengi dengan efektivitas para penyerang.

Selain serangan dari kedua sayap yang dengan mudah digagalkan, praktis tak ada percobaan lain dari para pemain Man. United yang termakan dominasi penguasaan bola FC Bayern. Alhasil, minimnya kreativitas lini tengah yang berpengaruh dalam minimnya peluang yang diciptakan serta kurangnya efektivitas tim dalam memaksimalkan peluang yang ada membuat Man. United gagal total di Eropa musim ini.

Komentar