Garang di Kandang, Manchester United Menahan Chelsea Tetap di Papan Tengah

Analisis

by Aulia Taqiaturrahmah

Aulia Taqiaturrahmah

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Garang di Kandang, Manchester United Menahan Chelsea Tetap di Papan Tengah

Kamis (7/12), Manchester United kembali menunjukkan tajinya di Old Trafford. Scott McTominay mencetak 2 gol dan membuat Chelsea yang hanya bisa membalas dengan gol tunggal Cole Palmer pulang tanpa meraih poin.

Sejak menit ke-9, Bruno Fernandes berkesempatan membuka skor, imbas dari pelanggaran Enzo Fernandez di kotak penalti. Namun Robert Sanchez berhasil menukik dan menghalau bola melewati pojok kanan garis gawangnya. Bola pantul yang dieksekusi Rasmus Hojlund pun melambung jauh ke arah tribun.

Pada menit ke-19, Enzo salah keputusan membiarkan bola bergulir ke arah Mykhailo Mudryk yang sudah dalam penjagaan Sofyan Amrabat. Manchester United tidak menyia-nyiakan kesempatan menyerang balik. Tendangan Harry Maguire yang sempat diblok Marc Cucurella malah memantulkan bola ke kaki McTominay yang berhasil mencetak gol pertama di laga itu.

Chelsea sempat menyamakan kedudukan menjelang turun minum. Umpan terobosan Mudryk disontek Palmer melewati celah di antara dua bek The Red Devils ke tiang dekat. Skor imbang bertahan hingga menit ke-70, McTominay kembali mencatatkan namanya ke papan skor.

Sebelas pertama Manchester United vs Chelsea (sumber: Vidio).

Pressing Ketat Manchester United

Manchester United turun dengan formasi 4-2-3-1. Erik Ten Hag mengubah komposisi pemain depan dengan memasang Hojlund alih-alih Anthony Martial di pos penyerang dan mencadangkan Marcus Rashford atas Antony di sayap kanan. Mantan pelatih Ajax itu juga lebih memilih Amrabat sebagai poros ganda bersama McTominay. Sebelumnya dia mempercayakan posisi tersebut kepada Kobbie Mainoo.

Pada laga ini, Ten Hag mencoba lebih agresif menekan di sekitar garis tengah. Di atas kertas, atribut bertahan Antony lebih memungkinkannya lebih sering turun membantu pressing dibandingkan dengan Rashford. Sementara kecepatan Hojlund sangat berguna meneruskan turnover ke sepertiga akhir.

Rencana pelatih berdarah Belanda itu berjalan mulus. Sejak awal Manchester United sangat agresif menekan Chelsea, sebisa mungkin mencegah tamunya penetrasi ke sepertiga akhir. Dengan lebih dahulu mempercepat tempo, skuad Setan Merah berhasil mendominasi permainan.

Di lini pertama The Red Devils meninggikan garis pertahanan. Maguire dan kawan-kawan bekerja keras menjaga ruang yang terbuka di depan kotak penalti Onana tidak terjamah. Luke Shaw dan Diogo Dalot ikut naik sejajar gelandang. Praktis Amrabat harus cepat turun membantu blokade setiap umpan progresif yang dilepaskan pemain Chelsea.

Terbukti anak-anak asuh Mauricio Pochettino kesulitan mengimbangi eksplosivitas tim tuan rumah terutama sepanjang babak pertama. Setiap kali mereka menguasai bola, pemain Man. United langsung bereaksi memberikan tekanan sekaligus menutup koneksi umpan di antara pemain Chelsea.

Poros ganda dan Bruno memberikan pressing di sektor tengah, sementara fullback di kedua sisi bergantian invert (bergerak lebih ke dalam) dengan pemain sayap. Melalui skema ini Ten Hag mengusahakan pemainnya selalu unggul jumlah.

Pressing agresif Manchester United di sektor tengah lapangan (sumber: Vidio).

The Red Devils juga lebih mudah mengelak dari tekanan. Pergerakan dinamis Garnacho dan Antony menyediakan opsi umpan apabila salah satu sisi terjebak marking. Berkali-kali umpan tarik bahkan tendangan langsung dua winger klub Manchester merah itu membahayakan gawang The Blues. Beruntung Sanchez masih sanggup mementahkan peluang tersebut. Statistik dari Fbref mencatat ada 23 dari total 32 umpan silang Man. United yang masuk ke kotak penalti.

Keunggulan tuan rumah datang dari skema andalan Ten Hag: serangan balik. Sebelumnya, Enzo berhasil mengintersep sontekan Antony lalu meneruskannya ke Nicolas Jackson. Namun Enzo terlambat melihat bahwa Amrabat sudah menghalangi Mudryk dan gelandang Maroko itu berhasil merebut bola kembali.

Intersep Amrabat yang mengawali gol McTominay (sumber: Vidio).

Kemampuan Amrabat balik badan dengan cepat memuluskan langkahnya melewati Jackson dan Palmer yang tidak siap. Bruno dan Garnacho di halfspace kiri lalu meneruskan progresi ke dalam kotak penalti. The Blues kalah jumlah 4 lawan 5 sehingga McTominay mendapat ruang tembak dan mencetak gol.

Chelsea Lebih Efisien

Pochettino menurunkan formasi 4-2-3-1 seperti biasa dan masih menginstruksikan untuk bermain cair dan rotasi posisi. Perbedaannya di laga ini, Chelsea meladeni kelebaran lawannya.

Agar dapat mengimbangi tempo cepat permainan, menjaga kelebaran, namun tidak kehilangan koneksi antarlini, The Blues kadang mengubah formasi menjadi 4-4-2. Palmer dan Jackson bermain sebagai penyerang. Sterling di sayap kanan dan Mudryk di sayap kiri mengapit dua gelandang bertahan, Enzo dan Moises Caicedo.

Meskipun kewalahan mengimbangi dominasi tuan rumah, The Blues tidak panik dan masih dapat mengatasi tekanan. Untuk mengatasi kesulitan menembus ke sepertiga akhir, Chelsea menunggu kesempatan melancarkan serangan balik. Pochettino memanfaatkan kemampuan skuadnya dalam distribusi bola dan lebih mengandalkan kemampuan individual mereka untuk lepas dari tekanan.

The Blues sangat berhati-hati menanggapi situasi overload (menang jumlah) Man. United. Para pemain Chelsea tidak terburu-buru meninggalkan posnya sehingga Bruno dan kawan-kawan relatif tetap kesulitan memanfaatkan ruang terbuka.

Pemain Chelsea tidak langsung menutup McTominay, tapi pressing yang kemudian dilakukan cukup mengganggu McTominay melepaskan tembakan (sumber:Vidio).

Pochettino memanfaatkan keberadaan Mudryk yang cukup baik menjaga sisi kiri lapangan agar Enzo dan Sterling lebih leluasa bergerak di lini tengah, sekaligus mengandalkan Palmer membantu Jackson di lini serang. Kemampuan distribusi bola juga memudahkan para bek Chelsea terlibat di posisi yang lebih tinggi. Cucurella bisa naik di sayap kanan dan Levi Colwill di sisi kiri. Dengan demikian, dua bek sayap itu juga terlibat dalam skema rotasi Pochettino.

Meskipun kewalahan menghadapi pressing, dua fullback yang maju membantu mengatasi situasi overload Manchester United (sumber:Vidio).

Bagaimanapun pressing ketat Man. United menyulitkan penetrasi ke sepertiga akhir, Chelsea tetap mampu mencuri beberapa kesempatan. Di akhir babak pertama, Chelsea hanya melepas 5 kali percobaan tembakan, namun lebih efisien dengan 3 kali tepat sasaran. Berbanding jauh dengan Man. United yang mencatatkan 18 tembakan dan 7 kali tepat sasaran.

Bek sayap yang naik memberikan lebih banyak opsi umpan ketika The Blues menguasai bola di halfspace. Gol tunggal mereka pun berawal dari Cucurella yang berhasil merebut bola dari Garnacho. Marking lawan menjadikan situasi di wilayah menyerang buntu, sehingga Cucurella mengambil keputusan untuk backpass.

Cukup dua umpan terobosan dari Thiago Silva ke Mudryk yang kemudian menyuplai asis untuk Palmer. Lulusan akademi Manchester City itu berhasil keluar dari tekanan Shaw dan Victor Lindelof sekaligus. Sontekan Palmer pelan ke pojok kiri gawang namun Onana tidak sempat menepisnya.

Gol Palmer memanfaatkan celah di antara dua bek tengah (sumber:Vidio).

Pressing yang tidak berhenti menguji pertahanan Chelsea. Dengan menjaga jarak antarlini, Caicedo sebagai gelandang bertahan lebih mudah menjaga ruang di antara lini pertahanan dan lini kedua. Selain karena taktis membentuk formasi yang compact di depan gawang, pertahanan The Blues sangat mengandalkan peran Sanchez melakukan penyelamatan.

Babak Kedua

Memasuki babak kedua, Reece James yang menggantikan Cucurella menajamkan serangan Chelsea di sisi kanan. The Blues lebih antisipatif bereaksi atas serangan Man. United sehingga menciptakan lebih banyak kesempatan serangan balik dibandingkan dengan babak pertama.

Di lain pihak, Ten Hag menggantikan Lindelof dengan Reguilon yang kemudian mengisi posisi gelandang bertahan dan mengubah peran Amrabat menjadi bek tengah. Sekali lagi, Ten Hag bereksperimen mengganti posisi natural pemain, kali ini bertujuan menurunkan intensitas.

Sampai dengan turun minum, Chelsea lebih dominan menguasai bola. Tetapi pertahanan Man. United cukup solid sehingga tim tamu hanya bisa melepaskan 8 tembakan lagi tanpa satupun tepat sasaran. Sementara itu, Garnacho dan McTominay tampil lebih ganas dan masing-masing menyumbang 3 tembakan dari total 10 kali percobaan di babak kedua.

Masuknya Reguilon meningkatkan efisiensi serangan di sayap kiri The Red Devils, mengimbangi James yang bermain agresif sebagai fullback. Dari 2 tembakan tepat sasaran yang dilepaskan Man. United salah satunya berbuah gol pada menit ke-70.

Dilansir dari laman resmi Chelsea, Pochettino mengakui skuadnya kurang bisa mengimbangi permainan Man. United. The Blues lebih banyak menciptakan kesempatan, tetapi tidak bisa menyelesaikannya dengan klinis sehingga mereka pun melanjutkan rekor buruk ditaklukkan di hadapan publik Manchester.

Manchester United merangkak ke posisi 6 klasemen dengan 27 poin berkat kemenangan ini, terpaut 3 poin dari rival sekota di posisi 4. Sementara Chelsea tidak bergerak dari peringkat 10 dengan koleksi 19 poin.

Komentar