Menelisik Saudi Pro League

Analisis

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menelisik Saudi Pro League

Arab Saudi menjadi satu-satunya tim nasional (Timnas) yang berhasil mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022. Di partai pembukaan grup C, Salem Al Dawsari dkk berhasil mengalahkan timnas berjuluk La Albiceleste itu dengan skor 2-1. Pemain-pemain yang dibawa Herve Renard waktu itu semuanya bermain di Saudi Pro League (SPL).

SPL menjadi salah satu liga terbaik di Asia. Salah satu klub peserta SPL, Al Hilal, menjadi salah salah satu raksasa Liga Champions Asia dengan meraih gelar juara terbanyak, yakni empat kali. Akhir-akhir ini, SPL menjadi perbincangan menarik dalam lanskap sepakbola dunia karena kebijakan bursa transfer pemain.

Kini, beberapa pemain top Eropa memutuskan untuk bermain di SPL. Setelah Cristiano Ronaldo bergabung dengan Al Nassr pada Januari 2023 lalu, giliran Karim Benzema dan N’Golo Kante yang bergabung dengan Al Ittihad. Pemain lain seperti Hakim Ziyech, Ruben Neves, Edouard Mendy, dan Thomas Partey, diisukan akan segera menyusul. Apa yang membuat SPL kini begitu menarik perhatian?

Nama-nama yang diisukan merumput di Arab Saudi masih bisa diperpanjang. Dengan sumber dana yang melimpah, klub-klub SPL kini memiliki daya tawar yang menarik bagi pemain yang sudah tidak lagi berada di masa keemasannya atau ingin mendapat gaji yang lebih besar untuk melanjutkan karier. Di sisi lain, lembaga kerajaan yang kini turun langsung untuk mengelola beberapa klub membuat keuangan klub tampak tak terbatas.

Pada 5 Juni 2023 lalu, Public Investment Fund (PIF) memutuskan untuk mengelola 75% kepemilikan empat klub, yakni Al Ittihad, Al Ahli, Al Nassr, dan Al Hilal, sementara 25% sisanya akan dikelola oleh organisasi nirlaba. PIF merupakan yayasan yang langsung berada di bawah tangan Raja Mohammed bin Salman Al Saud. Mereka jugalah yang mengakuisisi Newcastle United pada Oktober 2021.

Empat klub tersebut merupakan klub raksasa di persepakbolaan Arab Saudi, sekaligus klub yang paling sering dan banyak menyumbangkan pemain untuk Timnas Arab.

Tujuan pengambilalihan empat klub itu adalah untuk menciptakan investasi yang menarik, meningkatkan pengelolaan klub lebih profesional, dan meningkatkan daya saing melalui pembangunan infrastruktur.

Di samping itu, empat klub lain yang tidak bermain di SPL akan dikelola oleh lembaga-lembaga negara. Perusahaan minyak dan gas Aramco kini menguasai Al Qadsia. Lembaga pariwisata Diriyah Gate Development Authority memegang Al Diriyah Club. Lembaga arkeologi dan sejarah Royal Comission for Al-Ula Governorate membawahi Al Ula Club. Sementara Neom, smart city yang berada di Provinsi Tabuk dan dibangun dengan menjalin kerja sama dengan Aramco, kini mengelola Al Suqoor FC.

Dengan sokongan dana dari kerajaan, ambisi untuk mendatangkan pemain-pemain bintang dunia pun tak terhindarkan. Kedatangan Ronaldo langsung berdampak pada popularitas SPL. Menteri Olahraga Arab Saudi Abdulaziz bin Turki Al Faisal mengatakan bahwa kedatangan Ronaldo membuat SPL disiarkan di 137 channel di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, pertandingan Al Nassr musim lalu ditayangkan oleh MNC Group.

Tidak memungkiri alasan MNC Group menyiarkan pertandingan Al Nassr adalah karena daya tarik Ronaldo. Dalam rilisnya, MNC Group pun menekankan kepada fans Ronaldo agar bisa menonton aksinya di Al Nassr hanya melalui salurannya.

Ronaldo memang tidak mencetak gol atau asis di dua pertandingannya bersama Al Nassr. Namun, di dua pertandingan selanjutnya, Ronaldo berhasil mencetak lima gol termasuk empat gol ke gawang Al Wehda (10/2/2023). Penampilannya itu pun mengundang decak kagum. Abdulaziz bin Turki Al Faisal pun memuji Ronaldo dan mengatakan tim-tim SPL berada dalam posisi yang baik untuk menunjukkan permainan yang bagus.

“Saya pikir ini adalah liga yang kuat, ini bukan liga yang mudah untuk dimainkan, dan Anda telah melihat beberapa pertandingan Ronaldo melawan tim lain dan tim berada dalam posisi yang baik untuk menunjukkan sepakbola yang sangat bagus,” kata Abdulaziz dilansir dari The Athletic.

Salah satu hal yang mampu ditawarkan SPL untuk pemain-pemain bintang adalah gaji yang besar. Ronaldo, misalnya, menerima gaji sebesar 177 juta paun per tahun atau sekitar 3,5 juta paun per minggu atau sekitar 57 miliar per minggu. Benzema menerima gaji lebih dari 100 juta paun per tahun di Al Ittihad, belum lagi ditambah kesepakatan bahwa ia akan menjadi ambassador Arab Saudi dalam proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2030.

Sebagai perbandingan, Ronaldo menerima gaji sekitar 385.000 paun per pekan di Manchester United dan Benzema menerima sekitar 278.000 paun per pekan di Real Madrid. Gaji yang didapat kedua pemain tersebut di Arab Saudi jelas lebih besar.

Tidak seperti di Eropa yang menetapkan peraturan Financial Fair Play (FFP), klub-klub SPL bebas menggelontorkan dana berapapun yang mereka mampu untuk mendatangkan pemain dan membayar gaji mereka.

Gaji yang besar ini disinyalir menjadi salah satu sebab mengapa pemain Arab Saudi betah bermain di SPL.

“Selalu ada pertarungan atau persaingan untuk mendapatkan pemain terbaik Arab Saudi, terutama ketika kontrak mereka habis, sehingga mereka mendapat tawaran yang sangat-sangat tinggi,” ujar presiden Federasi Sepakbola Arab Saudi (SAFF) Yasser Al-Misehal dilansir dari Irish Examiner.

Bahkan, Herve Renard bergurau tentang tingginya gaji para pemain SPL.

“Dengan apa yang mereka dapatkan di sini (Arab Saudi), mungkin mereka harus bermain untuk Manchester City,” kata Renard dilansir dari Irish Examiner.

Dengan gelontoran dana yang melimpah, tidak ada ambisi lain bagi SPL untuk meningkatkan kualitas. Abdulaziz bin Turki Al Faisal mengatakan bahwa ia ingin membuat SPL masuk ke dalam 10 besar liga terbaik di dunia serta meningkatkan pendapatan sebesar 2,1 miliar dolar yang didapat melalui investasi.

Targetnya, pada 2030, pendapatan SPL bisa berada di angka 480 juta dolar. Pada Januari 2023 lalu, lembaga sport intelligence Twenty First Group menempatkan SPL di peringkat 58 dalam daftar kualitas liga terbaik di dunia.

Keyakinan bahwa SPL menjadi liga papan atas dunia juga disampaikan oleh Ronaldo. Penyerang asal Portugal ini yakin SPL akan berkembang pesat.

“Selangkah demi selangkah, saya yakin SPL bisa menjadi lima besar liga terbaik di dunia, tapi mereka butuh waktu, membutuhkan pemain berkelas, dan mereka butuh infrastruktur. Tapi saya yakin negara ini punya potensi yang sangat besar. Mereka mempunyai rakyat yang luar biasa dan liganya akan berkembang,” kata Ronaldo dilansir dari Al-Jazeera.

Selain itu, untuk meningkatkan kualitas liga, SAFF memutuskan untuk menambah jumlah peserta SPL musim 2023/2024 menjadi 18 tim dari sebelumnya yang hanya diikuti 16 tim.

“Ini adalah dorongan untuk meningkatkan sisi kompetitif antarklub, yang akan membantu untuk memproduksi talenta lebih banyak, dan tim nasional pun akan merasakan dampaknya pula,” ujar Presiden SAFF, Al Misehal, dilansir dari Arab News.

Kekuatan Arab Saudi di Bidang Selain Sepakbola

Untuk mengerek investasi dan popularitas selain di bidang sepakbola, Arab Saudi pun melakukan berbagai hal. Lionel Messi yang akhirnya memutuskan bermain di Major League Soccer (MLS) bersama Inter Miami, nyatanya masih memiliki keterikatan dengan Arab Saudi. Pemain berjuluk La Pulga itu menjadi brand ambassador Visit Saudi.

Pada Mei 2023, ketika rumor ia akan bermain di SPL mulai berhembus kencang, kapten Argentina itu mengunggah foto liburan bersama keluarganya di Diriyah, sebuah kawasan yang dipenuhi situs bersejarah di Arab Saudi. Postingan unggahan itu disertai keterangan ‘kemitraan berbayar dengan visitsaudi.’ Wajah Messi pun terpampang di situs resmi Visit Saudi.

Visit Saudi awalnya juga berencana menjadi sponsor pada Piala Dunia Perempuan 2023 di Australia dan New Zealand pada 20 Juli hingga 20 Agustus mendatang. Namun, beberapa pihak menolaknya karena adanya pelanggaran kemanusian di Arab Saudi.

Di olahraga lain, misalnya, PIF menyelenggarakan LIV Golf yang saat ini akan digabungkan dengan PGA Tours. LIV Golf diluncurkan beberapa hari setelah PIF secara resmi mengakuisisi Newcastle United.

Upaya-upaya di bidang olahraga merupakan bagian dari “Vision 2030,” sebuah upaya Bin Salman untuk mengurangi ketergantungan Arab Saudi terhadap minyak dan mulai membangun sektor pendidikan, pariwisata, dan olahraga. Di sisi lain, upaya-upaya di bidang olahraga disinyalir sebagai upaya sportwashing atas berbagai kejahatan kemanusiaan di Arab Saudi.

Sportwashing merupakan cara yang dilakukan oleh korporasi, lembaga, atau Negara untuk menutup-nutupi kesalahan mereka di bidang lain dengan cara menggunakan olahraga.

Di Arab Saudi, salah satu kejahatan yang paling terkenal adalah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 yang diduga didalangi oleh Mohammed Bin Salman.

***

SPL kini sudah merebut perhatian khalayak sepakbola dunia dengan semakin banyaknya bintang-bintang sepakbola yang datang untuk merumput di sana. Dengan gelontoran dana yang melimpah, sepakbola Arab Saudi tampaknya sudah memiliki kuda-kuda yang kuat.

Namun, sepakbola Asia pernah mendengar cerita yang familiar dengan apa yang saat ini terjadi di SPL, yakni tentang Liga Super Tiongkok. Sepakbola Tiongkok pernah mencuri perhatian dunia dengan banyaknya bintang-bintang yang mendarat di sana. Namun, akhirnya sepakbola Tiongkok tumbang juga dengan adanya klub yang gulung tikar.

Menarik menantikan bagaimana nasib sepakbola Arab Saudi di masa mendatang. Apakah akan bernasib sama seperti Tiongkok?

Komentar