Keputusan Kontroversial Paul Scholes

Berita

by redaksi

Keputusan Kontroversial Paul Scholes

Pada 27 Desember 2018, Oldham Athletic memecat pelatih mereka, Frankie Bunn. Sang pemilik klub, Abdallah Lemsagam, membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk mendapatkan penggantinya. Pada 11 Februari 2019, Lemsagam menunjuk Paul Scholes sebagai manajer baru Oldham Athletic.

"Paul sudah mendapatkan segalanya dalam sepakbola. Dia adalah orang yang akan memberikan banyak pengetahuan sepakbola dan rasa laparnya untuk sukses akan menjadi hal yang patut kita nantikan," kata Lemsagam menyambut perekrutan Scholes.

Tapi yang terjadi sebaliknya. Baru 31 hari melatih, Scholes malah memutuskan mundur dari jabatan manajer Oldham. Dari 7 pertandingan yang dia pimpin, dia hanya memenangi laga pertama. Sisanya tiga kali imbang dan tiga kalah. Uniknya lagi, Scholes mundur secara sepihak karena keputusannya itu ia ambil hanya dengan mengirimkan pesan via WhatsApp pada manajemen klub.

Pihak Oldham tentu kecewa dengan keputusan Scholes. Mereka merasa bahwa tak ada masalah di antara pihak klub dan Scholes. Bahkan mereka siap melakukan apapun yang diminta Scholes selama itu demi kebaikan klub. Tapi hingga saat ini, pria berusia 44 tahun itu tak sekalipun menampakkan batang hidungnya ke manajemen klub.

"Oldham Athletic kecewa dengan keputusan Paul yang mengundurkan diri. Kami juga terkejut dengan alasan yang dia berikan. Klub memberikan Paul dukungan penuh dan otonomi yang dia inginkan. Dia juga tidak menyampaikan masalahnya, baik secara informal maupun formal, terkait pengunduran dirinya. Dia tidak memberikan kesempatan untuk membahas masalah ini, hanya mengundurkan diri dengan mengirimkan pesan teks yang kemudian menolak untuk membahas masalahnya," ujar Lemsagam pada Skysport News.

Kabar ini memang cukup mengejutkan publik Inggris. Sebelumnya, Scholes adalah orang yang paling ngotot untuk menjadi pelatih Oldham karena sejak kecil dia adalah pendukung Oldham. Keinginannya melatih Oldham sempat terkendala jabatan direktur klubnya di Salford City. Tapi karena sangat ingin menangani Oldham, dia rela mengundurkan diri dari jabatannya itu, meski kemudian ia mendapatkan 10 persen saham Salford City.

Tapi kemudian beredar kabar bahwa Scholes sebenarnya mundur karena dia kecewa pada manajemen klub. Para petinggi Oldham Athletic disebut-sebut kerap mengintervensi kebijakannya, meski mereka telah menampik tersebut.

"Suporter, pemain, teman-teman dan keluarga saya tahu betapa saya bangga dan antusias dengan jabatan sebagai pelatih Oldham. Namun dalam waktu singkat sejak menangani klub ini, menjadi jelas bahwa saya tak bisa mengoperasikan tim seperti yang saya inginkan," ujar Scholes pada The Times seperti yang dikutip Tirto.

Simon Stone dari BBC memberikan pandangan lain. Faktor utama Scholes mundur adalah kebiasaan Lemsagam alias sang pemilik klub yang menurutnya telah melampaui batas. Scholes dikatakannya tidak menyukai sikap Lemsagam yang terlalu dekat dengan semua pemain dan staff Oldham Athletic.

"Dia [Lemsagam] senang berbincang. Dia berbincang dengan staf kantor. Dia berbincang dengan office boy. Dia berbincang dengan semua orang. Ini termasuk dengan pemain, pelatih, dan staf pelatih lain. Tanpa mengetahui hal itu, yang sebenarnya juga kurang disukai oleh manajer Oldham sebelumnya, Lemsagam dianggap telah kelewat batas. Scholes yang punya pengalaman di level yang jauh lebih profesional, tidak pernah menghadapi dan mengalami situasi ini," ujar Stone.

Yang jelas, keputusan Scholes ini berakibat kurang bagus pada rekam jejaknya setelah pensiun. Memutuskan gantung sepatu pada 2011, dia kembali bermain untuk Manchester United pada 2012 dan bermain hingga satu setengah musim berikutnya. Kali ini ia akan dikenang sebagai pelatih yang "aneh" karena mengundurkan diri dengan cara yang mendapatkan kritikan dari klubnya sekaligus dari sejumlah pihak, salah satunya Gus Poyet.

Baca juga: Cerita di Balik Comeback Paul Scholes dari Pensiun

"Saya tahu, hal seperti itu terjadi di mana-mana. Ketika Anda masuk di sebuah klub, lalu menyadari kenyataannya berbeda, itu sebenarnya alami. Semuanya kembali ke Anda sendiri, tapi saran saya sebaiknya berhati-hati dalam mengambil langkah," kata Poyet.

Sementara itu, mantan rekan setim Scholes yang kini jadi manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, sempat mengundangnya untuk bertemu setelah memutuskan mundur. Namun Solskjaer mengungkapkan bahwa rekannya itu masih enggan terbuka tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Dia kami undang ke sini jika dia mau datang dan mau sedikit membicarakan tentang hal itu. Kami sudah mengirim pesan. Tapi itu tidak berhasil," ujar Solskajer pada Guardian.


Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray bersama pemain naturalisasi gadungan dan agennya, terkait kebijakan naturalisasi yang hanya merupakan akal-akalan klub dalam menyikapi peraturan pemain asing serta merugikan Tim Nasional Indonesia untuk jangka panjang:



Komentar