Pilihan Sulit Antara Tempat Ibadah dan Stadion Sepakbola

Backpass

by redaksi

Pilihan Sulit Antara Tempat Ibadah dan Stadion Sepakbola

Hari Minggu bagi umat Kristiani adalah hari beribadah. Seperti halnya ibadah solat Jum`at dalam agama Islam maupun hari Sabat (Sabtu) dalam agama Yahudi, Minggu menjadi hari bagi umat Kristiani untuk berkunjung ke gereja, sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ternyata hal ini sempat menjadi polemik di Inggris pada tahun 70an, berkaitan dengan olahraga yang cukup populer di sana, yaitu sepakbola.

Pada masa 70an, sepakbola di Inggris sempat mengalami masa kelam karena sedikitnya penonton yang hadir ke stadion. Hal ini membuat federasi sepakbola Inggris (FA) pusing bukan kepalang. Mereka pun mengupayakan berbagai cara agar para penonton kembali hadir menonton ke stadion. Bersama dengan klub dan para pemain yang berkompetisi di Football League, mereka menyuarakan usul pertandingan di hari Minggu.

Tujuan dari pertandingan di hari Minggu ini tidak lain adalah untuk meningkatkan jumlah penonton yang datang menonton ke stadion. Namun dalam upayanya ini, FA menemui banyak hambatan, salah satunya adalah masalah yang berkaitan dengan keagamaan. Publik Inggris menolak usul dari FA ini karena mereka menganggap bahwa hari Minggu adalah hari ketika masyarakat seharusnya beribadah ke gereja, bukannya datang menonton pertandingan ke stadion.

Suara dari masyarakat ini didukung oleh Sunday Observances Act, yang melarang penjualan tiket-tiket pertandingan sepakbola. Situasi menjadi semakin sulit untuk FA karena per Januari 1974, jumlah penonton Football League semakin lama semakin berkurang.

Namun situasi berubah memasuki awal Januari. Pelarangan menggunakan lampu dalam pertandingan saat itu sebagai salah usaha penghematan energi yang sedang mengalami krisis, secara tidak langsung memaksa FA untuk memundurkan empat pertandingan FA yang mulanya akan digelar Sabtu, 5 Januari malam, menjadi Minggu, 6 Januari. Menghindari hukuman dari Sunday Observances Act, FA tidak menggunakan tiket untuk empat pertandingan tersebut, melainkan menggunakan semacam pamflet.

Sempat disertai oleh kekhawatiran, pertandingan ini ternyata malah dihadiri oleh banyak penonton. Hal ini membuat pihak Football League mencoba untuk mengadakan pertandingan liga pada hari Minggu, menggunakan skema pamflet yang digunakan sebagai pengganti tiket pertandingan, seperti yang dilakukan FA untuk pertandingan Piala FA.

Football League langsung bergerak. Mereka mengadakan pertemuan dengan klub-klub yang berlaga dari semua divisi Football League. Semuanya setuju untuk mengadakan pertandingan di hari Minggu, kecuali klub-klub di First Division. Mereka beralasan bahwa untuk menjaga kekhusyu`an dalam ibadah, klub-klub First Division tetap tidak akan mengadakan pertandingan di hari Minggu.

Meski tidak didukung oleh tim-tim First Division, pertandingan liga hari Minggu itu pun tetap rampung. Pada 20 Januari 1974, sebanyak 12 pertandingan yang tersebar di tiga divisi berbeda (tiga di Division Two, tiga di Division Three, dan enam di Division Four) mengadakan pertandingan liga hari Minggu pertama mereka. Hasilnya cukup memuaskan, dengan sembilan dari 12 pertandingan tersebut berhasil menarik penonton yang cukup banyak ke stadion.

Tanggal 20 Januari 1974 pun menjadi tonggak diselenggarakannya pertandingan liga di hari Minggu, meski hal ini masih bersifat sembunyi-sembunyi dan butuh waktu yang lama untuk meyakinkan pihak Sunday Observations Act dan publik Inggris, sampai akhirnya sekarang pertandingan liga di hari Minggu menjadi pertandingan yang bersifat reguler.

foto: fulhamfc.com

(sf)

Ed: RAS

Komentar