Esensi Lain bagi Kesebelasan Kejutan di Serie A 2017/2018

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Esensi Lain bagi Kesebelasan Kejutan di Serie A 2017/2018

Ada yang tidak berubah di Serie-A sejak enam musim terakhir, yaitu dominasi Juventus dalam raihan scudetto. Walau begitu, dominasi Juventus membuka lahan menarik lainnya di perebutan tiket menuju kompetisi Eropa, baik itu Liga Champions maupun Liga Europa. Di kedua zona itulah yang selalu diwarnai persaingan keras antara kesebelasan satu dan lainnya. Antara kesebelasan besar maupun kecil dan tidak terduga.

Atalanta adalah salah satu contoh kesebelasan yang tidak terduga bisa meraih tiket Liga Eropa 2017/2018 pada musim lalu. Kesebelasan itu juga yang menjadikan kesebelasan besar seperti AC Milan dan Internazionale Milan menjadi kejutan lain karena terperosok ke papan tangah. Meski begitu, dua kesebelasan itu diperkirakan tidak akan menjadi sekadar kejutan lagi atas manuver-manuvernya bursa transfer maupun pertandingan pra-musim 2017/2018.

Manuver-manuver dua kesebelasan asal Milan itulah yang membuat peta kekuatan Serie-A musim ini akan kembali berubah. Tapi Atalanta tetap akan kembali memberikan kejutannya pada Serie-A 2017/2018 bersama dengan Napoli dan SS Lazio. Khusus Napoli, ada esensi lain mengapa kesebelasan peringkat tiga musim lalu itu masuk ke dalam kategori kesebelasan kejutan musim ini. Sebelum mempertanyakan dan mengerenyitkan dahi, mari pahami dulu analisis tiga kesebelasan kejutan Serie-A 2017/2018 tersebut.

Atalanta

Atalanta sudah memberikan kejutannya sejak musim lalu. Tidak ada yang memperkirakan bahwa Atalanta bisa mengakhiri Serie-A 2016/2017 di peringkat empat klasemen akhir sehingga berhak tampil di Liga Europa musim ini. Apakah kejutan Atlanta akan berakhir? Tampaknya tidak. Satu hal yang membuat Atalanta tetap akan memberikan kejutan pada musim ini karena masih dilatih Gian Piero Gasperini. Kepelatihannya adalah alasan utama mengapa Atalanta tidak perlu khawatir dengan musim mendatang.

Ketika Andrea Conti dan Franck Kessie memutuskan pergi ke Milan pada bursa transfer musim panas ini, kekuatan Atalanta diragukan lagi. Memang bahwa kepergian dua pemain itu merupakan imbas dari kejutan Atalanta selama musim lalu. Tapi perlu diingat bahwa Atalanta sudah kehilangan pemain pentingnya sejak Januari 2017 ketika Roberto Gagliardini hengkang menuju Inter. Nyatanya kesebelasan berjuluk La Dea itu tetap kuat sampai akhir musim walau tanpa Gagliardini.

Hasil itu membuktikan bahwa Gasperini bisa tetap berjuang walau ditinggalkan satu atau dua pemain pentingnya. Kepergian Gagliardini di lini tengah pada waktu itu bisa digantikan Remo Freuler. Begitu pun dengan kepergian Conti maupun Kessie yang bisa digantikan pemain lain. Posisi Conti di bek kanan bisa digantikan Timothy Castagne yang didatangkan dari KRC Genk. Sementara kembalinya Marten de Roon dari Middlesbrough akan menambal kekosongan yang ditinggalkan Kessie di lini tengah.

Kekuatan Atalanta pun ditambah dengan kedatangan-kedatangan pemain-pemain lain seperti Josip Ilicic dari Fiorentina. Hasilnya pun cukup nyata karena Atalanta tidak terkalahkan dalam enam pertandingan pra-musim. Atalanta cuma ditahan imbang satu kali saat menjamu Novara. Sisanya diselesaikan dengan kemenangan termasuk ketika bertandang ke Borussia Dortmund dan Valencia.

Hanya saja pertandingan pertama mereka di Serie-A 2017/2018 cukup berat karena didatangi AS Roma di Stadion Atleti Azzurri. Namun Atalanta belum pernah kalah dalam tiga pertemuan terakhir di Serie-A. Atas keberadaan Gasperini dan strategi transfer, Atalanta akan tetap menjadi kejutan pada musim ini. Bahkan bisa saja mereka tidak hanya mengejutkan zona Eropa atau papan tengah, tapi Atalanta bisa mengancam papan atas musim depan.

Napoli

Ada esensi tersendiri mengapa Napoli masuk ke dalam kategori kesebelasan kejutan. Padahal kesebelasan berjuluk Partenopei itu duduk di peringkat tiga klasemen akhir musim lalu. Napoli pun selalu berada di area tiga besar klasemen akhir Serie-A dalam dua musim terakhir. Alasan Napoli masuk ke dalam kategori kesebelasan kejutan musim ini karena kalah pamor dengan dua kesebelasan dari Milan atas manuver pra-musimnya.

Persepsi itu tidak lepas dari aktivitas transfer Napoli yang cuma merekrut Adam Ounas (Gironins Bordeaux) dan Mario Rui (AS Roma). Bisa dibilang bursa transfer Napoli saat ini paling irit dibanding kesebelasan-kesebelasan besar lainnya. Sebagian besar dana transfer justru diberikan untuk mempermanenkan Marko Rog dan Nikola Maksimovic. Pergerakan hemat ini wajar karena Napoli sudah jor-joran pada bursa transfer musim panas tahun lalu.

Pada bursa transfer musim lalu, Napoli sampai mengeluarkan uang sekitar 97 juta euro. Dana besar itu tidak lepas dari hasil penjualan Gonzalo Higuain ke Juventus seharga 90 juta euro dan ditambah pemain-pemain lainnya. Sementara pada bursa transfer musim panas ini, hanya setengahnya dari total pengeluaran musim lalu. Maka dari itulah muncul berbagai esensi Napoli sebagai kejutan Serie-A 2017/2018 dari skuat saat ini.

Skuat sekarang akan menjadi spekulasi apakah Napoli bisa tetap bertengger di area tiga besar klasemen akhir atau justru terperosok ke papan tengah. Atau justru menggeser dominasi Juventus dalam perebutan scudetto? Kejutan-kejutan seperti itulah yang membuat perjalanan Napoli pada musim ini sangat dinantikan. Hal itulah yang membuat prediksi Napoli sebagai kesebelasan kejutan sama seperti Atletico Madrid pada kompetisi La Liga.

Di sisi lain, Napoli sendiri sudah bisa menunjukkan bahwa minimnya transfer tidak membuat mereka kehilangan kekuatannya. Hal tersebut bisa dilihat dari rangkaian pra-musim yang cuma kalah satu kali dari delapan pertandingan. Catatan bagus itu tidak lepas dari kekompakan skuatnya karena tidak banyak berubah atas bertahannya seluruh pemain penting Napoli musim lalu. Walau tidak menutup kemungkinan bisa menjadi bumerang karena permainan Napoli lebih mudah dibaca lawan pada suatu pertandingan nanti.

SS Lazio

Belum juga Serie-A 2017/2018 dimulai, SS Lazio sudah memberikan kejutan dengan mengalahkan Juventus pada pertandingan Piala Super Italia 2017. Tapi sebenarnya bisa dikatakan wajar karena Lazio menjalani ajang pra-musim dengan baik dengan menyapu bersih empat pertandingan dengan kemenangan.

Ada dua faktor mengapa kesebelasan berjuluk Le Aquile diyakini menjadi kesebelasan kejutan pada musim ini. Pertama adalah keputusan Lazio tetap mempercayakan Simone Inzaghi sebagai pelatih kesebelasan tersebut. Dilatih Inzaghi, Lazio berhasil meraih tiket Liga Eropa musim ini karena mengantarkan kesebelasan besutannya di peringkat lima klasemen akhir Serie-A 2016/2017.

Faktor kedua adalah tetap bertahannya sebagian besar pemain andalan Inzaghi selama musim lalu. Meski Lucas Biglia pergi ke Milan, Felipe Anderson, Senad Lulic, Sergej Milikovic-Savic, Ciro Immobile dan Balde Keita tetap bertahan untuk mengarungi musim ini dengan Inzaghi. Kepergian Biglia pun tidak terlalu berlarut-larut karena menggantikan penggantinya yang lebih segar atas kedatangan Lucas Leiva dari Liverpool. Selain Lucas, Lazio juga mendatangkan Adam Marusic (KV Oostende), Felipe Caicedo (Espanyol) dan lainnya.

Lazio pun langsung mendapatkan makanan empuk pada laga pembuka Serie-A 2017/2018 dengan menghadapi SPAL yang baru promosi. Kemudian Lazio akan mengunjungi Chievo Verona pada laga berikutnya. Lawan berat baru akan terjadi pada pertandingan giornata ke-3 ketika menjamu Milan di Stadion Olimpico. Setidaknya dua pertandingan awal akan menjadi motivasi awal bagi Lazio untuk memberikan kejutan ke papan atas Serie-A musim ini.

Komentar