Membedah Taktik Unik Marcelo Bielsa di Leeds United

Taktik

by 60357

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Membedah Taktik Unik Marcelo Bielsa di Leeds United

Leeds United kembali ke Premier League. Tidak banyak tim promosi menjadi perbincangan hangat seperti Leeds pada musim 2020/21 ini. Penyebabnya bukan hanya sejarah klub, tetapi juga sang pelatih kepala: Marcelo Bielsa.

Bielsa merupakan pelatih yang gila ? dalam berbagai makna. Salah satunya dari segi taktik. Pembahasan mengenai taktik Leeds ketika mereka masih di Championship tidak asing ditemui. Pada laga perdana menghadapi juara bertahan Premier League, Liverpool, Leeds takluk 3-4 di Anfield namun taktik pelatih asal Argentina itu mencuri perhatian.

Fondasi utama taktik Bielsa ialah pergerakan konstan dan tak kenal lelah ketika bertahan maupun menyerang. Ketika bertahan, Leeds menerapkan sistem man-to-man yang cukup radikal. Setelah memegang bola, para pemain Leeds tidak akan berhenti berlari dan mencoba membuat peluang dari berbagai skema.

Serangan

Leeds kerap mencoba membangun serangan secara konstruktif dari bawah. Kalvin Phillips sebagai gelandang bertahan memberi opsi progresi lewat tengah namun dua gelandang Leeds lainnya berada di area yang tinggi. Terlihat diskoneksi antar lini namun jika melihat hal ini terjadi sepanjang pertandingan, diskoneksi ini tampak sengaja dilakukan.

Mereka tidak bermain kaki ke kaki dari area rendah hingga sepertiga akhir lapangan. Leeds hanya memancing lawan melakukan pressing dan mencoba progresi ke Phillips. Jika Phillips dibiarkan, ia bisa berbahaya karena memiliki akurasi umpan lambung yang baik. Gol pertama Leeds yang dicetak melalui aksi individu Jack Harrison berawal dari umpan lambung Phillips.

Usai gol terjadi, Liverpool merapikan high pressing mereka. Roberto Firmino melakukan cover shadow terhadap Phillips sehingga jalur progresi terputus. Leeds bukan tanpa solusi, mereka melepaskan umpan lambung langsung ke depan. Pada kondisi ini, peran dua gelandang Leeds cukup krusial. Posisi Pablo Hernandez dan Mateusz Klich yang tinggi membuat mereka lebih mudah merebut bola kedua.



Pada pertandingan ini, Leeds menguasai bola lebih banyak dengan 52% penguasaan bola. Tapi bukan berarti Leeds membangun serangan dengan sabar. Mereka sebenarnya bermain cepat ke depan.

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, pemain Leeds tidak berhenti berlari. Pergerakan konstan ini memiliki berbagai fungsi yaitu lawan terpancing keluar dari zona, opsi umpan yang selalu ada, membuat situasi menang jumlah, dan menyerang ruang di belakang lini terakhir Liverpool.

Pemain Leeds selalu melakukan pergerakan hingga keluar dari posisi aslinya. Gagasan ini efektif dalam memecah formasi pertahanan Liverpool, terutama duet bek tengah yang kerap terpancing keluar dari posisi sehingga ruang tercipta. Pada proses gol Patrick Bamford, Joe Gomez terpancing jauh dari garis pertahanan. Gol memang terjadi karena kesalahan Virgil Van Dijk namun hal ini efektif dalam membuat bek Liverpool tidak berada dalam satu garis.

Link Streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Permainan kombinasi Leeds juga didasari oleh pergerakan aktif para pemain. Contohnya pada momen ini ketika Leeds melakukan skema third man run. Hernandez melakukan give and go sehingga sulit terkawal pemain Liverpool. Setelah mendapatkan bola dari Klich, Harrison melepaskan umpan terobosan ke Hernandez. Meski gagal menjadi peluang, skema ini terbukti berhasil menembus pertahanan Liverpool.

Selain itu, pergerakan pemain Leeds membuat mereka memiliki banyak opsi ketika mencapai sepertiga akhir lapangan. Hampir selalu ada lima pemain ketika mereka mencapai sepertiga akhir lapangan. Hasilnya adalah gol Klich yang berawal dari umpan silang Helder Costa. Semakin banyak opsi maka semakin sulit lawan dalam melakukan penjagaan.

Pertahanan

Leeds menerapkan sistem man-to-man yang radikal. Pemain tidak takut keluar dari posisi ketika orang yang dijaga bergerak ke sisi berbeda. Taktik ini berisiko tinggi namun hasilnya bisa sepadan jika dieksekusi dengan baik.

Dua momen di bawah menjadi contoh orientasi man-to-man Leeds yang radikal. Stuart Dallas sebagai bek kiri terus mengikuti Salah hingga area tengah. Ketika situasi lemparan ke dalam, Robin Koch yang berposisi sebagai bek tengah menjaga Firmino hingga sepertiga tengah lapangan.

Melawan tim dengan kualitas individu luar biasa seperti Liverpool, cukup naif Leeds tetap melakukan ini. Pemain Leeds kerap menghadapi situasi 1v1 melawan Sadio Mane atau Mo Salah, situasi yang umumnya sangat dihindari oleh tim mana pun. Hasilya, Mane mencatatkan lima dribel dan Salah menorehkan tujuh dribel. Menarik dinanti bagaimana cara tim papan tengah mencari solusi dari sistem pertahanan Leeds ini.

Sistem man-to-man menjaga pemain lawan dengan baik tapi tidak menjaga zona. Banyak ruang tercipta yang berhasil diakses Liverpool, terutama ruang di belakang lini pertahanan Leeds yang ditembus melalui umpan terobosan diagonal. Liverpool berhasil menciptakan banyak peluang meski gagal dimanfaatkan menjadi gol. Total Liverpool membuat 22 tembakan.

Selain sistem man-to-man, cara bertahan Leeds lainnya yang mencuri perhatian adalah intensitas tinggi ketika pressing. Organisasi pressing mereka terlihat tidak rapi seperti Manchester City atau Liverpool, namun intensitas tinggi tetap menyulitkan lawan. Determinasi tinggi dan tak kenal lelah dalam berlari membuat Leeds berhasil mencatatkan 34 tekel sukses dari total percobaan 53 tekel pada pertandingan ini.

Highlights pertandingan Liverpool vs Leeds

Jika menghadapi lawan dengan kualitas jauh di bawah Liverpool, taktik ini bisa sangat menyulitkan sekaligus melelahkan bagi lawan. Situasi ini bukan situasi yang lazim terjadi pada sepakbola modern tapi Leeds berhasil membuktikan bahwa taktik ini bisa digunakan. Lawan yang tidak memiliki kualitas serangan yang baik akan sulit mencari solusi ketika menghadapi sistem pertahanan Leeds.

Link Streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Transisi

Counter press menjadi pilihan utama Leeds ketika kehilangan bola. Tapi jika lawan berhasil mengatasi pressing Leeds dengan baik, mereka akan kembali mengorganisasi pertahanan.

Leeds cukup rentan pada fase ini karena pergerakan aktif pemainnya ketika menyerang. Alhasil, Leeds kerap kekurangan personil ketika diserang balik, terlebih trio lini depan Liverpool sangat luar biasa dalam melakukan kombinasi. Liverpool memiliki situasi 2v1 ketika melakukan serangan balik meski gagal dimaksimalkan menjadi gol.

Ketika berhasil merebut bola, Leeds coba melakukan serangan balik. Pemain Leeds siap membantu serangan dengan cepat sehingga jumlah pemain di depan cukup banyak. Target serangan balik mereka adalah umpan terobosan ke belakang lini pertahanan lawan.

Link Streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Set Piece

Situasi set-piece berkontribusi pada tiga dari empat gol yang dicetak Liverpool. Gol kedua Liverpool dicetak oleh Van Dijk dari situasi sepak pojok. Leeds gagal mengantisipasi mekanisme blocking Liverpool yang membuat Van Dijk tidak terkawal dan memiliki ruang untuk free header.

https://twitter.com/dzikrylzs/status/1304835444425678850">

Leeds juga terlalu fokus pada bola sehingga situasi bola kedua tidak terkontrol. Gol ketiga Liverpool melalui sepakan voli Salah tercipta dari situasi ini. Seluruh pemain Leeds fokus pada bola sehingga Salah memiliki ruang untuk melepaskan tembakan. Sepakan Salah memang luar biasa dan tidak banyak pemain yang bisa melakukan voli seperti itu, namun Leeds tetap harus mengantisipasi situasi bola kedua dengan baik.

Gol penentu kemenangan Liverpool juga berawal dari sepak pojok. Phillips gagal menyapu bola dengan sempurna sehingga bola masih berada di dalam kotak penalti Leeds. Semua pemain Leeds terpaku dengan bola, tidak ada yang mengantisipasi bola kedua. Fabinho mendapatkan bola kedua sebelum Rodrigo melakukan pelanggaran.

Situasi set-piece tidak bisa disepelekan. Musim lalu, 21% dari total gol seluruh tim Premier League dicetak melalui situasi bola mati. Leeds memang memiliki masalah ketika bertahan pada situasi bola mati. Musim lalu, Leeds menjadi tim paling sedikit kebobolan dengan 35 gol dari 46 pertandingan Championship. Catatan itu bisa jauh lebih baik andai Leeds mampu mencegah lawan mencetak gol melalui bola mati. 12 dari 35 gol yang bersarang ke gawang Leeds tercipta melalui bola mati.

*

Meski berstatus sebagai tim promosi, Leeds membuktikan bahwa mereka tidak bisa diremehkan. Taktik yang mengejutkan dan determinasi tinggi berhasil membuat sang juara bertahan kerepotan. Jika Leeds mampu bertahan lebih baik pada situasi bola mati, mereka bisa saja mencuri poin di Anfield.

Pergerakan konstan yang menjadi basis serangan Leeds berbuah tiga gol ke gawang Liverpool. Sebuah pertanda bahwa tim dengan sejumlah pemain bintang di area pertahanan pun kesulitan menghadapi serangan Leeds. Bukan tidak mungkin Leeds sesekali bisa membantai tim dengan pertahanan yang rapuh.

Meski Liverpool gagal cetak gol dari situasi open play, Liverpool tetap memiliki banyak peluang karena sistem man-to-man Leeds memberikan banyak ruang. Bielsa perlu mengontrol risiko ini dengan lebih baik, terutama ketika menghadapi tim dengan serangan yang berkualitas. Leeds bisa menjadi kuda hitam jika mampu mengantisipasi hal ini dengan baik.

Seluruh pertandingan Liga Primer Inggris 2020/21 disiarkan secara langsung di Mola TV. Klik link berikut ini untuk menyaksikan Liga Primer Inggris 2020/21 di Mola TV.

Link Streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Komentar