Mendalami Variasi Susunan Pemain dan Cara Bermain Chelsea Musim 20/21

Taktik

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mendalami Variasi Susunan Pemain dan Cara Bermain Chelsea Musim 20/21

Premier League akan segera dimulai pada 12 September mendatang. Tim Premier League telah menjalani fase pra-musim singkat di masa pandemi. Bursa transfer juga sudah berjalan dan masih dibuka hingga 5 Oktober nanti. Berbicara mengenai transfer Premier League, Chelsea sangat mencuri perhatian karena aktivitas transfer yang tinggi.

Hingga kini, Chelsea telah mendatangkan enam pemain untuk tim utama. Hakim Ziyech, Timo Werner, Ben Chilwell, Malang Sarr, Thiago Silva, dan Kai Havertz menjadi nama baru di Stamford Bridge. Selain Sarr yang kemungkinan akan dipinjamkan, lima nama lainnya diproyeksikan mengisi tim utama asuhan Frank Lampard.

Werner, Havertz, dan Ziyech menaikkan kualitas lini depan Chelsea yang sebelumnya dihuni pemain tua yaitu Willian dan Pedro. Kelemahan di pos bek kiri akan ditambah Chilwell. Sementara Silva diharapkan bisa menjadi pemimpin di lini belakang Chelsea sehingga koordinasi lebih baik.

VIDEO: Kilas balik Chelsea vs Brighton tahun 2019



Masing-masing pemain baru memiliki kemampuan yang diharapkan bisa menyelesaikan beberapa masalah Chelsea pada musim pertama Lampard. The Blues benar-benar meningkatkan kualitas di berbagai lini. Tak hanya meningkatkan kualitas, penggawa anyar Chelsea juga dapat memberikan variasi taktik untuk Lampard.

Lampard memiliki banyak opsi tak hanya dari segi formasi, perbedaan tipe pemain juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai gaya bermain. Contohnya ia memiliki Werner sebagai striker modern dengan mobilitas tinggi namun Tammy Abraham dan Olivier Giroud sebagai nomor sembilan klasik tak bisa dilupakan. Mari membahas variasi satu per satu variasi Chelsea mulai dari susunan pemain, cara bermain, hingga alternatif pemain lama.

Link Streaming Liga Primer Inggris musim 2020/21

4-3-3 Asimetri

Asimetri yang dimaksud dalam formasi 4-3-3 ini adalah pergerakan pemain ketika fase menyerang. Chilwell sebagai fullback modern dapat melakukan overlap ke sisi sayap untuk memperluas area permainan. Christian Pulisic bisa menusuk dari kiri seperti yang ia lakukan pada akhir musim 2019/20. Pemain terbaik Chelsea musim lalu, Mateo Kovacic akan membentuk segitiga untuk memperlancar progresi dari sisi kiri. Chilwell bisa melepaskan umpan silang karena ada Havertz di sisi kanan yang bisa coming late ke kotak penalti lawan.

Berbeda dengan sisi kanan di mana Reece James sebagai fullback bisa berperan sebagai inverted fullback. Ia tidak akan naik ke sisi sayap seperti Chilwell, melainkan masuk ke dalam untuk membentuk tiga gelandang dengan Kovacic dan N’golo Kante. James bisa memotong serangan balik lawan dari area yang tinggi sehingga Chelsea bisa melakukan counter press dengan cepat.

Pergerakan ini akan membuat Havertz bisa mengeksploitasi half space kanan di sepertiga akhir lapangan. Sementara Ziyech dapat bermain melebar dan melepaskan umpan silang inswing ke kotak penalti. Rotasi juga bisa dilakukan kedua pemain dengan kreativitas tinggi tersebut.

Bantuan juga datang dari Werner yang kerap turun. Ketika pergerakan ini terjadi, Havertz bisa naik sejajar dengan garis pertahanan lawan untuk memperpanjang area permainan dan menahan lini terakhir lawan agar tidak naik. Serangan Chelsea bisa sangat cair.

Ketika tidak memegang bola, Chelsea bisa tetap melakukan high pressing. Bahkan dengan intensitas yang lebih tinggi dengan Werner, Havertz, dan Ziyech. Ketiga pemain tersebut tidak asing dengan gaya bertahan proaktif karena klub sebelumnya menerapkan taktik serupa. Jika lawan berhasil progresi, penyerang sayap bisa turun membentuk formasi 4-1-4-1 untuk mempersempit ruang bagi lawan.

Skema ini bisa dilakukan jika Lampard berani mengganti kapten Cesar Azpilicueta di posisi fullback kanan. Jika Azpi yang bermain, maka asimetri tidak akan terbentuk karena pemain asal Spanyol itu tidak dapat berperan sebagai inverted fullback. Lampard harus menemukan sosok pemimpin lain jika Azpi tidak bermain. Kante bisa dipercaya mengenakan ban kapten namun komando lini pertahanan bisa diberikan ke Thiago Silva, jika ia bisa dengan cepat fasih berbahasa Inggris.

Link Streaming Liga Primer Inggris musim 2020/21

4-2-3-1

Formasi ini bisa dikatakan sebagai formasi yang paling memfasilitasi Havertz. Peran pemain 21 tahun itu sebagai nomor 10 membuat ia bisa membantu kedua sisi serangan, tidak seperti formasi sebelumnya di mana ia lebih fokus di sisi kanan. Havertz dapat membantu serangan dari area yang cukup rendah atau naik ke arah kanan untuk melakukan rotasi dengan Ziyech.

Arah overlap kedua fullback ialah ke sisi sayap. Double pivot Kovacic dan Kante mengatur ritme serangan dari lini tengah. Tantangannya adalah transisi negatif Chelsea tidak mudah karena personil yang tidak banyak.

Di atas kertas, formasi dan taktik ini cocok digunakan melawan tim yang bertahan dengan blok rendah. Havertz bisa mendobrak pertahanan rapat lawan dengan kebebasan yang ia miliki. Ia bisa turun untuk membangun serangan dari lini tengah atau berusaha mengeksploitasi ruang antar lini.

Melawan tim dengan pertahanan blok rendah dan rapat, ruang umumnya tercipta di sayap. Chelsea bisa melakukan banyak umpan silang ketika menghadapi tim seperti itu. Havertz bisa berperan besar dalam skema ini. Postur 189 cm dan positioning yang baik bisa dioptimalkan untuk membuat peluang dari umpan silang.

Pada fase bertahan, Chelsea tetap bisa melakukan high pressing seperti sebelumnya. Terdapat sedikit perbedaan bentuk ketika lawan progresi. Chelsea secara natural akan membentuk 4-4-1-1 ketika bertahan.

Azpi bisa tetap digunakan sebagai bek kanan sehingga Lampard tidak kehilangan sosok kapten di lapangan. Namun pekerjaan rumah yang paling rumit adalah serangan balik lawan dan bentuk pertahanan. Chelsea tentu tidak ingin kebobolan 54 gol seperti musim lalu.

3-4-3

Formasi ini bisa digunakan Lampard untuk memberi ekstra pemain di lini belakang. Musim lalu Lampard beberapa kali menerapkan formasi ini melawan tim besar dengan kualitas serangan yang tinggi. Salah satu contohnya adalah semi final Piala FA di mana Chelsea sukses mengalahkan Manchester United dengan skor 3-1.

Ekstra pemain di belakang berarti Lampard harus mengorbankan pemain di lini depan. Salah satu dari Pulisic, Werner, Havertz, atau Ziyech tidak akan bermain. Jika Pulisic yang dikorbankan, maka Werner dapat digeser ke kiri dan Havertz berperan sebagai false nine. Formasi ini bisa mereplika peran Werner di RB Leipzig di mana ia tidak bermain sebagai nomor sembilan. Ia memiliki tandem striker klasik dalam diri Yussuf Poulsen.

Ziyech bisa diberi kebebasan tinggi untuk berkreasi. Sementara Azpi sebagai bek tengah sisi kanan dapat menjadi overlapping center back. Ia akan melakukan overlap untuk membuat situasi menang jumlah di sisi kanan dan melakukan umpan silang dari area yang rendah. Havertz dan Werner menjadi target.

Tanpa bola, kedua wingback turun sehingga membentuk 5-2-3 atau 5-4-1 jika penyerang sayap turun. Di atas kertas, pertahanan Chelsea akan lebih rapat. Tapi pertahanan tentu saja bukan hanya soal bentuk dan jumlah pemain, tapi komunikasi dan kedisiplinan.

Link Streaming Liga Primer Inggris musim 2020/21

*

Gaya menyerang Chelsea akan berubah jika Werner digunakan sebagai striker tunggal, tidak peduli formasi apa yang diterapkan. Musim lalu ketika Abraham atau Giroud bermain sebagai striker, Chelsea bisa membangun serangan dari bawah hanya untuk memancing lawan naik sebelum mengirim umpan lambung ke target man.

Postur 180 cm Werner tidak memungkinkan pemain 24 tahun itu berperan sebagai pemantul bola. Ia lebih baik terlibat dalam serangan lewat bola datar. Artinya, pressing resistance Chelsea harus lebih tinggi karena mereka akan banyak kehilangan bola jika memberi umpan lambung ke Werner.

Sebaliknya, keberadaan Abraham dan Giroud bisa memberi variasi bagi Lampard jika lawan berhasil mematikan Werner. Pergantian pemain bisa menjadi kunci pergantian skema, kembali menggunakan pemantul bola untuk serangan yang lebih direct.

Di lini tengah, Jorginho bisa menjadi opsi sebagai penyambung lini belakang dan lini tengah. Namun jika Kovacic atau Kante dikorbankan, maka Chelsea lebih rentan terkena serangan balik lawan karena Jorginho lebih lambat.

Variasi serangan beragam tetap sulit memberikan hasil jika Chelsea tidak berbenah di area pertahanan. Organisasi pertahanan tetap perlu peningkatan. Opsi lain ialah Chelsea bisa menerapkan ‘pertahanan terbaik adalah menyerang’ dengan kualitas tinggi di area serangan.

Keberadaan Thiago Silva juga dapat menjadi kunci. Kelemahan pertahanan Chelsea musim lalu bukan hanya serangan balik, melainkan komunikasi dan organisasi sehingga Chelsea kerap kebobolan tidak perlu. Contohnya seperti terdapat pemain yang tidak terjaga ketika situasi umpan silang atau bek yang ball-watching.

Soal transisi, Chelsea harus lebih fokus meningkatkan organisasi, bukan kecepatan. Pemain muda energik musim lalu memiliki determinasi tinggi pada fase transisi. Permasalahannya adalah mereka kurang sinkron. Terdapat pemain yang reorganisasi pertahanan ketika sejumlah pemain lain melakukan counter-press. Ruang otomatis tercipta dan bisa dimanfaatkan oleh lawan.

Penambahan pemain baru membuat Chelsea memiliki kedalaman skuat yang cukup baik. Mason Mount, Ross Barkley, dan Ruben Loftus-Cheek memberi kedalaman skuat di lini tengah. Sementara Callum Hudson-Odoi dapat menjadi pelapis bagi penyerang utama. Begitu pula dengan lini pertahanan. Chelsea masih memiliki Andreas Christensen dan Kurt Zouma sebagai bek tengah.

Selain itu, bukan tak mungkin Chelsea menambah pemain baru. Direktur klub sekaligus tangan kanan Roman Abramovich di Inggris, Marina Granovskaia dikabarkan tengah dalam proses negosiasi kiper Rennes Edouard Mendy. Kepa Arrizabalaga harus meningkatkan performanya jika ia tidak ingin kehilangan tempat. Declan Rice juga masuk dalam target selanjutnya. Gelandang bertahan West Ham itu dapat menjadi pelapis yang cukup sepadan bagi Kante karena kualitas bertahan yang baik.

*

Variasi dan kualitas bukan menjadi jaminan Chelsea akan sukses dalam waktu dekat. Pemain baru jelas perlu beradaptasi dengan lingkungan dan tekanan di London Barat. Man management Lampard juga akan diuji bagaimana ia tidak boleh melupakan pemain muda yang menjadi pilar musim lalu. Faktor non teknis tetap berperan besar bagi kesuksesan suatu tim.

Chelsea akan bertandang ke markas Brighton and Hove Albion pada pekan pertama Liga Primer Inggris musim 2020/21. Pertandingan ini Brighton and Hove Albion melawan Chelsea dapat Anda saksikan di Mola TV. (Klik di sini)

Komentar