Kontribusi Setiap Detik Bagi Pemain Sepakbola di Lapangan

Taktik

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kontribusi Setiap Detik Bagi Pemain Sepakbola di Lapangan

Kontribusi individu seorang pemain bukan hanya sekadar kemampuan mereka mencetak gol, membuat asis, atau menggagalkan serangan lawan. Lebih dari itu, setiap pemain bisa berkontribusi pada tiap detik pertandingan dimanapun ia berada dan dimanapun bola berada. Dikutip dari Tactical Analysis Course Barcelona Innovation Hub, sebuah lembaga riset di bawah naungan Barcelona, peran fungsional mendefinisikan fungsi pemain pada suatu kondisi tanpa bergantung dari posisi pemain itu, tapi bergantung pada kontribusi apa yang bisa ia berikan kepada timnya saat fase permainan tertentu. Peran fungsional dibagi dua yaitu peran fungsional ketika tim memegang bola atau fase menyerang dan ketika tim tidak memegang bola atau fase bertahan.

Ketika tidak memegang bola, terdapat empat peran fungsional, yaitu 1st defender, 2nd defender, 3rd defender, dan beaten player. Konsep ini penting untuk diketahui pemain agar ia tetap bisa berkontribusi meskipun jauh dari bola atau tampak tidak sedang terlibat langsung pada pertandingan. Peran fungsional ini tidak bergantung pada posisi, melainkan bergantung pada keberadaan bola dan pemain yang bersangkutan.

VIDEO: Update informasi sepakbola dunia



1st defender merupakan pemain yang berhadapan langsung dengan lawan yang memegang bola. Perannya jelas, ia tidak boleh membiarkan lawan dengan mudah melewatinya sehingga bisa melakukan penetrasi dan lebih dekat dengan gawang.

2nd defender merupakan pemain yang melakukan cover terhadap 1st defender dan menjaga pemain lawan yang menjadi opsi umpan bagi pemegang bola. Pemain yang mendapat peran ini harus menyadari bahwa ia harus bisa menutup opsi umpan sehingga bisa memperlambat serangan lawan dan juga menjadi 1st defender secepat mungkin jika lawan yang memegang bola mampu melewati teman yang semula menjadi 1st defender.

3rd defender merupakan pemain yang berada cukup jauh dari bola namun ia berperan sebagai cover secara kolektif bagi 1st defender dan 2nd defender. Ia juga harus bisa menjaga defensive shape tim dan tetap mengamati lawan yang berada di sekitarnya.

Beaten player merupakan pemain yang berada di depan bola sehingga ia tidak terlibat untuk membantu tim bertahan, namun ia harus berada di posisi yang tepat untuk melakukan serangan balik. Meski tidak dapat berkontribusi secara langsung untuk bertahan, namun beaten player harus memposisikan diri dengan baik agar bisa dijangkau jika timnya berhasil mendapatkan bola.

Konsep ini menunjukkan pentingnya untuk berpikir beberapa langkah ke depan ketika bermain sepakbola. Peran beaten player menitikberatkan seorang pemain untuk tetap fokus pada pertandingan meskipun ia tidak berkontribusi secara langsung saat itu. Beaten player tentu tidak membantu pertahanan karena sudah dilewati oleh bola, namun ia harus siap untuk memperlancar transisi yang dilakukan oleh timnya setelah merebut bola.

Contoh buruk terlihat pada gambar di atas. Kondisi tersebut berawal dari serangan PSM Makassar (baju putih) yang gagal dan Persita Tangerang (baju ungu) langsung melancarkan serangan balik. Hingga bola sudah berada di dekat kotak penalti PSM, terdapat dua pemain PSM yang masih berada di kotak penalti Persita, bahkan di belakang Annas Fitrianto, kiper Persita. Mereka merupakan beaten player karena berada di daerah yang lebih tinggi dari bola sehingga tidak membantu pertahanan, namun tidak berfungsi dengan baik karena tidak dapat berkontribusi jika sewaktu-waktu PSM merebut bola dan melancarkan serangan balik.

Contoh baik diperlihatkan oleh Jamie Vardy pada 9 November 2019 lalu pada kemenangan 2-0 Leicester atas Arsenal. Ketika David Luiz memulai serangan Arsenal, Vardy berada di belakang David Luiz sehingga ia tidak membantu Leicester dalam bertahan. Tapi striker 33 tahun itu aktif memposisikan diri di antara David Luiz dan dua bek tengah Arsenal sehingga jika The Foxes mampu merebut bola, ia berada pada posisi yang baik untuk serangan balik.

Benar saja, umpan David Luiz yang tidak akurat mampu dipotong oleh Youri Tielemans dan ia langsung memberikan bola ke Vardy yang memiliki ruang luas. Cerita akan berbeda jika Vardy terlalu dekat dengan bek tengah Arsenal sehingga Rob Holding atau Calum Chambers mungkin akan menutup Vardy sehingga tidak bisa menjadi opsi umpan Tielemans dan memperlambat transisi Leicester.

Tidak hanya saat bertahan, ketika tim memegang bola juga ada peran fungsional yang harus dijalankan setiap pemain. Terdapat lima peran fungsional saat menyerang yaitu possessor, direct receiver, indirect receiver, engager, compensator. Peran fungsional ini memberi pemahaman kepada pemain agar mereka selalu aktif berkontribusi meskipun tidak terlibat secara langsung terhadap permainan atau jauh dari bola. Peran fungsional ini bergantung pada keberadaan bola dan pemain yang bersangkutan, bukan pada posisi tempat pemain dipasang.

Possessor merupakan pemain yang memegang bola. Perannya jelas, ia tidak boleh membiarkan lawan dengan mudah merebut bola. Terlepas dari aksi yang akan ia lakukan seperti mengumpan atau dribel, ia harus bisa menjaga bola agar tetap berada dalam penguasaan tim sehingga tim bisa mencetak gol.

Direct receiver merupakan pemain yang berada di dekat possessor dan dapat menjadi opsi umpan secara langsung. Pemain ini biasanya berada di dekat possessor. Seorang pemain yang berperan sebagai direct receiver harus memposisikan diri dengan baik agar terjangkau oleh possessor dan meminimalisir risiko bola terpotong oleh lawan.

Indirect receiver merupakan pemain yang tidak bisa dijangkau oleh possessor secara langsung, tapi ia bisa terlibat setelah bola mengalir. Dalam kata lain, indirect receiver merupakan direct receiver dari seorang direct receiver. Seorang indirect receiver harus tetap aktif bergerak agar bola terus mengalir setelah possessor mengumpan ke direct receiver.

Engager merupakan pemain yang bisa menahan tekanan lawan. Fungsi seorang engager adalah membeli waktu untuk possessor dengan cara memposisikan diri agar lawan yang mengejar bola harus menghindar terlebih dahulu dari engager. Meski terlihat sepele, namun peran ini dapat membantu possessor agar bisa mencari opsi terbaik.

Compensator merupakan pemain yang tidak terlibat secara langsung dalam permainan, tapi harus menyeimbangkan tim jika lawan merebut bola. Meski berada jauh dari bola, compensator harus berada pada posisi yang tepat jika tim kehilangan bola sehingga bisa mengantisipasi serangan balik lawan.

Detil seperti ini mungkin tidak terlalu terlihat jelas dalam pertandingan. Namun kemenangan-kemenangan kecil pada momen kecil di pertandingan akan berpengaruh pada hasil pertandingan. Kesalahan kecil pada sepakbola dapat berimbas pada skor dan hasil pertandingan.

Contoh baik ditunjukkan oleh Marcos Alonso sebagai indirect receiver pada gol kedua Chelsea kala menghadapi Tottenham bulan Februari lalu. Mason Mount sedang menguasai bola di sisi kanan dengan Ross Barkley berperan sebagai direct receiver karena menjadi opsi umpan secara langsung. Alonso yang berada cukup jauh di kiri tidak diam, ia terus bergerak naik sehingga jika Mount memberikan bola ke Barkley, Alonso dapat menjadi opsi umpan untuk Barkley supaya serangan tetap mengalir atau bahkan bisa membahayakan gawang Tottenham.


Mount memang memberikan bola ke Barkley dan mantan gelandang Everton itu langsung memberikan bola ke Alonso yang memiliki ruang cukup besar. Bek kiri asal Spanyol itu tidak ragu untuk melepaskan tendangan first time yang tidak mampu dihalau oleh Hugo Lloris. Bayangkan jika Alonso tidak bergerak ketika bola masih berada di Mount, mungkin ia tidak akan menciptakan gol karena berada terlalu jauh dari gawang Tottenham. Hal detil seperti itu akhirnya berbuah skor dan berbuah kemenangan Chelsea.


Contoh buruk diperlihatkan timnas Nigeria kala menghadapi Argentina pada Piala Dunia 2018 lalu. Kala itu Nigeria tengah membangun serangan dari tengah lapangan dengan seluruh pemain Argentina berada di area pertahanan sendiri. Bek kiri Nigeria berperan sebagai compensator karena tidak terlibat pada permainan. Seharusnya ia bisa menyesuaikan posisinya agar Lionel Messi tidak bebas jika Nigeria kehilangan bola.


Nigeria akhirnya kehilangan bola. Ever Banega yang mendapatkan bola lalu memberikan umpan lambung ke Messi yang berhasil menemukan ruang di antara bek tengah dan bek kiri Nigeria. Bintang Barcelona itu akhirnya sukses mencetak gol dan Argentina memenangkan pertandingan. Hasilnya mungkin berbeda jika bek kiri Nigeria berada tidak jauh dari Messi ketika Nigeria masih menguasai bola sehingga ia bisa recover dengan cepat dan menutup ruang bagi Messi untuk mendapatkan umpan terobosan.

Komentar