Man United di Antara Mané atau Anderson

Taktik

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Man United di Antara Mané atau Anderson

Pada November lalu Louis van Gaal pernah menyatakan bahwa Manchester United masih membutuhkan seorang pemain sayap cepat untuk mengakomodasi gaya bermain yang ia inginkan di kesebelasannya. Terhitung sejak Tahun Baru 2016, pastinya sudah banyak media yang menagih pernyataan Van Gaal tersebut.

Seperti yang sudah kami analisis pada tulisan sebelumnya, United memang selalu dihubungkan dengan penyerang baru. Bagaimana tidak? Mereka sudah dicap membosankan dan kesulitan untuk membobol gawang lawan-lawan mereka.

Kita harus paham dan hapal, bahwa sepakbola dan gol tidak bisa dipisahkan. Sementara gol sudah identik dengan penyerang. Namun, menjawab masalah paceklik gol United dengan membeli penyerang baru sepertinya menjadi solusi yang paling praktis, karena kami tidak menyebut itu solusi yang tepat ataupun tidak tepat.

Saat ini United hanya memiliki empat penyerang, yaitu kapten Wayne Rooney, Anthony Martial, Marcus Rashford yang masih muda, dan William Keane yang baru pulang dari masa peminjamannya.

Sementara nama James Wilson juga masih ada di daftar pemain yang dipinjamkan oleh United, yaitu ke Brighton & Hove Albion.

Sejalan dengan gosip-gosip yang beredar, United juga dihubungkan dengan Sadio Mané dari Southampton dan Felipe Anderson dari SS Lazio. Keduanya bisa dibilang ada antara posisi penyerang dan pemain sayap.

Satu hal yang bisa kita cari jawabannya adalah, mana yang lebih baik: Mané atau Anderson? Atau malah pemain lainnya?

Kreativitas adalah kunci kenapa United membosankan

Jujur saja, 24 gol yang "Setan Merah" cetak dari 20 pertandingan bukan lah jumlah yang sedikit. Masih ada 10 kesebelasan lagi di Liga Primer yang jumlah golnya di bawah United, meskipun tidak ada dari mereka yang posisinya lebih atas dari United.

Jika jumlah gol adalah indikasi utama dari membosankan, maka kita bisa bilang bahwa Liverpool atau AFC Bournemouth juga membosankan, dong?

Tidak, ah. Kami tidak bisa membayangkan kita bosan menonton Liverpool yang penuh pressing dan Bournemouth yang tidak peduli karena terus menyerang. Jadi, jumlah gol bukan lah indikasi membosankan, melainkan cara bermain.

Bisa jadi tiga paragraf di atas membuat kita sadar, sebenarnya United tidak membutuhkan penyerang baru. Sehingga, bisa saja Mané atau Anderson yang menjadi solusi bagi mereka.

Pada kenyataannya, Crystal Palace saja mencetak 23 gol kebanyakan bukan dari penyerang mereka. Kebosanan kita dalam menonton United lahir dari cara bermain mereka yang dinilai kurang kreatif. Jadi, hal pertama untuk memecahkan masalah United adalah dengan menghadirkan kreativitas tersebut.

Bagi yang percaya "ilmu alam", pemain yang menjadi otak kreativitas. Tapi bagi yang percaya "ilmu sosial", taktik yang menjadi otak kreativitas. Kami akan bohong jika kami menyangkal taktik Van Gaal membosankan, meskipun gaya bermain itu masalah selera.

Halaman berikutnya: Mana yang lebih baik, Mané atau Anderson?

Komentar