Sweeper-Keeper dan Evolusi Penjaga Gawang

Taktik

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Sweeper-Keeper dan Evolusi Penjaga Gawang

Kiper Membangun Serangan dari Belakang

Revolusi ini juga dilakukan oleh Louis van Gaal di tim nasional Belanda (Piala Dunia 2014) dan Manchester United. Sistem van Gaal meningkatkan kemampuan tim untuk membangun serangan dari belakang.

Jika menghadapi 4-2-3-1 atau 4-3-3, tim lawan akan mencoba menugaskan tiga pemain untuk menekan para bek tengah. Lalu jika striker dan dua pemain sayap lawan ini menekan, kedua wing-back bisa turun dan menyediakan opsi lain.

Selain itu, ini akan membuat gelandang tengah untuk turun mendukung pertahanan. Ini membuat pertahanan akan diisi oleh 5 sampai 6 pemain (2 atau 3 bek tengah, 2 wing-back, dan 1 gelandang bertahan), plus seorang kiper.

Belum lagi menghitung peranan bagaimana kiper mengalirkan bola pada wingback yang sudah berada dalam posisi siap menyerang, seperti yang bisa dilihat pada grafik Jasper Cillessen di bawah ini, saat Belanda menghadapi Spanyol di babak grup Piala Dunia 2014 lalu.

Cillesen_passes
Grafik operan Cillessen kepada wing-back (Belanda 5-1 Spanyol) - sumber: FFT Stats Zone

Cillessen beberapa kali menjadi kunci di saat para bek tengah ditekan sedemikian rupa sehingga ruang mereka untuk mengoper kepada wing-back menjadi tertutup. Jika diingat-ingat, beberapa kali kita mendapati Cillessen menerima operan dari salah satu bek tengah, kemudian agak berlama-lama menunda distribusi bola kepada wing-back.

Hal ini ia lakukan dengan harapan setidaknya satu pemain lawan akan terpancing untuk menekannya, tetapi sambil meninggalkan ruang yang kosong pula untuk jalur operan Cillessen kepada salah satu wing-back. Berisiko memang, maka dibutuhkan seorang kiper bermental tinggi.

Membangun serangan dapat dimulai dari kiper. Kiper dapat mengoper ke salah satu dari bek tengah yang pada saat transisi ini mengisi posisi yang dapat meng-cover seluruh lebar lapangan. Sebaliknya, kiper menjadi opsi operan jika pemain bertahan sudah ditutup oleh lawan pada satu sisi. Ini juga yang sering dilakukan oleh David De Gea saat ini di bawah bimbingan van Gaal.

Kombinasi Tekanan, Bola Pendek, dan Bola Panjang

Tidak bisa sembarangan memang, sweeper-keeper perlu memahami bagaimana posisi mereka akan membantu atau merugikan tim. Peckie Bonner sempat mengatakan kepada The Technician, "Kiper sudah menjadi anggota tim yang tidak terpisahkan dengan peran penting dalam membangun permainan dari belakang. Mereka tidak hanya bermain umpan-umpan pendek dengan maksud untuk memulai permainan, tetapi juga telah berkembang untuk meluncurkan bola ke depan (long ball) serta menginisiasi serangan balik."

Pada contoh lain, salah satu pengaruh besar diakui oleh Pep Guardiola di Bayern dengan berkata bahwa Arrigo Sacchi adalah pelatih yang mempengaruhinya.

Sacchi yang inovatif berpendapat bahwa jarak antara lini serang dan pertahanan harus tidak lebih dari 25 meter. Ini berarti senantiasa menuntut tim untuk bermain gemilang saat timnya diserang, yaitu dengan memungkinkan mereka untuk membuat lawan terburu-buru dengan tekanan tinggi.

Tim juga harus bisa memanfaatkan kerentanan lawan terhadap potensi serangan balik cepat dengan bola panjang. Di sini lah peran kiper, untuk meminta back-pass dari beknya dan mengirim umpan panjang ke depan.

Kecemerlangan Neuer memungkinkan Guardiola untuk memainkan tekanan tinggi yang Sacchi ajarkan dengan membuat kipernya menjadi bek tambahan. Persis seperti saat Bayern menghadapi City.

Permaianan ini datang secara alami kepada Neuer yang memang sering berlatih dengan pemain outfield sejak hari-harinya di tim muda FC Schalke 04. Bahkan ada cerita setelah satu penampilan yang mengesankan ketika ia masih muda, salah seorang penggemar terpesona dan meminta tanda tangan. Ia mengira Neuer adalah pemain baru tim Schalke. Tetapi Neuer menjawab dengan agak heran, "Saya Manuel Neuer, kiper ketiga tim Anda."

Dalam satu abad terakhir, tren sweeper-keeper memang sempat tenggelam. Namun kini kiper sedang menuju peran yang lebih dinamis yang lebih integral, taktis, dan juga psikologis ke dalam tim. Generasi Neuer ini memang sedang menikmati lebih banyak kebebasan dari para kiper pendahulunya.

Siapa tahu, jika Neuer dkk terus bermain seperti ini, ia akan mengubah pandangan kita semua terhadap peran penjaga gawang pada permainan sepakbola. Kemudian para pelatih dan pakar sepakbola mungkin akan mulai menyebut 4-3-3, 4-4-2, dan 4-2-3-1 dengan awalan angka 1.

Komentar