Sejarah Perkembangan Taktik Sepakbola di Indonesia (1940-1950)

Taktik

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sejarah Perkembangan Taktik Sepakbola di Indonesia (1940-1950)

Taukah anda formasi WM. Jika anda perhatikan jersey Arsenal musim lalu, pada pundak di belakang jersey anda akan melihat pola titik-titik bergambar WM. Ya betul, formasi WM alias 3-2-2-3 memang identik dengan Arsenal, mengingat pencipta formasi ini adalah Herbert Chapman yang merupakan pelatih Arsenal.

Formasin ini pupuler di Inggris sejak tahun 1925. Tapi tahukah anda, kapan formasi ini masuk ke Indonesia? Sulit untuk menjawab angka kepastian tahunnya. Hanya saja,WM dibawa ke Indonesia oleh Karel Fatter, pelatih klub UMS Jakarta di tahun 1940-an dan populer dipakai di Indonesia pada dekade 1950an lewat Choo Seng Que yang menerapkannya di timnas Indonesia.

WM

Lantas bagaimana sistem WM ini bekerja di Indonesia? Sebenarnya ada banyak variasi WM. Hanya saja Endang Witarsa menuturkan bahwa WM yang popular adalah WM yang menerapkan sistem memodifikasi peran pada gelandang. Lantas modifikasi terbagi jadi dua. Memodifikasi gelandang yang bertahan dan gelandang yang menyerang.

Mari kita bahas bagaimana cara kedua sistem itu bekerja.

WM defend

Kini kita bahas dulu modifikasi WM dengan memakai gelandang yang diplot untuk bertahan. Lihat grafis diatas, dua bek sayap yang biasa bermain melebar oleh pelatih akan diintruksikan bermain merapat ke tengah, mengapit poros halang yang berperan sebagai libero.

Peran dua bek ini man to man marking kepada inner lawan. Tak hanya itu mereka pun ditugasi untuk melapisi area tengah saat poros halang maju menyerang. Ketahuilah sistem ini mirip-mirip seperti sistem Pep Guardiola di Bayern dan Luis Enrique di Barcelona yang memakai pola 3-4-3 pada musim ini.

Kembali ke topik. Kini kita bahas poros halang. Dalam bertahan, posisi poros halang lazim disebut stopperspil (bek ketiga), hal ini karena posisi poros halang bukanlah seorang bek murni, dia berhak meninggalkan posisinya untuk naik ke depan.

Ada yang janggal? Sekilas peran ini mirip seperti taktik Carrick oleh Van Gaal, Javi Martinez oleh Pep dan Sergio Busquets oleh Luis Enrique. Tugas utama poros halang pada WM adalah man to man marking kepada centervoor lawan.

Lantas bagaimana sistem parkir bus era jadul ini menyerang? Jawabnya adalah inti serangan dari sistem WM bertahan terletak pada inner. Tugas seorang Inner mengambil bola ke tengah serta jadi pembagi kemana serangan akan di arahkan, ke centervoor atau penyerang sayap.

Dalam skema ini, centervoor dan penyerang sayap harus berada di depan tak boleh ikut mundur. Saat menyerang, inner tak boleh terlalu depan, area aksinya sampai depan kotak pinalti. Karena itu, seorang inner mutlak harus memiliki kemampuan tembakan jarak jauh yang akurat.

Kini kita beralih ke modifikasi gelandang menyerang.

Coba tanya kakek anda, Pernahkah dia dengar kata “spil”?. Kakek anda pasti menjawab Spil adalah bek. Tentu saja itu salah.  Spil bukanlah posisi. Spil adalah kata kerja, bukan kata benda. Mirip seperti “playmaker”. Semua posisi tentu bisa memainkan playmaker bukan?

Dalam skema WM menyerang,  peran spil sama seperti libero pada 3-5-2, posisi mereka berada di depan kiper sendirian atau jadi last man standing. Pada grafis di bawah, Spill tergambar sebagai poros halang.

WM attack

Coba bandingkan antara WM menyerang dan WM bertahan, adakah yang janggal? Coba cek dengan teliti. Akan anda temukan jika saat bertahan, mereka menutup ke tengah maka saat menyerang mereka bermain melebar ke sayap. Lucu juga kan? Ya ilustrasinya mirip seperti ini. Coba bandingkan bagaimana jadinya jika John Terry diplot sebagai fullback mirip Felipe Luis saat menyerang? Tentu saja dia akan kelabakan.

Peran mereka bertukar dengan dua gelandang yang bergeser ke tengah.Witarsa mengatakan, peran gelandang dalam WM offensife mirip seperti pada poros halang dalam sistem ortodoks – mereka bertugas menyerang dan bertahan.Sekilas jika diperhatikan peran dua gelandang ini mirip seperti poros ganda di formasi 4-2-3-1 bukan?

Jika pada sistem bertahan mengandalkan serangan balik lewat inner, maka pada sistem WM offensive inti serangan terletak pada penyerang luar. Dalam taktik ini kedua penyerang sayap diitruksikan tak memberi banyak voorzet (crossing) ke depan gawang. Tugas mereka melakukan cutting inside ke dalam kotak pinalti.Baik dengan bola ataupun tanpa bola.

Mungkin dari sini cikal bakal menyerang dari flank di Indonesia di mulai.  Di dekade 50-an, nama-nama seperti Ramang, Jusron dan Aang Witarsa adalah pemain tipe flank yang banyak cetak gol karena cutting insidenya.

Taukah anda di masa-masa populer penggunaan WM, Short passing alias tiki taka amat populer di Indonesia. Pada dekade ini muncul banyak master short passing seperti Fatah Hidajat, Dirhamsjah, Bob Hippy, Tjoa Siang Sui, Sun Bie, Soetjipto Soentoro dan lain-lain.

Corak shortpassing ini lebih kental dengan kombinasi segitiga, dan hanya dengan lewat WM lah sistem ini bisa berjalan dengan baik. Kenapa hal ini bisa terjadi? karena dalam sistem WM  banyak pemain keluar dari zonal marking yang telah ditetapkan, patok-patok wilayah seperti sistem ortodok mulai didobrak. Lantas ketika kita berbicara tentang sepakbola umpan-umpan pendek yang memaksimalkan kecepatan pemain-pemain Indonesia yang notabene berbadan kecil, maka kurang komplit jika kita tak membicarakan sistem WM ini.

Komentar