Sejarah Perkembangan Taktik Sepakbola di Indonesia (1900-1940)

Taktik

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sejarah Perkembangan Taktik Sepakbola di Indonesia (1900-1940)

Jika ditanya, taktik apa yang pertama kali popular di Indonesia? Tentu akan sangat sulit menjawabnya. Perlu analisa lebih dalam untuk memperoleh data seperti itu.  Seperti diketahui sepakbola mulai popular di Indonesia sejak awal abad 20.

Pelatih kenamaan Indonesia, Endang Witarsa dalam sebuah artikel di Majalah Aneka yang terbit Bulan November tahun 1965. Pernah sedikit menelaah perkembangan sejarah taktik di Indonesia.  Sebelum taktik hadir, tentu saja orang bermain asal. Berlari ke sana kemari tanpa ada pola. Lantas semua itu berubah.

Dia menjelaskan bahwa, Sepakbola di awal abad 19 memainkan pola yang amat menyerang. Di Indonesia, formasi pertama yang populer adalah sistem ortodoks dengan formasi 2-3-5. Formasi ini melekat di pesepakbola Indonesia, hingga 40 tahun lamanya. Dipakai awal abad 20 dan baru berhenti dipakai sekitar tahun 40-an.

ss

Dengan sistem 2-3-5 pelatih menempatkan lima pemain sebagai penyerang.Dua bek akan sejajar di belakang - tugas mereka adalah harus saling melapisi, dan menutup umpan terobosan kepada penyerang tengah lawan. Tak jarang dua bek ini akan bergeser ke sayap untuk menghalangi penyerang luar lawan.

Sekarang kita bergeser ke lini tengah, dimana terdapat 3 pemain [1 poros halang + 2 gelandang]. Peran gelandang di zaman dulu mirip seperti fullback sekarang, hanya beda penyebutan.  Tugas mereka selain untuk mengawal penyerang luar lawan, mereka pun sesekali ditugasi untuk membantu penyerang kanan+kiri luar.

Witarsa menjelaskan bahwa pada skema ini ketika tim bertahan, maka lima penyerang di depan tak akan pernah ikut turun ke belakang. Karena itu saat bertahan sifat penyerang lebih reaktif ketimbang proaktif.  Mereka akan menunggu didepan karena area aksi mereka memang berada di setengah area pertahanan lawan, paling banter saat bertahan mereka akan berkutat banyak di lini tengah.

Hal serupa juga terjadi di lini belakang.  Mereka tak akan naik ke depan jika tak dibutuh-butuhkan amat.  Peran gelandang seperti yang di papar di atas, masuk ke kategori ini.Intensitas serangan mereka tak seperti fullback di zaman ini. Lantas siapa yang memainkan peran sebagai pengatur di tengah sebenarnya?Jawabnya adalah poros halang.

Mengenal Poros Halang

Poros halang selalu diidentikan sebagai gelandang bertahan, kadang pula disebut Libero. Pada dasarnya poros halang adalah peran. Karena dalam berbagai formasi klasik, W-M, W-W, M-M ataupun Slingerback posisi poros halang kadang berubah-rubah

Tapi dalam sistem ortodoks, peran poros halang persis seorang deep-lying mildfider di zaman ini yang ditugasi sebagai dynamo penggerak pembangun serangan jauh dilini belakang. Tapi, tak seperti Pirlo yang bebas naik jauh hingga depan, poros halang hanya akan diberi kebebasan maju hingga garis tengah lapang. Hal ini terjadi karena poros halang mengemban tugas untuk bertahan.

sss6

Berbeda dengan seorang gelandang bertahan pada formasi modern. Peran poros halang pada sistem ortodoks , dia tak akan bertahan mundur ke belakang sejajar dengan bek saat diserang. Tugasnya hanya man to man marking kepada salah satu penyerang dalam lawan di tengah lapang.

Ada sebuah aturan tak tertulis bahwa jarak antara poros halang dan penyerang dalam minimal 15 meter. Hal lain yang mesti dimiliki seorang poros halang adalah tendangan longballs yang baik. Mengingat poros halang lah yang mesti mengalirkan bola jauh dari belakang ke depan. Bola biasanya dialirkan ke sayap kepada penyerang luar atau langsung ke depan kotak pinalti kepada penyerang tengah.

Pada tahun 1920an, Indonesia memiliki poros halang yang handal. Orang lebih mengenalnya Marjo si Kingkong, bintang kenamaan Persis Solo.

Lantas bagaimana striker zaman dulu bekerja?

Kini kita berbicara soal lini depan. Dengan memakai 5 penyerang sekaligus, mereka akan membentuk W yang dibagi menjadi tiga posisi, Penyerang tengah, penyerang luar dan penyerang dalam.

Cobalah ngobrol dengan kakek anda berdiskusi soal taktik sepakbola. Pasti akan terlontar kata “Inner” saat membicarakan taktik menyerang. Apa itu Inner?  Inner adalah sebutan untuk penyerang dalam.

Tugas inner dalam sistem ortodoks adalah merebut bola, pressing dan mengatur serangan setelah bola di alirkan dari lini belakang.  Mirip seperti gelandang serang di era modern.  Witarsa mengatakan inti kekuatan sistem ortodok bergantung pada Inner. Lantas saat penjagaan lawan kepada inner diperketat maka sulit untuk mencetak gol.

Selain inner, ada pula posisi penyerang sayap, tugas mereka hanya memberi voorzet (crossing). Mereka dilarang masuk ke dalam kotak penalti untuk menghindarkan berkumpulnya terlalu banyak pemain di tengah depan gawang. Bola yang didapat penyerang luar biasanya didapat dari bola-bola panjang yang diberikan gelandang atau poros halang.

Ya itulah gambaran sistem taktik yang pertama kali popular di Indonesia.  Karena itu, sistem klasik akan di kenang dalam sejarah sepakbola Indonesia.

Komentar