[Taktik] Posisi Sayap yang Membuat Ozil kian Merana

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

[Taktik] Posisi Sayap yang Membuat Ozil kian Merana

Semua pecinta sepakbola tahu bahwa Mesut Ozil adalah pemain dengan talenta yang luar biasa. Umpan terukur, visi bermain, dan penguasaan bolanya berada di level teratas dalam dunia sepakbola. Tak aneh jika pada akhirnya ia (sempat) bermain untuk tim sekelas Real Madrid.

Namun semuanya berubah ketika pemain tim nasional Jerman ini hijrah ke Arsenal. Performanya semakin menurun semenjak bergabung dengan klub yang sempat absen mengangkat trofi juara selama sembilan tahun itu.

Memang pada awal penampilannya bersama The Gunners, Ozil sempat memberikan optimisme tinggi pada Arsenal dan para penggemarnya. Ozil mencetak delapan assists dan empat gol untuk mengantarkan Arsenal bertengger di puncak klasemen liga Inggris lebih dari 100 hari.

Tapi setelah itu, performa Ozil mengalami kemunduran. Dan bersama kemundurannya ini, Arsenal pun mulai melangkah mundur dari puncak klasemen. Klimaksnya, Arsenal hanya finish di peringkat empat pada klasemen akhir, yang membuatnya harus menjalani play-off untuk bisa berlaga di fase grup Liga Champions musim ini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan permainan Ozil mengalami kemunduran. Faktor pertama (dan mungkin faktor utama) adalah fisik Ozil yang memang belum mampu menjalani pertandingan ketat dan kerasnya kompetisi liga Inggris.

Membela Madrid selama tiga musim, Ozil bermain di atas 80 menit sebanyak 25 kali. Sedangkan ketika di Arsenal, Ozil sudah bermain sebanyak 32 kali di atas 80 menit (via football-lineup) dalam satu musim. Dan yang perlu menjadi catatan, liga Inggris memiliki periode ‘boxing day’ di mana setiap tim bisa menjalani pertandingan sebanyak tiga kali dalam seminggu.

ozill

Alasannya jelas, Madrid memiliki pemain cadangan yang berkualitas. Selain itu, ia pun dikelilingi oleh pemain-pemain yang sangat bisa diandalkan seperti Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Angel Di Maria, dan Gonzalo Higuain, pemain-pemain yang bisa meringankan tugas Oezil menjadi lebih mudah.

Kondisi berbeda saat Ozil berbaju Arsenal. Ozil begitu diandalkan karena Arsenal tak memiliki pengganti sepadan. Badai cedera sempat menghampiri pemain-pemain terbaik the gunners seperti Theo Walcott, Tomas Rosicky, Jack Wilshere, dan Aaron Ramsey. Akibatnya Ozil terus dimaksimalkan hingga akhirnya ia ‘kehabisan bensin’.

Faktor kedua adalah komposisi tim yang ia bela membuatnya harus bermain bukan di posisi idealnya. Seperti yang kita ketahui, baik Arsenal maupun Jerman, dihuni oleh para gelandang serang berkualitas.

Di Arsenal, ia harus bisa bermain sebagai winger karena untuk posisi gelandang serang, ia harus bersaing bersama Santi Cazorla, Tomas Rosicky, dan Aaron Ramsey. Belum lagi Arsenal saat ini menggunakan formasi 4-1-4-1 di mana sebenarnya tak ada tempat ideal untuk Ozil. Pada pertandingan pertamanya bersama Arsenal musim ini akhir pekan lalu (melawan Everton), Ozil di tempatkan sebagai sayap kiri.

Pun begitu saat ia membela timnas Jerman. Ozil ‘dikorbankan’ menjadi penyerang kanan untuk mengakomodir formasi 4-3-3 yang diterapkan pelatih Jerman, Joachim Loew. Loew rela meninggalkan formasi 4-2-3-1 di mana biasanya Oezil ditempatkan sebagai pemain no.10, karena ingin memasang Toni Kroos, Phillip Lahm dan Sami Khedira (atau Bastian Scweinsteiger) di lini tengah secara bersamaan.

Karena hal-hal itulah Ozil belum bisa menunjukkan tajinya lagi. Dan sialnya pada musim ini pun tampaknya situasi dan kondisi yang ada masih belum berubah. Hal ini jelas sangat mengkhawatirkan untuk karir Ozil.

Maka jangan heran jika kebintangan Ozil semakin meredup. Karena sepertinya, label ‘gelandang serang terbaik dunia' semakin menjauhi namanya.

foto: footyroom.com

Komentar