Profil Tim Nasional Prancis: Dihantui Kutukan Juara Bertahan

Piala Dunia

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Profil Tim Nasional Prancis: Dihantui Kutukan Juara Bertahan

Tim Nasional Prancis datang ke Piala Dunia 2022 berstatus sebagai juara bertahan. Namun status tersebut bukanlah suatu kebanggaan dalam turnamen terbesar di dunia ini. Sebab, status juara bertahan biasanya sudah tergelincir sejak fase grup. Kutukan itu bahkan pernah dialami Prancis sendiri saat tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2002 setelah menjuarai Piala Dunia 1998.

Tim yang dilatih Didier Deschamps ini sendiri berada di grup D yang bisa dibilang tidaklah mudah. Olivier Giroud dkk berada satu grup dengan Australia, Denmark, dan Tunisia. Australia dan Denmark sering merepotkan tim-tim besar di Piala Dunia. Bukan tidak mungkin juga Tunisia menjadi tim kejutan di grup D. Sebab selalu ada tim kejutan di setiap pagelaran Piala Dunia. Kendati demikian, Prancis tetaplah menjadi tim unggulan di ajang empat tahun sekali ini.

Secara keseluruhan, Prancis tidak terlalu banyak mengubah skuadnya jika dibanding Piala Dunia 2018. Hanya saja, para pemain tengahnya merupakan wajah-wajah baru di Piala Dunia. Tidak ada nama Paul Pogba maupun N`Golo Kante yang merupakan bintang dan kekuatan utama Prancis di Piala Dunia 2018 Rusia dalam skuad kali ini.

Dua nama itu tidak dipanggil Deschamps karena cedera. Maka Deschamps kemungkinan akan mengandalkan Aurelien Tchouaméni di sektor tengah dalam formasi 3-4-1-2. Tchouaméni akan disandingkan dengan Youssou Fofana atau Eduardo Camavinga. Menariknya, Prancis baru dua pertandingan terakhir mulai menggunakan formasi 3-4-1-2.

Pertandingan itu ketika melawan Denmark dan Austria. Formasi 3-4-1-2 itu berbuah manis bertemu Austria. Mereka menang dengan skor 2-0. Namun, justru harus kalah saat melawan Denmark dengan skor 0-2 pada laga terakhir Prancis sebelum Piala Dunia. Sebelumnya, Deschamps identik dengan formasi 4-2-3-1 selama menangani Prancis.

Dengan formasi 3-4-1-2, Prancis lebih terlihat sering membangun serangan mulai dari lini belakang dan dominan di sisi lapangan. Berbeda dengan formasi sebelumnya yang cenderung langsung menguasai wilayah lawan mengandalkan dominasi lini tengah. Bisa dibilang bahwa taktik sekarang merupakan wajah baru Prancis setelah mengalami perombakan di lini tengah.

Namun strategi ini bukan tanpa kelemahan bagi Prancis. Lini belakang tim berjuluk Les Bleus ini menunjukkan banyak celah yang bisa dijadikan ruang bagi penyerang lawan. Selain itu, Prancis akan kerepotan ketika melawan kesebelasan yang memiliki transisi dan zonal marking yang rapi. Sebab Prancis yang mengandalkan sepakan jarak jauh dalam formasi 3-4-1-2, tidak akan mendapatkan ruang tembak jika lawan terlalu rapat dan disiplin menjaga wilayahnya.

Player to Watch: Aurélien Tchouaméni

Tchouaméni bisa menjadi pembeda dalam skuad utama Prancis pada Piala Dunia kali ini. Selain terus diandalkan Deschamps selama jeda internasional, gelandang 22 tahun ini juga menjadi andalan di lini tengah Real Madrid. Tchouaméni sudah 11 kali masuk ke dalam sebelas pertama dari 12 pertandingannya bersama Real.

Tchouaméni sendiri memiliki potensi besar sebagai gelandang andalan Prancis di masa mendatang. Postur setinggi 185 cm membuatnya memiliki statistik duel udara yang baik. Tchouaméni memenangkan 1,8 duel udara per laga yang merupakan paling tinggi di Real. Visinya dalam membaca permainan lawan pun tidak kalah ciamik.

Tchouaméni memiliki intersepsi yang mumpuni sehingga menyulitkan lawan yang mengandalkan umpan-umpan datar. Kelebihan saat bertahan diimbangi pula ketika membangun serangan. Mantan pemain AS Monaco ini memiliki akurasi umpan yang baik pula (93,2 persen bersama Real). Statistik itu membuat Tchouaméni menjadi pemain kelima Real yang paling sukses memberikan umpan.

Cerdas dalam bertahan dan rapi saat menyerang akan menjadi jawaban bagi Prancis yang kehilangan Pogba sebagai box-to-box andalan, sekaligus menjadi alasan Adrien Rabiot dan Jordan Veretout yang lebih senior justru harus menyaksikan talenta besar di bangku cadangan.

Skuad Prancis

Alphonse Areola (West Ham United)

Hugo Lloris (Tottenham Hotspurs)

Steve Mandanda (Rennes)

Benjamin Pavard (Bayern Munich)

Dayot Upamecano (Bayern Munich)

Ibrahima Konaté (Liverpool)

Jules Kounde (Barcelona)

Lucas Hernandez (Bayern Munich)

Presnel Kimpembe (Paris Saint-Germain)

Raphael Varane (Manchester United)

Theo Hernandez (AC Milan)

William Saliba (Arsenal)

Adrien Rabiot (Juventus)

Aurélien Tchouaméni (Real Madrid)

Eduardo Camavinga (Real Madrid)

Jordan Veretout (Olympique Marseille)

Matteo Guendouzi (Olympique Marseille)

Youssouf Fofana (AS Monaco)

Antoine Griezmann (Atletico Madrid)

Christopher Nkunku (RB Leipzig)

Karim Benzema (Real Madrid)

Kingsley Coman (Bayern Munich)

Kylian Mbappé (Paris Saint-Germain)

Olivier Giroud (AC Milan)

Ousmane Dembélé (Barcelona)



Potensi 11 Pertama

Pratinjau

Jelas bahwa Prancis merupakan tim nasional yang paling diunggulkan di Grup D Piala Dunia 2022. Meski mengalami perombakan di sektor tengah, skuad Prancis tentu lebih mentereng dibandingkan Australia, Denmark, dan Tunisia. Namun perubahan formasi Deschamps menjadi sedikit kekhawatiran dalam skuad Prancis saat ini.

Perubahan sejak September artinya Deschamps hanya memiliki waktu sekitar satu bulan lebih agar skuadnya bisa padu dengan formasi dan gaya permainan baru. Dengan catatan satu kalah dan satu menang pada dua pertandingan terakhir dengan formasi 3-4-1-2, artinya Prancis belum konsisten. Tentu ini harus segera diperbaiki Deschamps agar kutukan `juara bertahan Piala Dunia` itu tidak terjadi lagi.

Komentar