Atalanta: Oase Segar di Gurun Italia

PanditSharing

by Pandit Sharing 52057

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Atalanta: Oase Segar di Gurun Italia

Halaman kedua...

Masih ada lagi daftar tenaga muda yang mengisi skuat yang bermarkas di Stadio Atleti Azzurri D’Italia ini. Alberto Grassi (21), gelandang tengah asli akademi Atalanta ini sudah mencatatkan debut senior sejak 2014. Ia mulai cukup sering bermain di Serie A sejak awal musim 2015/2016, yang kemudian Napoli membelinya pada Januari 2016. Sayang karena persaingan yang ketat dan cedera membuatnya dipinjamkan ke mantan klubnya sendiri, Atalanta pada awal musim ini.

Guna menambal kepergian Gagliardini, Atalanta meminjam Bryan Cristante yang sedang bermain di Pescara dengan status pinjaman dari Benfica. Sebenarnya Cristante adalah prospek cerah lini tengah AC Milan, namun karena jarang bermain sejak 2011 hingga 2014, ia minta dijual.

Petualangannya bersama Benfica tidak mulus hingga dipinjamkan ke Palermo dan Pescara. Semoga saja pertemuan dengan Gasperini di Atalanta kini, bisa mengeluarkan kembali potensi maksimal pemain keturunan Kanada berusia 21 tahun tersebut. Meski jarang mendapat kesempatan di Atalanta, baik Grassi dan Cristante saat ini sama-sama masih memperkuat tim nasional U-21 Italia.

Selain mereka ada pula nama Alessandro Bastoni dan Fillippo Melegoni, yang juga memperkuat timnas Italia junior. Bastoni bisa menjadi penerus Caldara nantinya, sedangkan Melegoni dapat dipersiapkan sebagai gelandang tengah baru andai Kessie atau Freuler pindah suatu saat nanti. Ada juga Emmanuel Latte Lath, pemuda Pantai Gading 18 tahun, yang membuat gol senior pertamanya ketika Atalanta jumpa Juventus di 16 besar Copa Italia musim ini.

Atalanta memang lekat dengan pemain muda. Beberapa pemain tenar merupakan produk akademi klub asal Bergamo ini, mulai dari nama jadul seperti Carlo Ceresoli yang populer di era 30an. Salah satu defender terhebat dunia dan legenda Juventus, GaetanoScirea juga hasil dari akademi Atalanta.

Pelatih Bologna saat ini, Roberto Donadoni juga bekas anak didik Atalanta. Donadoni menjadi pemain bintang dengan posisi sebagai sayap dan dia termasuk legenda AC Milan juga yang satu era dengan trio Belanda, Rijkaard, Gullit dan Van Basten.

AlessioTacchinardi, RiccardoMontolivo, GiampaoloPazzini, GiacomoBonaventura, Simone Zaza, atau DavideZappacosta adalah beberapa nama pemain produk akademi Atalanta yang pernah dan masih memperkuat tim nasional Italia hingga kini. Belum lagi nama yang melejit setelah bergabung dengan Atalanta, seperti FilippoInzaghi atau Christian Vieri.

Atalanta bisa menjadi contoh bagi tim lain bagaimana ilmu sambil menyelam minum air bisa diaplikasikan. Musim ini mereka merangsek di papan atas klasemen Serie A dengan bermodalkan kekuatan muda pula, hal yang langka di Italia.

Atalanta juga memberi contoh, bagaimana menghemat kas klub di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Uang transfer yang dikeluarkan lebih hemat, karena sumber daya manusia bisa diambil dari akademi sendiri. Kalau pun harus membeli, biasanya pemain muda belum terlampau mahal dari segi harga. Yang penting, punya akademi bagus dan pengembangan pemain muda yang baik adalah modal utama.

Selain Atalanta, beberapa klub juga mencoba mengepakkan sayap untuk terbang bersama pemuda-pemuda Italia seperti Torino, Sassuolo, atau Pescara, yang baru saja kembali dilatih oleh allenatore kawakan yang gila bermain ofensif tak peduli siapapun lawannya, entah klub top atau medioker dan pula senang mempoles pemain muda, Zdenek Zeman.

Namun dari tim di atas, hanya Atalanta yang stabil hingga kini. Melihat Atalanta bergeliat merupakan kesegaran dalam warna lain sepakbola Italia, yang sudah sekian lama dikuasai oleh tim itu-itu saja.

Seperti analogi oase di tengah padang pasir, Atalanta adalah oase itu sendiri yang dengan permainan menyerang sedap dipandang dan pemain mudanya muncul di tengah gurun pasir Serie A Italia, yang penuh dengan taktik bertahan monoton dan bergerumulnya pemain-pemain tua di lapangan.

Kesegaran disajikan Atalanta bagi khalayak Italia dan dunia, karena dua hal yang lazim di Italia yaitu permainan defensif dan sering bertumpu pada pemain tua, di-antitesis-kan Atalanta dengan pakem bermain ofensif serta mengandalkan pemain muda, hal itu masih terhitung sukses hingga giornata 25 ini. Lalu, sampai manakah perjalanan mereka hingga akhir musim nanti? Posisi 10 besar, zona Europa League, atau jangan-jangan Liga Champions? Mari kita tunggu kejutan musim ini dari La Dea.

foto:

Penulis adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas di Yogyakarta. Biasa berkicau di @chaebar_haris


Tulisan ini merupakan kiriman pembaca lewat rubrik Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis

Komentar