Merelakan Gaúcho da Copa

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Merelakan Gaúcho da Copa

Oleh: Arif Utama


Gaucho da Copa menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (16/9) sebagaimana dikabarkan oleh media Brasil. Ia adalah seorang yang ikonik, yang pada Piala Dunia 2014 lalu membawa replika trofi Piala Dunia setiap menonton Brasil. Di Brasil sendiri, ia terkenal sebagai seorang yang sangat loyal dan wajahnya sangat riang. Tingkah lakunya saat Piala Dunia lalu masih seperti orang sehat.

Kemudian secara mengejutkan diketahui bahwa ia mengidap kanker sejak sembilan tahun lalu. Lebih menyedihkan lagi, pertandingan Piala Dunia terakhir yang ia tonton adalah Brasil melawan Jerman. Tak ada yang menyangka Jerman akan mempermalukan Brasil sedemikian rupa. Sementara Jerman mencetak tujuh gol, Brasil hanya satu. Para penggemar Brasil tertunduk lesu karena dipaksa menerima kenyataan pahit tersingkir di tanah sendiri. Termasuk di antara mereka adalah sang ikon, Gaucho da Copa.

Gaucho da Copa, yang memiliki nama asli Clovis Acosta Fernandes, tak kuasa menahan sedihnya. Ia memeluk replika trofi Piala Dunia yang telah menemaninya dari satu gelaran ke gelaran Piala Dunia yang lain dengan erat. Kesedihan tergambar di wajahnya. Wajah sedihnya semakin terkenal karena banyak dijadikan meme yang menyindir performa Brasil di pertandingan melawan Jerman.

Kesedihan Clovis dapat dimengerti karena ia adalah salah satu pendukung Selecao yang paling setia. Sejak 1990, ia telah hadir mendukung langsung aksi Selecao dalam 7 gelaran Piala Dunia, 6 Copa America, 4 Piala Konfederasi, dan 1 helatan Olimpiade. Ia menghadiri 154 pertandingan Brasil di 66 negara.

Gaucho da Copa tidak kalah hebat dari ronaldinho, Rivaldo, atau Ronaldo dan pemain-pemain generasi emas Brasil lainnya. Ia tetap hadir mendukung Brasil secara langsung walau dalam sembilan tahun terakhir ia berjuang melawan kanker.

Yang paling saya ingat dari Gaucho da Copa adalah gaya khasnya: membawa replika trofi Piala Dunia di setiap perhelatan Piala Dunia. Sesekali ia mencium trofi tersebut, seperti yang dilakukan Rivaldo pada 1994 dan Ronaldo pada 2002.

gaucha jerman

Kembali ke cerita Jerman melawan Brasil tahun lalu: setelah Brasil dipastikan tidak akan tampil di final, ia berusaha ikhlas. Jerman boleh sombong, namun itu tak membuat Gaucho da Copa menyimpan dendam dari luka.

Mengakui Jerman sebagai pihak yang lebih baik, Gaucho da Copa memberi trofi kesayangannya kepada seorang pendukung Jerman. “Bawa ini ke final! Seperti yang kamu lihat, ini tidak mudah, tapi kamu pantas mendapatkannya, selamat!”, ujarnya dengan nada yang lembut sambil tersenyum.

Kebanyakan dari kita pasti sulit tersenyum setelah dipermalukan, namun tidak dengan Gaucho da Copa. Tak hanya tersenyum, ia malah memberi hadiah kepada pendukung kesebelasan lawan yang mempermalukan kesebelasannya.

Sebagaimana Gaucho da Copa merelakan trofi kesayangannya kepada pendukung Jerman, seperti itulah seharusnya kita merelakan kepergiannya. Ia telah sampai di babak final kehidupannya dan wafat sebagai seorang juara.

Selamat jalan, ikon!


Penulis dapat dihubungi lewat akun Twitter @utamaarif.

Komentar