Memang Tidak Salah Roma Merekrut Salah

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Memang Tidak Salah Roma Merekrut Salah

Ditulis oleh R.M. Agung Putranto Wibowo

Ambisi AS Roma untuk menjadi juara Serie A pada musim 2015/2016 dilakukan dengan berbagai cara. Dari sejumlah pemain anyar yang didatangkan, mendatangkan Mohamed Salah yang musim lalu bermain untuk Fiorentina dengan status pinjaman menjadi salah satu solusinya.

Meski harus melewati proses transfer yang berbelit, Roma tampaknya akan mendapatkan keuntungan tersendiri dari Salah. Pasalnya, pelatih Roma, Rudi Garcia, adalah tipikal pelatih yang gemar mengkreasikan sayapnya saat menyerang.

Berdasarkan whoscored, Terbukti bahwa sekitar 74% serangan Roma selalu melalui kedua sayap, dengan rincian 43% dari kanan dan 31% dari kiri. Hal ini mengindikasikan bahwa kedatangan Salah ke Roma sesuai dengan taktik yang diinginkan Rudi Garcia sebab Salah merupakan penyerang sayap yang piawai beroperasi di sisi kanan.

Pada skemanya, Rudi Garcia tidak segan menginstruksikan para penyerang sayap untuk menusuk ke dalam area kotak penalti lawan ketimbang melepaskan umpan. Lantas jika terlalu banyak bek lawan di kotak penalti, pemain sayap tersebut dipersilakan melepas tembakan keras dari luar kotak dan ini yang sering dilakukan Roma musim lalu.

Namun Salah bukanlah pemain yang gemar melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Hal ini dikarenakan perannya sebagai penyerang sayap yang lebih sering memilih untuk mendekati gawang sedekati mungkin sebelum melepaskan tembakan.

Catatan buruk Salah yang kerapkali terlalu gegabah dalam mengkreasikan bola sepertinya akan menjadi perjudian besar bagi Rudi Garcia. Bayangkan saja, dari total 76 dribble yang ia lakukan musim lalu, yang sukses hanya 39 kali.

Pindah ke Roma, bisa jadi Salah harus mengubah cara mainnya itu. Jika cara bermainnya diminta berubah oleh sang pelatih dan pemain asal Mesir tersebut menyanggupinya, kita akan lebih sering melihat Salah menembak dari luar kotak penalti ketimbang melakukan dribble sia-sia yang ujungnya berakhir kecewa.

Roma yang juga telah memiliki Edin Dzeko di lini depan tentu harus memaksimalkan keunggulan striker asal Bosnia itu; duel udara. Salah yang sangat piawai melakonkan diri sebagai penyerang sayap lincah, akan membantu Dzeko dalam hal mendulang gol bagi Roma. Tentu prosesi gol ideal adalah melalui skema umpan silang dari Salah, lalu diteruskan ke jala lawan melalui kepala Dzeko.

Tapi kelebihan Salah perihal melewati lawan dengan kecepatannya pun harus tetap bisa dimaksimalkan. Apalagi ketika umpan-umpan silang ke arah Dzeko dari kedua sisi sayap mampu dipatahkan bek-bek jangkung khas Italia, tentunya karakteristik Salah yang hobi menerobos barisan pertahanan dari pinggir lapangan bisa menjadi alternatif skema serangan Roma.

Kepergian Salah dari Fiorentina menuju klub ibukota Italia itu terbilang cukup mengkhawatirkan. Bukan bagi Roma maupun Fiorentina, tapi bagi masa depan Salah sendiri. Ketika musim lalu Chelsea mendatangkan Juan Cuadrado dari Fiorentina, praktis Fiorentina butuh pemain sayap yang mampu menggantikan peran Juan Cuadrado.

Fiorentina menyambut keinginan Salah yang hendak mendapat jatah bermain lebih ketika Chelsea tak sanggup menyediakan tempat utama untuknya. Bahkan Fiorentina semakin serius dengan intensi mempermanenkan Salah ketika musim 2014/2015 berakhir, yang kemudian gagal.

Salah kini sudah terikat kontrak dengan Roma meski belum menjadi milik Roma sepenuhnya. Akan tetapi perannya di Roma diprediksi tidak sepenting kala di Fiorentina dulu. Pasalnya, skuat besutan Rudi Garcia sudah banyak mengoleksi para penyerang sayap. Tentu Gervinho, Adam Ljajic, Juan Iturbe dan Alessandro Florenzi akan dengan gigih merebut hati Rudi Garcia demi tempat utama.

Apabila menyaksikan kontribusi Salah bagi Fiorentina musim lalu, agaknya Rudi Garcia terlalu naif jika menempatkan Salah di bangku cadangan bukannya sebagai pilihan utama. Bagaimanapun, Salah sudah membuktikan kualitas dirinya mampu bersaing dan beradaptasi dengan permainan liga Italia dengan membukukan enam gol dari 16 kali tampil bersama Fiorentina. Bandingkan dengan Gervinho yang hanya sanggup menjaringkan dua gol dari 24 kali tampil. Pun begitu juga dengan pemain sayap lainnya.

Tengok saja kontribusi Salah pada pertandingannya bersama Roma menghadapi Juventus. Pada pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk Roma itu, kontribusi Salah begitu vital di sisi kiri pertahanan Juventus. Sisi kanan pun kemudian menjadi sisi favorit Roma untuk menembus pertahanan Juventus dengan aksi-aksi individunya (melakukan 10 kali take-ons dari total 21 take-ons Roma) yang pada laga ini berhasil tujuh kali melewati pemain bertahan Juventus.

Sisi kiri pertahanan Juventus yang dieksploitasi oleh Salah. (via: squawka.com)
Sisi kiri pertahanan Juventus yang dieksploitasi oleh Salah. (via: squawka.com)

Karenanya, keputusan merekrut Salah bukanlah suatu perjudian besar bagi Roma yang masih penasaran dengan trofi Serie-A. Mengingat nilai transfer Salah yang tidak sebesar Edin Dzeko sehingga Roma tak perlu keluar uang banyak untuk rekrutan yang satu ini, tampaknya keputusan merekrut Salah memang tidak ada salahnya. Bahkan jika gaya permainan Salah bisa menyatu dengan Roma untuk memberi banyak opsi bagi skema serangan, bukan tidak mungkin Salah menjadi pembelian penting bagi Roma untuk mendapatkan scudetto yang terakhir kali singgah pada musim 2000/2001.

Penulis yang merupakan mahasiswa fakultas hukum Universita Indonesia ini adalah peserta #panditcamp gelombang kedua. Beredar di dunia maya dengan akun twitter @agungbowo26.

foto: baomoi.com

Komentar