Kajian Pressing atau Kendali Ruang

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Kajian Pressing atau Kendali Ruang

Kendali/kontrol atas ruang atau pressing, telah menjadi bagian penting dari sepakbola modern. Banyak argumen dan pendapat yang mengatakan Rinus Michel orang memulainya, Arrigo Sacchi memopulerkannya, dan Pep Guardiola serta beberapa manajer era modern, yang menyempurnakannya. Peraturan 6 detik, counterpressing, dan pressing yang berorientasi pada penjagaan perorangan, menjadi beberapa varian pressing.

Dalam kesempatan ini, kita tidak akan membahas varian-varian tersebut. Tulisan ini akan memberikan kajian singkat terhadap beberapa sistem pressing. Saya akan coba memperlihatkan bagaimana sebuah tim memainkan pressing sekaligus mengendalikan ruang. Kita akan coba sama-sama lihat, bagaimana para pemain melakukannya, mengapa mereka melakukannya, dan sampai sejauh mana efektifitasnya.

Tetapi, sebelum memulai, ada beberapa istilah-istilah yang perlu saya berikan definisi singkatnya terlebih dahulu. Ini untuk memudahkan bagi anda yang (mungkin) asing dengan beberapa istilah.

Pressing = usaha merebut bola dari lawan, bisa dilakukan dengan cara adu fisik dengan si pemegang bola atau sekedar membayang-bayanginya, dengan harapan si pemegang bola melakukan kesalahan atau kehilangan kesempatan mengumpan maupun menembak, karena ruang umpan atau ruang tembak telah ditutup.

Touchline = garis di masing-masing sisi (kiri dan kanan) lapangan permainan.

Deep area = "area dalam" atau area di pertahanan sendiri.

High block = blok tinggi. Biasanya digunakan untuk menunjukkan sebuah tim yang garis terakhir pertahanannya berada di dekat garis tengah atau bahkan masuk ke dalam area lawan.

2 = bek kanan, 3 = bek kiri, 4 dan 5 = bek tengah, 6 = gelandang tengah/bertahan dan 8 = gelandang tengah, 7 dan 11 = sayap/penyerang sayap, 9 = penyerang, dan 10 = gelandang serang atau penyerang. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah.

susunan-pemain-dan-penomoran-posisi Contoh susunan pemain dan penomoran posisi


Touchline pressing

Pressing pada bagian paling pinggir dari lapangan. Pressing cara ini dapat memberikan banyak keuntungan bagi tim yang lakukan pressing (presser). Perhatikan.
gambar-1 Gambar 1. Perhatikan bahasa tubuh pemain 10. Juga, bagaimana pemain 7 yang menunda bergerak ke area di depannya, sebelum ia memutuskan melakukannya. Ke-dua pemain tersebut memperlihatkan contoh kendali ruang dengan ritme yang pas.
gambar-2 Gambar 2. Penjagaan zonal dan "memaksa" Bilbao untuk mengerakkan bola ke touchline (setelah sebelumnya dipaksa arahkan ke belakang, karena, kecilnya ruang untuk mengarahkan bola ke depan).
valencia-mengambil-alih-penguasaan-bola Valencia mengambil alih penguasaan bola. Lagi-lagi, perhatikan kendali ruang dan bagaimana pemain Valencia (9, 10, dan 7) menjaga jarak dan menutup jalur umpan pendek.


Sebelum kita lanjutkan, bisa jadi ada yang bertanya, kenapa Valencia mengarahkan Bilbao ke touchline area? Kenapa tidak di area tengah? Ada apa di touchline?

Begini, dalam sepakbola ada istilah touchline is the best defender, yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, menjadi, touchline merupakan pemain bertahan terbaik. Kenapa bisa demikian, hal ini ada hubungannya dengan opsi umpan dan sudut pandang.
perbandingan-opsi-umpan-dan-sudut-pandang Perbandingan opsi umpan dan sudut pandang


Pada saat seorang pemain di middle area (area tengah), ia memiliki sudut pandang sebesar 360°, dengan jumlah opsi umpan maksimal (ke 8 arah mata angin).Tetapi, saat berada ditouchline area, jumlah opsi umpan dan sudut pandangnya secara alami berkurang. Dari 360° menjadi 180°. Dari 8 pilihan arah umpan menjadi hanya 5. Dengan mempertimbangkan hal alami seperti ini, menjadi sangat logis bila sebuah tim yang bertahan (tidak sedang menguasai bola) berusaha mendorong lawan ke area touchline. Di touchline mereka bisa memaksa lawan untuk lakukan lebih banyak kesalahan, karena, minimnya opsi yang tersedia.

Deep Area Pressing

Seperti yang dijelaskan di atas, pressing merupakan usaha untuk merebut bola. Dan, perlu digarisbawahi, merebut bola, bukan selalu berarti mengejar lawan yang membawa bola. Pressing adalah soal kendali ruang dan bagaimana membuat lawan kehilangan bola (tim kita merebut bola).

"Pressing is not about running and itÂÂÂ’s not about working hard. ItÂÂÂ’s about controlling space". - Arrigo Sacchi -

Ini soal mempersulit lawan dengan melakukan penempatan posisi yang tepat yang sekaligus menutup ruang gerak, ruang umpan, atau kesempatan menembak.

Deep area sendiri, merupakan "area dalam" atau area di pertahanan sendiri.Sehingga, sederhannya, deep area pressing adalah pressing yang dilakukan di dalam (area) pertahanan sendiri.

Contoh berikut merupakan salah satu contoh deep area pressing yang baik. Sebuah contoh tentang kendali ruang, tentang pemahaman akan ruang dalam kaitannya terhadap soliditas pertahanan.

bagaimana-lakukan-deep-area-pressing

Bagaimana melakukan deep area pressing?

Dalam bertahan, bentuk atau formasi merupakan hal utama, pressing yang dilakukan di deep area pun harus berkiblat pada hal ini. Merupakan hal yang sah bila pressing dilakukan secara naluriah (tidak merupakan pola yang direncanakan), tapi para pemain (baik si presser maupun rekan lain) harus terus berkonsentrasi untuk menjaga bentuk.

Gambar di atas memperlihatkan, (1) penjagaan zonal dan penciptaan situasi pressing 3 vs 1, (2) bagaimana Valencia tetap terus berusaha menjaga bentuk bertahan mereka yang terdiri dari 4 bek sejajar dengan 1 gelandang bertahan di depannya.

High block pressing

High block pressing adalah pressing yang dilakukan di dalam pertahanan lawan, yang terkadang bisa masuk sampai ke 1/3 pertahanan lawan atau, bahkan, area penalti. Kebanyakan pressing seperti ini digunakan untuk memaksa lawan melakukan umpan jauh atau bila memungkinkan mendesak lawan agar melakukan kesalahan di area sendiri dan tim yang melakukan pressing mampu segera menyerbu gawang lawan.

high-block-pressing

High block pressing. Tujuan pressing jenis ini memaksa lawan bermain di area pertahanan sendiri. Sehingga, diharapkan, bila bola berhasil direbut maka mereka sudah lebih dekat dengan gawang lawan. Tujuan lain adalah bila tidak memungkinkan merebut bola dari kaki lawan, pressing ini memaksa lawan untuk melakukan umpan jauh. Asumsinya, akurasi umpan jauh jelas lebih rendah daripada umpan pendek. Hal ini bukan hanya dikarenakan jarak yang jauh, tetapi juga dengan umpan jauh melambung tim bertahan punya waktu lebih untuk melihat dan memperkirakan ke mana dan kapan bola akan mendarat.

Pressing yang dilakukan Barcelona di atas, merupakan sebuah pressing terstruktur. Mereka bergerak sesuai zona kosong dan pergerakan pemain lawan serta di mana posisi rekan terdekatnya. Selain pressing terstruktur, ada pressing lain yang dipicu insting/naluri, seperti yang sempat saya singgung di atas. Pressing berdasarkan naluri biasanya banyak dilakukan bila si pelaku pressing melihat ada peluang bagus untuk merebut bola secepatnya.

"The best moment to win the ball is immediately after your team just lost it. The opponent is still looking for orientation where to pass the ball." - Jurgen Klopp -

Saat terbaik merebut bola kembali adalah pada saat tim anda kehilangan bola. Lawan masih mencari ke mana orientasi umpan akan dilakukan. Teori Klopp ini merupakan bagian dari filosofi gegenpressing versinya, yang mana high block pressing merupakan salah satu variannya. Salah satu contoh paling terkenal dari gegenpressing dengan high block pressing-nya adalah laga vs Arsenal pada tahun 2013 di Highbury.
gegenpressing Gegenpressing. Pressing cepat, yang dilakukan secara naluriah, oleh pemain 11 dan 9, menjadi awal gol.


Pressing yang dilakukan secara naluriah tidaklah sesederhana yang terlihat. Pressing seperti ini mengharuskan pemain memiliki konsentrasi dan pemahaman yang baik di antara mereka. Pressing seperti ini merupakan jenis pressing yang tidak terencana, yang jelas memiliki lebih banyak potensi tak terduga di baliknya, juga rentan berujung kegagalan.

Sebuah pernyataan Jurgen Klopp soal pressing sangat tepat mewakili pressing yang dilakukan secara naluriah.

"You cannot train it as a tactical measure. You can`ÂÂÂ’t tell the players: ‘you stand here and if this happens, you run thereÂÂÂ’. Instead, you have to train the impulse. It has to be an impulse to move into a ball-winning position immediately after losing the ball. You donÂÂÂ’t teach a situation; you teach the impulse until it becomes a natural action."


Inti dari perkataan Klopp: yang harus dilatih adalah detaknya. Detak yang menggerakkan seorang pemain untuk bergerak ke posisi di mana bola sangat mungkin dimenangkan sesegera mungkin setelah kehilangan bola. Klopp berkata lagi, dengan melatih detak tersebut diharapkan akan menjadi kebiasaan alami. Dan, ini semua, sesuai dengan prinsip yang mendasari pressing yang dilakukan secara naluriah.

Baca juga:

Pressing Football dan Ketika Formasi Tak Penting Lagi(?)

Kunci Sukses Atletico Menerapkan Pressing Selama 90 Menit

Dengan melakukan pressing, anda harus memastikan tim anda sedang melakukan kendali ruang dengan tepat. Melalui kendali ruang, sebuah tim mampu mengarahkan ke mana permainan dijalankan. Yang perlu ditekankan adalah kendali ruang tidak hanya menuntut kemampuan teknis, tetapi kecerdasan pemain untuk memahami betapa taktik dan ruang adalah hal krusial. Pemahaman yang akan menuntun pemain ke sebuah level di mana mereka mampu bermain dengan banyak variasi permainan, posisi, dan peran. Dan, pressing atau kendali ruang, termasuk di dalamnya.


Penulis adalah pecinta sepakbola dan penggila taktik yang hobi bermain game Football Manager dengan moto hidup "mengetahui bagaimana sesuatu bekerja dan mengapa hal-hal tertentu bekerja merupakan hal terindah"Â’. Beredar di dunia maya dengan akun twitter @ryantank100

Komentar