Shahar, Deden Nashir, dan Kompetisi Kiper di Persib

PanditSharing

by Redaksi 37

Redaksi 37

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Shahar, Deden Nashir, dan Kompetisi Kiper di Persib

Oleh Sigit Pramudya

Sebagian bobotoh pasti bertanya-tanya, mengapa Shahar Ginanjar tidak dibawa ketika Persib menjalani laga final Inter Island Cup melawan Arema dan laga kualifikasi Asian Champions League (ACL) melawan Hanoi T&T. Persib sendiri memang memutuskan untuk membawa Deden Natshir baik saat final Inter Island Cup dan ACL walaupun Deden sebenarnya juga terlibat dalam pemusatan latihan untuk kesebelasan negara (sangara) Indonesia U-22.

Salah satu alasan kenapa Shahar tidak dibawa adalah soal kebugaran. Alasan yang dikemukakan pelatih Djajang Nurdjaman adalah belum fitnya kondisi Shahar setelah menikah pada akhir Januari lalu.

Ini sangat berbeda dengan Hariono yang menikah pada pertengahan babak delapan besar ISL. Pemain yang kondang dengan gayanya yang tanpa kompromi di atas lapangan ini, hanya diberi izin libur tiga hari. Setelah itu, ia langsung kembali diikutsertakan dalam pertandingan babak delapan besar putaran kedua melawan Persebaya di Bandung.

Shahar sendiri menikah pada 25 Desember 2015 dan final IIC 2014 dilaksanakan pada 1 Januari 2015. Sebenarnya ada jeda waktu lima sampai tiga hari. Apalagi dalam ACL melawan Hanoi T&T, Shahar memiliki waktu persiapan yang lebih banyak. Namun tetap saja tidak diikutsertakan.

Tapi kompetisi memperebutkan posisi kiper Persib bukan berawal dari sini. Kompetisi antara dua kiper muda Pangeran Biru itu dimulai sejak akhir kompetisi ISL 2014. Saat itu, Shahar menderita cedera ankle kanan. Karena cedera itu, Deden masuk ke dalam line-up 18 pemain pada babak delapan besar ISL. Ternyata, cedera itu berbuntut panjang hingga sekarang.

Ada perbedaan pendapat antara dokter tim dan Shahar mengenai  ankle-nya. Dalam pemikiran Shahar, cedera ankle harus segara dioperasi agar tidak menjadi cedera kambuhan. Namun dokter tim tidak menyarankan untuk operasi. Menurut fisioterapis Persib, Shahar tidak mempunyai kekuatan yang bagus pada otot-otot tungkai sehingga kedua ankle-nya kurang stabil. Hal ini juga yang membuat Shahar sempat tidak pede untuk meminta bola bawah dari bek. Sehingga beberapa waktu lalu para pemain belakang pun merasa tidak aman bila memberikan backpass pada Shahar.

Shahar sendiri dulunya sempat mengalami cedera impigement ankle yang berarti kekakuan pada ankle akibat adanya penebalan/pengerasan jaringan lunak sekitar ankle, serta munculnya pertumbuhan tulang baru yang mengakibatkan tulang baru tersebut menusuk jaringan sekitar ankle.

Ini bukan cedera yang aneh karena biasa terjadi khususnya di Indonesia. Sepengetahuan saya, ini menjadi problem yang banyak dialami pemain sepakbola indonesia. Cara penyelesaiannya pun sama: ada yang kembali bermain tanpa operasi dan juga ada yang harus operasi terlebih dahulu.

Cedera tidak muncul dalam waktu singkat. Cedera terjadi karena dulunya sang pemain mempunyai riwayat cedera ankle yang tidak tertangani secara baik, sehingga kembali ke lapangan hijau dipaksakan tanpa melihat dahulu kestabilan ankle tersebut. Tidak adanya kestabilan ankle dan kekuatan yang bagus serta kondisi lapangan yang jelek, membuat ankle tidak dapat bekerja terlalu berat. Jika dipaksakan, nantinya bisa saja memunculkan nyeri kembali.

Meskipun nyeri, sangat biasa pemain di Indonesia memaksakan untuk terus berlatih. Sehingga rasa nyeri itu lama kelamaan bisa “hilang” karena proses adapatasi. Namun karena tidak adanya kestabilan ankle membuat tekanan di sendi ankle menjadi tinggi. Ini yang membuat munculnya tulang baru yang memperluas area sendi yang dapet mengurangi tekanan.

Tetapi munculnya tulang baru ini ternyata menusuk jaringan sekitar sendi sehngga menyebabkan nyeri. Karena nyeri, maka ankle akan berusaha agar tidak bergerak secara luas, hanya bergerak sebatas rasa sakit yang bisa ditoleransi. Karena gerakan ankle tidak pernah luas sesuai lingkup gerak sendi nya dan berangsur secara lama maka munculah yang dinamakan kekakuan sendi.

Dalam cedera olahraga, pemain dapat dijinkan bergabung bersama tim kembali tidak hanya semata dilihat dari tanda nyeri cedera tersebut. Apabila nyeri sudah hilang maka sang pemain bisa saja langsung kembali ke lapangan. Hal itu merupakan pendapat yang salah.

Bisa kembali berlatih normal bukan ditentukan oleh rasa nyeri yang sudah hilang. Seorang pemain dapat kembali ke lapangan dengan melihat  kestabilan sendi, kekuatan otot, keseimbangan, dan psikologi (aspek trauma pasca cedera). Apabila hal-hal tersebut menunjukkan tanda pemulihan yang bagus maka sang pemain boleh dipersilahkan kembali berlatih di lapangan hijau.

Problem kebugaran yang sempat dialami Shahar beberapa waktu lalu itu dimaksimalkan oleh Deden Natshir yang sedang naik daun karena mendapat kepercayaan tampil bersama sangara Indonesia U-22. Deden mampu bermain bagus dan menjaga gawangnya tidak kebobolan kala melawan sangara Malaysia.

Baca juga:

Shahar, Deden Nashir, dan Kompetisi Kiper di Persib


Beberapa Catatan Taktikal dari laga Persib vs New Radiant


Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib Bandung


Kasus Aron dan Pelajaran untuk Persib dalam Rekrutmen Pemain Asing



Lalu bagaimana dengan I Made Wirawan? Sementara ini, Made sangat aman dalam posisinya sebagi kiper utama di Persib. Namun mengingat Persib akan melakoni tiga kompetisi sekaligus (AFC Cup, Piala Indonesia dan ISL) sangat riskan apabila tim pelatih terus menerus memakasakan Made selalu tampil penuh di ketiga kompetisi tersebut. Ini akan berdampak pada kebugarannya yang menjadi lebih rentan cedera, serta berpengaruh pada jangka panjang.

Maka dari itu tim pelatih tentunya akan melakukan rotasi. Sejatinya rotasi inilah yang seharusnya dimanfaatkan kiper cadangan untuk membuktikan dirinya layak menjadi kiper utama dan hal ini pula yang pasti akan memacu terus menerus Made agar bisa selalu memberikan yang terbaik.

Tentunya ini persaingan yang sehat dan bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi Persib. Nah kita lihat saja ke depannya, apakah Shahar atau Deden yang akan menjadi kiper kedua, atau malah Made yang akan tergeser posisinya karena faktor kebugaran.

===============

Sigit Pramudya, fisioterapis profesional, kini bekerja untuk Persib Bandung. Anda bisa berkonsultasi dengan Sigit, terkait aspek kebugaran dan hal-hal terkait fisioterapi lainnya, melalui akun twitter: @sigitpramudya1.

foto ilustrasi diambil dari situs resmi persib.co.id

Komentar