Bintang Kelima Brasil

Backpass

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Bintang Kelima Brasil

Belum ada negara yang berhasil menjadi juara Piala Dunia lebih banyak daripada Brasil. Sampai Piala Dunia 2018, Seleção berhasil melakukannya sebanyak lima kali. Itu menjadi alasan ada lima bintang di atas logo Brasil. Satu bintang untuk setiap satu kali juara dunia.

Brasil mendapatkan bintang kelima mereka pada 30 Juni 2002, ketika mengalahkan Jerman 2-0 di International Stadium, Yokohama.

Jika membandingkan skuat Brasil pada turnamen yang diselenggarakan di Korea Selatan dan Jepang tersebut dengan skuat di Rusia 2018, kita akan menemukan banyak perbedaan. Saat itu 12 pemain Seleção bermain di Liga Brasil. Di Piala Dunia 2018 hanya tiga pemain yang bermain di liga lokal.

Kaká masih bermain di São Paulo, Gilberto Silva di Atlético Mineiro, Marcos (kiper yang bermain di final) di Palmeiras, Dida (masih jadi kiper pelapis) di Corinthians, bahkan Kléberson di Atlético Paranaense. Ia baru pindah ke Manchester United setelah Piala Dunia 2002.

Begitu juga dengan dua kesebelasan terbaik dunia, Barcelona dan Real Madrid. Pada 2002 hanya Roberto Carlos (Madrid) dan Rivaldo (Barcelona) yang bermain di dua raksasa Spanyol tersebut. Di Rusia 2018 ada empat pemain: Casemiro, Marcelo (keduanya di Madrid), Paulinho, dan Philippe Coutinho (Barcelona).

Meski dipenuhi pemain-pemain dalam negeri, skuat Brasil 2002 dinilai sebagai salah satu yang terbaik. Selain nama-nama yang sudah disebutkan di atas, pelatih Luiz Felipe Scolari juga membawa Lúcio (Bayer Leverkusen), Ronaldinho (Paris Saint-Germain), kapten Cafu (Roma), dan tentu saja: Ronaldo (Internazionale Milan).

Final Antara Dua Kesebelasan Terbaik Dunia

Brasil bisa sampai ke final dengan rekor sempurna. Mereka memenangi seluruh pertandingan di babak grup kemudian menyapu bersih seluruh fase knock-out dengan kemenangan atas Belgia (2-0), Inggris (2-1), dan Turki (1-0). Sebelum final, Ronaldo berhasil mencetak enam gol.

Sedangkan Jerman sempat membantai Arab Saudi dengan skor 8-0 di pertandingan pembuka. Satu-satunya pertandingan yang gagal dimenangi adalah saat melawan Republik Irlandia (1-1). Di knock-out, Jerman selalu menang 1-0 melawan Paraguay, Amerika Serikat, dan Korsel.

Jerman dan Brasil baru bertemu pertama kali di final pada Piala Dunia 2002. Jauh sebelum final, dua kesebelasan itu sudah dianggap sebagai dua yang terbaik.

Di skuat Jerman, pelatih Rudi Völler saat itu membawa Oliver Kahn dan tiga pemain Bayern München lainnya. Bayer Leverkusen menjadi kesebelasan yang paling banyak menyumbangkan pemain ke skuat Jerman dengan lima pemain; Michael Ballack dan Bernd Schneider adalah dua di antaranya.

Die Mannschaft juga membawa Dietmar Hamann (Liverpool), Torsten Frings (Werder Bremen), Oliver Bierhoff (Monaco), dan top skor mereka, Miroslav Klose (Kaiserslautern), yang berhasil mencetak lima gol.

Duel dua kesebelasan terbaik dengan dua penyerang tertajam menjadi bumbu sempurna pertandingan final ini. Apalagi Brasil juga memiliki kapten Cafu yang tampil pada tiga final Piala Dunia, paling banyak di antara semua pemain lainnya sepanjang sejarah.

Ronaldo mampu meneruskan tren positifnya di final. Ia berhasil mencetak dua gol di menit ke-67 dan 79.

Skor 2-0 bertahan sampai wasit Pierluigi Collina meniup peluit panjang. Cafu berhasil mengangkat trofi Piala Dunia. Ronaldo berhasil menangkat Golden Boot (gelar top skor). Brasil pun menambahkan bintang kelima pada logo mereka.

Jika di Jepang tersaji pertandingan antara dua kesebelasan terbaik dunia, di sisi dunia lain, di Bhutan, juga terjadi final lainnya. Namun final ini adalah antara dua kesebelasan terburuk dunia saat itu: Montserrat dan Bhutan.

Komentar