Manusia Sejuta Pertama

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Manusia Sejuta Pertama

Nilai transfer Trevor John Francis dari Birmingham City ke Nottingham Forest pada 9 Februari 1979 hanya sedikit lewat dari 1 juta paun. Namun itu saja membuatnya memecahkan rekor transfer sekaligus mencetak sejarah -- sebelum Francis, tak ada pemain Inggris yang nilainya mencapai tujuh digit. Rasa-rasanya saat itu memang tak ada yang pantas menyandang kehormatan ini selain Francis.

Bahkan sejak usia sekolah, Francis sudah diandalkan sebagai pencetak gol utama Birmingham. Ia meneror pertahanan lawan di sore hari dan sudah harus di rumah sebelum pukul 10.30 pada malamnya. Ia tampak sama tinggi dengan pemain-pemain lain di lapangan pertandingan namun masih menjalankan tugas menyapu tribun dan mencuci sepatu yang dibebankan kepada pemain junior di tempat latihan.

Francis memperkenalkan diri sebagai bakat besar lewat 15 gol dari 15 pertandingan pertamanya untuk Birmingham. Mencetak gol adalah bagian dari permainannya. Pada Februari 1970, dalam sebuah pertandingan, Francis absen mencetak gol. BBC memberitakannya dengan judul “Dan Trevor Francis tidak mencetak gol hari ini!” -- usianya belum lagi 17 tahun saat itu.

Jauh sebelum ia memecahkan rekor transfer, Francis sudah menjadi pemain mahal. Jaminan (banyak) golnya meningkatkan pemasukan klub dari tiket pertandingan. Dalam dua musim pertamanya bersama Birmingham, di Divisi Kedua, penampilan Francis adalah undangan untuk nyaris 50 ribu penonton per pertandingan. Setelah Francis pindah, jumlah penonton Birmingham menurun hingga hanya seperempat saja dari jumlah biasanya.

“Prospek tercerah sejak George Best” adalah bagaimana Freddie Goodwin, manajernya di Birmingham, menggambarkan Francis.

“Dalam Trevor kau menemukan semua yang kau cari dari seorang pesepakbola. Jika seorang manajer beruntung, ia akan menemukan pemuda seperti ini sekali saja dalam kariernya.”

Francis, singkatnya, ditakdirkan untuk hal-hal besar. Bahwa pemain dengan bakat sebesar yang ia punya bertahan cukup lama di klub yang tak besar-besar amat bukan perkara sepi peminat, melainkan karena pada masa itu, kesenjangan kekayaan antarklub tidak mencolok seperti sekarang -- bisa apa Stromsgodset ketika Real Madrid datang menawar Martin Odegaard?

Pada akhirnya, setelah delapan setengah tahun, Francis pindah juga. Media-media Inggris menyorotinya sebagai pemain termahal dunia -- alpa bahwa di Italia, dua pemain (Giuseppe Savoldi dan Paolo Rossi; seperti Francis, keduanya penyerang) sudah melewati batasan juta.

Detail biaya transfer tak selalu sampai ke permukaan. Namun dalam transfer bersejarah semacam ini, rinciannya tersebar juga. Total biaya yang dikeluarkan Forest, juara bertahan Divisi Pertama (divisi tertinggi piramida sepakbola Inggris) ketika itu, mencapai 1,18 juta paun. Brian Clough, manajer Forest saat itu, terus menerus membantah kebenaran tersebut.

Clough, setiap ada kesempatan, berkeras harga Francis hanya 999.999 paun. Menurutnya, status sebagai pencetak sejarah, status sebagai pesepakbola pertama berharga jutaan, hanya akan mengganggu performa Francis.

Bahkan dalam jumpa pers perkenalan sang pemain, Clough bersikap seolah apa yang terjadi bukan hal besar. Ia datang mengenakan setelan olahraga sembari menenteng raket squash, sebuah pernyataan sikap bahwa agenda pribadinya lebih penting dari sejarah yang dicetak Francis. Dan sebelum sang pemain menjalani debutnya di Forest, Clough berpesan: “Oper saja bolanya ke John Robertson -- Ia pemain yang lebih baik darimu.”

Benar atau tidak pendapat Clough tentang kemampuan Francis tentu bisa diperdebatkan. Apalagi, semasa menangani Francis, Clough tampak tak mampu memaksimalkan potensi besar yang dimiliki Francis. Clough lebih sering memainkan Francis sebagai pemain sayap kanan ketimbang penyerang, posisi terbaiknya, posisi di mana ia membangun kejayaannya.

Menyisir garis tepi, Produktivitas Francis menurun drastis. Satu-satunya gol Francis untuk Forest yang pantas dikenang, yang masih terus dirayakan hingga beberapa tahun berselang, barangkali, adalah gol yang ia cetak ke gawang Malmo FF di final Piala Champions Eropa (sekarang Liga Champions) 1979 di Olympiastadion Munchen. Gol tersebut, gol tunggal pertandingan, membawa Forest menjadi juara Eropa untuk kali pertama.

Selebihnya, tak banyak yang Francis persembahkan untuk Forest (ia kembali menjuarai Piala Champions Eropa 1980, namun tak tampil di final karena cedera tendon Achilles). Ditambah cedera yang berkali-kali memaksanya menepi, Francis di Forest tak pernah sebesar Francis di Birmingham.

Pada September 1981, Francis dilepas ke Manchester City seharga 1,2 juta paun, di saat harga jutaan paun sudah mulai menjadi hal yang biasa. Meski begitu, Francis adalah manusia sejuta paun yang pertama.

Komentar