Hide yang Tak Bisa Bersembunyi Lagi

Backpass

by Ardy Nurhadi Shufi 53761 Pilihan

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Hide yang Tak Bisa Bersembunyi Lagi

Halaman kedua

Banyak yang menyayangkan keputusan Hide untuk pensiun dini. Apalagi Hide tak menyebut alasan mengapa ia memutuskan gantung sepatu Lebih mengagetkan lagi, yang mungkin membuat orang semakin bertanya-tanya, ia mengakui bahwa pensiunnya itu sudah direncanakan sejak ia masih membela Fiorentina.

"Saya memutuskan ini sejak satu setengah tahun yang lalu, bahwa saya pensiun dari dunia sepakbola profesional setelah Piala Dunia di Jerman. Saya tidak akan pernah bermain sepakbola lagi sebagai pemain profesional, tapi saya tidak akan pernah menyerah pada sepakbola," tulis Hide pada situs resminya, nakata.net.

Setelah pernyataan itu Hide memilih bungkam dan mengasingkan diri. Semakin menjadi misteri karena ia bukan tipe pemain yang gemar berbicara pada media. Di beberapa kesempatan ia turut serta tampil di ajang charity bersama legenda sepakbola lain, tapi setelah itu ia kembali menghilang dan beritanya jarang terdengar.

Hide baru buka suara delapan tahun kemudian. Pada 2014 ia akhirnya bersedia kembali diwawancara. Akhirnya ia mau menceritakan alasan di balik pensiunnya yang penuh tanda tanya. Ternyata, sepakbola yang semakin menjadi dunia bisnis membuatnya tak bisa lagi menikmati sepakbola.

"Hari demi hari saya menyadari bahwa sepakbola telah menjadi bisnis besar," kata Hide pada TMWMagazine. "Saya bisa merasakan sebuah tim mulai bermain untuk uang, bukan untuk bersenang-senang. Sementara saya selalu menganggap sebuah tim adalah keluarga saya sendiri. Saya sedih, itulah kenapa saya berhenti bermain di usia 29 tahun. Selalu memikirkan untuk kembali? Setiap waktu."

Selama menjalani kariernya, Hide memang menjadi target pasar yang menguntungkan bagi setiap klubnya. Di Perugia misalnya, ia berhasil menjual lebih dari 25 ribu seragam Perugia bertuliskan "Nakata" dengan nomor "7" di Jepang (total menjual 70 ribu seragam di dunia). Nytimes menyebutkan bahwa keuntungan Perugia meningkat drastis dari 100 ribu USD menjadi 500 ribu dolar USD berkat penjualan jersey Nakata.

"Saya tidak senang karena hal itu," jawab Hide. "Ketika saya mendengarnya, saya tidak senang. Itu kenyataannya."

Nakata saat berseragam Bolton Wanderers

Sejak di Perugia juga ia sudah menyatakan tidak menyukai popularitas. Ketika ada seorang fans yang menunjukkan sebuah koran dengan berita tentangnya, ia justru berkata, "Jangan beli koran itu." Selain itu, kabarnya alasannya menolak tawaran Manchester United pun setelah membaca sebuah tulisan di NY Times yang menyebut bahwa Nakata merupakan "seorang yang bisa mendatangkan turis dan menjadi tambang emas dari merchandise untuk United."

Saat ke Bolton, sebenarnya Hide sempat berdamai dengan dirinya sendiri dan mulai menemukan lagi kebahagiaan bermain sepakbola. Hanya saja insiden di Reebok Stadium yang mengorbankan anak kecil membuatnya bulat untuk pensiun. Usai laga melawan West Bromwich Albion yang diperkuat rekan senegaranya, Junichi Inamoto, Hide dihampiri oleh banyak pendukungnya dari Jepang sementara anak-anak Inggris yang ada di sana menjadi korban kekacauan saat itu.

"Saya sebenarnya ingin bertahan di Bolton, tapi saya punya sesuatu yang tak bisa lagi saya kendalikan. Saya tak bisa lagi bersembunyi," ujar Hide pada The Times. "Ketika saya datang ke sini [Inggris] saya ingin kembali menemukan kenikmatan dalam bermain sepakbola dan saya melakukannya. Di Bolton, bahkan di tempat latihan, selalu dilakukan dengan bersenang-senang, di Italia, serius, selalu."

"Ada sebuah kekecewaan yang besar karena biasanya di Inggris Anda bisa meninggalkan stadion dan orang tidak mengganggu Anda atau mereka akan meminta tanda tangan dengan sopan. Tapi setelah laga itu saya tidak bisa lagi mengontrol situasi dan orang-orang di sana tak melihat banyak anak kecil di sana," ujar Hide.

"Saya merasa bertanggung jawab. Ketika Anda pergi ke negara lain dan orang-orang di sana melakukan sesuatu hal yang berbeda, Anda juga harus melakukan hal yang sama. Anda harus menghormati budaya mereka dan saya meminta maaf pada masyarakat di Bolton atas apa yang terjadi saat itu," sambungnya.

Sepertinya, saat itu Hide merasa bahwa popularitasnya sebagai pesepakbola bisa merugikan orang lain. Sementara sejak awal ia bermain sepakbola memang bukan untuk ketenaran, melainkan karena kesukaannya bermain sepakbola. Karenanya ketika sepakbola itu tak lagi seperti yang ia inginkan, tak seperti yang tersaji pada jalan cerita Captain Tsubasa yang ia saksikan ketika kecil, sepakbola bukan lagi jalan hidupnya.

Komentar