Tips Mendekati Perempuan Idaman Anda dari Proses Transfer Pemain

Editorial

by Ardy Nurhadi Shufi 53647

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tips Mendekati Perempuan Idaman Anda dari Proses Transfer Pemain

Menyadari Berada di Level Mana Kita Berdiri

Pada suatu hari, Persib Bandung membutuhkan penyerang yang tentunya diharapkan bisa diandalkan dalam mencetak gol. Berbicara tentang siapa pemain yang bisa mencetak banyak gol, Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo jelas bisa menjawab kebutuhan Persib akan penyerang kriterianya tersebut. Namun masalahnya, maukah Messi atau Ronaldo bergabung dengan Persib?

Untuk mendapatkan perempuan yang kita inginkan pun demikian, kita perlu menyadari siapa diri kita. Tidaklah haram untuk bermimpi memiliki pacar dengan paras seperti Angel Karamoy atau Isyana Sarasvati. Tidaklah salah kita mengincar perempuan tercantik di kampus kita. Hanya saja masalahnya, apakah Anda layak untuk mendapatkannya?

Kita memang perlu menyadari berada di level mana kita berdiri. Jika kita hanyalah seorang yang setiap harinya bergumul dengan game, jarang mandi, tak memerhatikan penampilan diri, atau kurang pergaulan, janganlah berani-berani bermimpi untuk mendapatkan perempuan tercantik di kampus.

Kodratnya, pria memang memilih di mana ini artinya bisa mendapatkan siapapun. Namun perlu diketahui pula, bahwa sudah kodratnya perempuan boleh dan sangat mungkin untuk menolak.

Persib tentunya tahu diri. Meskipun Persib merupakan salah satu kesebelasan terbesar di Indonesia, tapi itu belum cukup untuk membuat penyerang dengan kualitas seperti Messi atau Ronaldo untuk tertarik bergabung. Jika pun Messi atau Ronaldo mau, sanggupkah Persib membayar gaji mereka yang fantastis? Itulah yang menjadi alasan jika pada akhirnya Persib menjatuhkan pilihan pada penyerang-penyerang dengan kualitas seperti Djibril Coulibaly, Herman Dzumafo dan Ilija Spasojevic.

Tapi sebenarnya bukan tak mungkin juga kesebelasan antah berantah atau dalam artian bukan kesebelasan dengan reputasi dunia bisa mendapatkan pemain kelas dunia. Buktinya, Andre-Pierre Gignac ternyata bisa saja bergabung dengan kesebelasan Meksiko, UANL Tigres. Sebastian Giovinco, secara mengejutkan bersinar bersama Toronto FC. Sementara Paulinho, rela hijrah ke Tiongkok.

Tentunya ada alasan mengapa pemain berkualitas tersebut tak mempermasalahkan jika harus tak berkompetisi di Eropa. Asalkan satu hal yang pasti, harus memiliki tawaran yang menarik.

Guangzhou tak mungkin mendapatkan Paulinho (dan juga Robinho) jika mereka bukan kesebelasan kaya dan memiliki visi yang bisa menunjuang kariernya. Sementara Giovinco tentu tak akan mau mengasingkan diri ke Major League Soccer jika tidak mendapatkan tempat utama di Toronto FC. Maka jika boleh menyimpulkan, kepindahan keduanya terjadi karena klub yang meminatinya memang memiliki sesuatu yang menarik perhatiannya.

Hal itu juga bisa dipelajari ketika kita hendak berkenalan dengan perempuan yang sebelumnya belum kita kenal. Kita dipastikan tidak akan mendapatkan apa-apa jika misalnya kita tak memiliki sesuatu yang bisa membuatnya tertarik. Tapi bukan juga berarti kita harus menjadi pria kaya terlebih dahulu.

Kemungkinan besar kita akan mendapatkan penolakan ketika berkenalan dengan kalimat lawas seperti "Hai, boleh kenalan, gak?". Jika seperti itu, kita tampak tak memiliki sesuatu yang menarik, tak punya ide, tak punya visi yang jelas, tak terencana, dan hanya untung-untungan. Dalam berkenalan dan memperkenalkan diri, sebisa mungkin kita seperti Toronto FC yang membuat Giovinco tertarik untuk bergabung atau Gignac bersama Tigres-nya.

Caranya bisa dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat lawan bicara kita tertarik dan ingin mengenal lebih jauh tentang kita. Kalimat "Hai boleh kenalan gak?" coba diganti dengan "Eh, sorry, katanya cewek cantik eeknya bulet-bulet ya?" atau pertanyaan unik lainnya yang tidak hanya membutuhkan jawaban ya dan tidak saja atau setidaknya bisa menimbulkan pertanyaan lainnya. Karena yang perlu ditekankan dari perkenalan adalah bukan hanya kita yang berusaha mengetahui siapa dia, tapi kita pun berusaha mengenalkan diri kita pada mereka supaya mereka tertarik dengan kita.

Wajar jika banyak perempuan yang akan menghindari perkenalan dengan orang yang asing. Tak hanya perempuan, semua orang pun pasti akan lebih waspada ketika menghadapi orang asing sebagaimana yang orang tua kita ajarkan. Karena itu, menjadi penting untuk kita sebisa mungkin mengenalkan diri kita dengan baik agar mereka bisa membuka diri dan menjajakinya lebih jauh.

*

Sebenarnya yang paling ingin saya katakan adalah terkadang kita seringkali terbelenggu dengan pikiran kita sendiri. Kita memiliki rasa takut akan penolakan yang tinggi sehingga membuat kita diam tak bergerak hingga akhirnya tetap jalan di tempat tanpa ada kemajuan.

Dalam proses transfer, declare interest bisa mengintip peluang apakah sebuah kesebelasan bisa mendapatkan pemain yang diinginkan atau tidak. Pun begitu juga dengan PDKT. Minimalisasi ketakutan akan penolakan, untuk membukakan jalan kita mendapatkan apa yang kita inginkan, termasuk perempuan yang kita idam-idamkan.

Butuh proses memang. Mungkin hanya sedikit juga yang bisa langsung mempraktekkannya dan berhasil. But sometimes we win, sometimes we learn. Pelajari setiap kekalahan dan kesalahan, karena bukan hal yang mustahil mendapatkan apa yang kita inginkan, selama dengan cara yang tepat.

Dan yang paling penting, tingkatkan kualitas diri. Sebagaimana Juventus yang akhirnya mendapatkan Mandzukic. Juve sempat ditolak pada 2012. Namun setelah menjelma kembali menjadi salah satu kesebelasan terbaik Eropa pada 2015 lalu, mendapatkan Mandzukic yang mereka idam-idamkan bisa menjadi kenyataan. Rasanya hal seperti ini dengan cara yang berbeda bisa kita terapkan dalam keseharian kita untuk memperbesar kemungkinan mendapatkan perempuan yang kita idam-idamkan.


foto: pinterest.com

Komentar