"Papa, Mengapa Kita Dukung Atletico?"

Cerita

by redaksi

Berada di puncak klasemen La Liga dan lolos ke semi final Liga Champion dengan menyingkirkan Barcelona musim lalu mungkin jadi perasaan yang kurang akrab dengan fans Atletico Madrid. Meski telah mengantongi 2 gelar Europe League dan 1 piala Copa del Rey dalam tiga tahun terakhir, Atletico memang masih belum dianggap sementereng Barcelona atau Real Madrid.

Tentu tidak boleh dilupakan bahwa 14 tahun lalu Atletico sempat terpuruk di Segunda Division selama 2 musim.

Atletico adalah sang kuda hitam yang sesekali saja dihampiri kesuksesan. Selama belasan, bahkan puluhan tahun, fans Atletico Madrid pun selalu menempatkan diri sebagai tim papan tengah. Mereka acap mengambil posisi sebagai tim kaum kecil yang menantang kedigdayaan dan kemewahan sang tetangga, Real Madrid.

Para suporter juga seolah mahfum dengan keadaan klubnya. Mereka tak menuntut banyak dan bahkan menganggap bahwa mendukung Atletico adalah satu jalan hidup yang mesti ditempuh, meski entah berujung di mana.  Panggilan "The Pupas", atau mereka yang sial, juga kerap ditujukan pada para suporter Atletico Madrid.

Tak terkecuali para fans ciliknya.

"Saat saya berusia 7 atau 8 tahun, hampir semua anak-anak di sekolah saya mengenakan kostum Real. Dan aku akan dengan sengaja memakai seragam Atletico untuk memancing mereka, meski kesal karena Atletico kalah pada minggu sebelumnya," ujar Fernando Torres, sang legenda yang telah mengenakan ban kapten Atletico pada usia 19 tahun.

Demikian pula dengan anak-anak dari sang bintang lapangan. Mereka tak luput dari olokan. Ketika Atletico memenangkan Copa Del Rey pada 2013 lalu, sang pemain yang mencetak gol kemenangan, Joao Miranda, sempat berujar. "Saya mencetak gol ini demi anak saya yang setiap hari selalu diejek karena ia menjadi fans Atletico."

Rasanya mudah membayangkan perasaan para fans belia Atletico ini.

Bagi seorang anak, pastilah sulit untuk mengenakan jersey kesayangan jika konsekuensinya adalah diolok-olok oleh teman satu kelas. Mereka belum mengerti arti sejarah dan identitas, sehingga sebenarnya tak paham mengapa harus diejek demi tim kesayangan.

Jika tim tetangga notabene adalah tim terbaik di dunia, mengapa harus mendukung tim yang semenjana?

Lalu bayangkan diri Anda menjadi seorang fans Atletico, di Madrid, pada periode dua dekade terakhir. Apa yang harus Anda katakan pada anak Anda, agar ia  mau mengenakan jersey putih merah? Apa yang harus Anda lakukan agar sang anak tidak tertarik dengan kemegahan Los Galacticos?

Keresahan inilah yang ditangkap oleh klub Atletico Madrid. Melalui satu iklan, mereka menyebarkan arti menjadi seorang Atleti dengan mengeksplor relasi antara ayah dan anak.

Tak perlu panjang-panjang. Melalui satu kalimat singkat sang anak, dan ekspresi bisu sang ayah, iklan ini mampu merangkum bagaimana rasanya menjadi seorang fans Atletico. Ucapan sang anak juga jadi kalimat terkenal di kalangan suporter Atletico.  

"Papa, por qué somos del Atleti?"

"Papa, mengapa kita dukung Atletico?"



***

Tapi iklan itu tayang nyaris 13 tahun lalu. Atau ketika Atletico sedang berjuang di divisi bawah untuk kembali ke La Liga. Sebagaimana telah kita ketahui, Atletico kini berada di papan atas. Ketabahan para orang tua dalam masa-masa "kegelapan" Atletico, tentu terbayar dengan raihan-raihan yang telah dicapai oleh Diego Simeone dengan anak-anak asuhnya.

Lagi-lagi klub menangkap perasaan para orang tua ini. Menggunakan video yang sama, mereka mengubah kata-kata sang anak menjadi dedikasi untuk para ayah yang bertahun-tahun meneguhkan hati anaknya. Lagi-lagi hanya dengan satu kalimat singkat.

"Papa, muchas gracias".

Ya. Terima kasih, papa.



(vws)

Komentar