Siapa yang Mengakhiri Karir Pellegrini? Ivan Zamorano!

Cerita

by redaksi

Siapa yang Mengakhiri Karir Pellegrini? Ivan Zamorano!

Ivan Zamorano dan Manuel Pellegrini adalah satu dari beberapa tokoh sepakbola Chile yang mendunia. Jika Zamorani dikenal dalam statusnya sebagai striker yang tajam, Pellegrini mendunia karena statusnya sebagai manajer yang cukup sukses.

Menilik usianya, banyak orang yang berpikir keduanya berbeda generasi. Tentu saja itu benar. Kendati demikian, keduanya pernah bertemu dalam sebuah pertandingan. Sebuah pertandingan maha-penting dalam karir Pellegrini. Zamorano inilah justru yang mengakhiri karir Pellegrini sebagai pemain.

Pada suatu hari di tahun 1986, di sore hari yang cerah, Pellegrini turun sebagai pemain senior Univercidad de Chile. Sebagai pemain bertahan, Pellegrini harus berhadapan dengan penyerang-penyerang klub Cobreandino. Dan salah satu penyerang yang harus dihadapi pemain yang kini melatih Manchester City ini adalah remaja berusia 17 tahun bernama Ivan Zamorano.

Pada salah satu momen, kiper Univercidad de Chile berhasil menepis bola. Bola liar itu mengarah dekat ke posisi Pellegrini. Refleks ia melompat untuk membuang bola dengan kepalanya. Tidak disangka, pemain depan Cobrendino yang masih berusia 17 itu berhasil mendahuluinya dan mencetak gol.

Bersama Real Madrid, Ivan Zamorano pernah berada dalam puncak karirnya. Ia berhasil merengkuh satu titel juara Liga Spanyol, satu Copa del Rey, dan satu Piala Liga Spanyol. Pada musim 1994-95 pria asal Chile ini mencetak 28 gol dan dianugerahi gelar el phichici sebagai pencetak gol terbanyak.

Seusai pertandingan, Pellegrini duduk termenung di ruang ganti. Pikirannya campur aduk memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa ia gagal melompat lebih tinggi dari seseorang yang lebih pendek darinya. Lalu dia pun untuk pertama kalinya merasa sudah terlalu tua untuk bermain bola.

“Jika aku tahu bagaimana akhirnya ia (Zamorano) akan mencetak gol, aku tidak akan berhenti secepat ini,” ucap pria berkebangsaan Chile ini mengakui, “Mungkin aku akan bermain untuk dua atau tiga tahun lagi.”

Saat itu Pellegrini sudah memasuki usia 33 tahun, usia yang jelas tidak muda, tapi sesungguhnya belum terlalu renta untuk seorang defender. Setahun atau 3 tahun lagi masih bisalah dia merumput. Tapi kegagalannya mengantisipasi atau kekalahannya dalam adu lompat dengan Zamorano secara tiba-tiba membawanya pada momen krusial ketika dia merasa sudah terlalu renta untuk bersaing lagi.

Pertandingan menghadapi Cobreandino menjadi momen di mana pelatih yang kini berusia 60 tahun ini ingin segera mengakhiri akhirnya. Ia merasa gagal menghadapi lawan yang jauh lebih muda usianya. Pada momen itu, Pellegrini memutuskan untuk pensiun sebagai pemain profesional.

Sejak saat itulah karir Pellegrini sebagai pemain pun berhenti. Dan dia mulai meniti karir sebagai pelatih. Namanya mulai menjulang saat berhasil membawa Villareal sebagai tim yang disegani di La Liga bahkan sempat menembus babak semifinal Liga Champions musim 2005/2006.

(ad)

Komentar