Asnawi Mangkualam: Haus Menimba Ilmu di Luar Negeri

Cerita

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Asnawi Mangkualam: Haus Menimba Ilmu di Luar Negeri

Asnawi Mangkualam, pemuda kelahiran tanah Makassar pada 4 Oktober 1999, merupakan salah satu pemain muda bertalenta yang dimiliki Indonesia. Lahir dari seorang ayah yang merupakan legenda sepakbola PSM Makassar, Bahar Muharram, membuat sepak terjang Asnawi di dunia sepakbola bersinar.

Berlatar belakang sebagai legenda sepakbola Makassar, sang ayah membuka sekolah sepakbola tidak jauh dari rumahnya. Bersama anak-anak Makassar yang lain, Asnawi ikut berlatih disana dan menjadi titik awal sepak terjangnya di dunia sepakbola.

Langganan Timnas senior, maupun kelompok umur

Perjalanannya tembus sebagai pemain Timnas berawal dari seleksi kelompok usia muda. Seleksi Timnas Indonesia U-14 menjadi kesempatan awal Asnawi untuk masuk kedalam daftar pemain. Namun sayang, Asnawi gagal lolos ke fase selanjutnya, padahal sang ayah merupakan salah satu tim seleksinya.

“Kan ayah saya sebagai tim seleksi. Aku sampai rumah nanya, ‘kenapa aku gak lolos?’. Katanya (ayah), ‘ya kamu harus kerja keras lagi. Di Timnas gabutuh pemain yang dikenal sebagai siapa. Di Timnas harus sebagai orang yang bagus, kuat, dan harus pekerja keras’. Waktu itu saya sempat seperti, ‘apa aku masih bisa jadi pemain sepakbola seperti ini terus?’.” Hal tersebut diceritakan Asnawi dalam sesi wawancaranya di platform Youtube PSSI TV.

Setelah gagal di seleksi tersebut, sang ayah terus memotivasinya hingga memberi porsi latihan tambahan. Pada akhirnya, seleksi Timnas U-17 Asnawi lolos dalam seleksi tingkat Provinsi dan berangkat menuju Jakarta untuk mengikuti seleksi tingkat nasional. Asnawi lolos dalam seleksi tinhkat nasional, dan Timnas U-17 menjadi gerbang Asnawi dalam berkarir di Timnas

AFF U-16 2013 menjadi pertandingan pertama Asnawi membela Timnas di laga resmi. Setelahnya, Asnawi selalu menjadi andalan di Timnas U-19, U-23, hingga senior. Hal tersebut menjadikan ia sebagai salah satu pemain tersibuk dalam membela Timnas Indonesia senior maupun kelompok umur.

Hasrat berkarir di luar negeri

Dipercayanya Asnawi untuk membela Timnas, tidak terlepas dari penampilan gemilangnya bersama klub yang dibelanya. Persiba Balik papan menjadi klub professional pertama yang ia bela. Gol pertama Asnawi di karir professionalnya yakni kala Persiba Balikpapan menghadapi Bali United. Gol tersebut sekaligus mencatatkan nama Asnawi sebagai pencetak gol termuda di Indonesia Soccer Championship 2016, yang saat itu berumur 17 tahun.

Setahun berselang, Asnawi bergabung dengan klub tanah kelahirannya, PSM Makassar. Ketika memperkuat PSM, karir Asnawi semakin mentereng dan selalu dipercaya tampil di menit awal. Di tahun 2019, ketika PSM Makassar menjuarai Piala Indonesia, Asnawi mencatatkan namanya sebagai pemain muda terbaik. Di Liga 1 2019, Asnawi masuk ke dalam team of season, meskipun posisi PSM saat itu berada di posisi yang kurang baik, yakni 12.

Empat tahun membela klub tanah kelahirannya, di awal tahun 2021 Asnawi memutuskan untuk hengkang PSM Makassar dan Indonesia. Ia bergabung dengan klub divisi dua Korea, yakni Ansan Greeners. Bergabungnya Asnawi bersama Ansan Greeners merupakan penantian panjangnya untuk berkarir di luar Indonesia. Melalui rekomendasi dari Shin Tae Yong, pihak Ansan Greeners akhirnya kepincut oleh kemampuan Asnawi untuk menjadi bagian dari tim.

Asnawi memiliki cita-cita besar untuk melebarkan karirnya di luar Indonesia. Sebetulnya, penantian Asnawi untuk berkarir di luar negeri bermula sejak tahun 2017. Kala itu ia menunggu kepastian dari agen-agen dan mengalami kesulitan karena terkendala berbagai teknis, termasuk administrasi.

Gairah Asnawi untuk berkarir di luar Indonesia mengesampingkan nilainya secara nominal dalam menandatangani sebuah kontrak. Hengkangnya Asnawi dari klub asalnya, merelakan nilai kontraknya yang lebih besar. Namun, karena tujuannya untuk mengembangkan kemampuan dan membantu Timnas Indonesia berprestasi, Asnawi merelakan aspek tersebut.

“Memang gak mudah untuk bermain di luar (negeri). Banyak hal yang harus di selesaikan. Apalagi kita sebagai pemain Indonesia yang peringkat FIFA nya kurang bagus saat ini, dianggap remeh di luar. Jadi mendapatkan klub di luar itu tidak mudah, makannya aku sekali dapat kesempatan, langsung, ‘oh iya oke, masalah harga dan lain-lain tidak ada masalah, langsung tanda tangan saja’,” kata Asnawi.

Setelah menginjakkan kaki di Korea, perjalanan Asnawi di klub barunya telah dimulai. Butuh kerja keras bagi Asnawi untuk bisa tampil di tim inti, pasalnya seluruh pemain berjuang 100 persen, baik itu pemain senior maupun junior.

Hingga, pada pertandingan menghadapi Busan I Park, pada Sabtu, tanggal 3 April 2021, Asnawi dipercaya tampil oleh pelatih Ansan, Kim Gil-sik. Asnawi turun sebagai starter dan digantikan oleh Lim Jae-hyok di menit ke-61.

Bermain 15 kali di musim pertamanya bersama Ansan Greeners, Asnawi gagal membawa Ansan Greeners naik kasta ke K-League 1, dengan finish di posisi 7.

Kontrak Asnawi akan habis di penghujung tahun ini, belum ada keputusan pasti dari pihak pemain maupun klub. Bergabung secara resmi pada bulan Februari 2021, kedua belah pihak sepakat dengan adanya klausul perpanjangan kontrak selama satu tahun.

Namun, jika dilihat dari statement dari pelatih baru Ansan Greeners, Cho Min-kook, beberapa kali menyinggung nama Asnawi dalam sesi wawancaranya bersama media Korea, Footballist.co.kr. Ia bahkan berpendapat jika permainan agresif dari seorang Asnawi lebih cocok menjadikannya sebagai penyerang.

Sang agen, Gabriel Budi enggan berkomentar mengenai nasib karir Asnawi di luar negeri. Apalagi sang pemain kini sedang fokus membela negaranya yang sedang berlaga di Piala AFF 2020.

Kiprah Asnawi di luar negeri, kemungkinan besar Asnawi akan terus berlanjut. Hal tersebut dilandasi oleh tekadnya yang ingin terus berkiprah di luar negeri, kemudian respon positif dari pelatih baru mengenai penampilan Asnawi bersama Ansan Greeners.

Mencari asa di luar negeri

Asnawi menjadi satu dari sekian pemain Timnas Indonesia yang hingga saat ini memutuskan untuk berkarir di luar negeri. Terlepas dari buruknya sistem liga sepakbola dalam negeri, para pemain Indonesia yang berkarir di luar negeri memiliki mental yang patut diacungi jempol. Pasalnya, beberapa faktor seperti, komunikasi, cuaca, budaya, fisik, hingga psikologi menjadi tantangan yang harus dihadapi.

Bekal skill saja tidak cukup bagi seorang pemain untuk berani hijrah ke luar negeri. Butuh penyerapan taktik yang baik dan adaptasi gaya bermain sepakbola di negara yang dipijaki. Jika hanya bermodal skill dari negara asalnya, maka akan terjadi seperti yang dialami oleh Yanto Basna ketika kedatangannya di negeri gajah putih, Thailand.

Yanto Basna bergabung dengan klub divisi 2 Thailand, Khon Khaen FC di tahun 2018. Ketika sesi latihan, ia diperlakukan sebagai siswa SSB. Basna diajari kembali mengenai dasar-dasar sepakbola pada sesi latihan tersebut. Namun, Basna tidak ambil pusing dan melanjutkan perjuangannya untuk berkarir di Thailand.

Hijrahnya para pemain ke negara dengan kualitas sepakbola dan liga yang lebih baik dari Indonesia menjadi langkah yang baik untuk membantu mendongkrak permainan Timnas Indonesia, dan tentunya meraih prestasi. Kemudian, ilmu merupakan salah satu hal yang paling berharga dari para pemain yang berkarir di luar negeri sebagai buah tangan bagi pemain lainnya.

Para pemain yang berkarir di luar negeri akan membuka jalan bagi pemain dalam negeri lainnya untuk berkarir di klub, bahkan liga di negara tersebut. Jika tampil gemilang, dan meraih hasil positif di klubnya, potensi pemain Indonesia perlahan akan dilirik.

Contohnya penampilan Egy Maulana Vikri di klub liga Polandia, Lechia Gdansk. Setelah Egy hengkang dari Lechia pada Juni 2021, di tahun yang sama Witan Sulaeman diperkenalkan sebagai pemain baru untuk Lechia.

Sudah sepatutnya bagi kita sebagai pendukung sepakbola Indonesia “percaya akan proses”. Memang, penggalan tersebut sudah kenyang di telinga, namun bibit-bibit pemain yang berkarir di luar negeri, kelak buahnya akan dinikmati bersama, cepat atau lambat.

Patut ditunggu pemain-pemain muda yang memiliki pola pikir seperti Asnawi yang haus menimba ilmu di negara orang untuk kepentingan sepakbola negeri.

Komentar