Annus Mirabilis Robert Lewandowski

Cerita

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Annus Mirabilis Robert Lewandowski

Rekor Gerd Mueller akhirnya pecah. Butuh 49 tahun hingga torehan 40 golnya dalam satu musim Bundesliga dilampaui seseorang. Robert Lewandowski, penyerang Polandia yang musim ini berusia 32 tahun, memecahkan rekor itu pada 22 Mei lalu. Kini, torehan gol terbanyak Bundesliga dipegang Lewandowski. Ia mengemas 41 gol dari 29 pertandingan pada 2020/21.

Ketika usianya sudah lebih kepala tiga, Lewandowski justru menjalani episode terbaik sepanjang kariernya. Musim lalu, ia memenangkan segalanya bersama Bayern Muenchen. Musim ini, ia memecahkan rekor “musykil” Mueller sekaligus meraih Torjagerkanone empat kali beruntun. Dua musim belakangan adalah musim tersubur eks striker Lech Poznan itu.

Memecahkan rekor Mueller adalah puncak pencapaian individualnya sejauh ini. Untuk mendekatinya saja sudah teramat sulit. Buktinya, rekor ini telah bertahan selama hampir setengah abad.

Sejak 1971/72, ketika Mueller mencatatkan rekor gol, tidak ada pemain — kecuali Lewandowski (2019/20), Dieter Mueller (1976/77), dan Gerd Mueller sendiri (1972/73 — yang bisa dikatakan mendekati rekor tersebut.

Bahkan, menembus batasan 30 gol Bundesliga dalam semusim pun teramat sulit bagi striker. Hanya ada empat pemain selain Gerd Mueller yang bisa mencetak 30 gol atau lebih dalam semusim Bundesliga sejak 1972. Mereka adalah Jupp Heynckes, Dieter Mueller, Lewandowski, dan Pierre-Emerick Aubameyang.

Hal tersebut mengukuhkan betapa legendarisnya Gerd Mueller. Ia seperti mitos, memaku batasan yang tampak musykil dilalui siapa pun— sampai kemudian Lewandowski datang.

Eks striker Dortmund ini adalah satu-satunya pemain yang digadang-gadang bisa memecahkan rekor tersebut. Meskipun Bundesliga mengenal striker tajam macam Karl-Heinz Rummennige, Miroslav Klose, hingga Claudio Pizarro, tak ada yang benar-benar mengundang pembicaraan mengenai rekor Der Bomber hingga Lewandowski diasuh Hansi Flick.

“Dia [Lewandowski] punya tim fantastis di sekitarnya. Tim itu adalah kunci untuk memecahkan rekor milik Gerd Mueller. Jadi, ini adalah ramalan saya untuk 2021, Robert Lewandowski akan memecahkan rekor Gerd Mueller dan mencetak lebih dari 40 gol di Bundesliga,” kata legenda Bayern, Lothar Matthaeus pada awal tahun.

Matthaeus berani berkata demikian karena Lewandowski terus menunjukkan kecakapan mencetak gol yang luar biasa. Musim lalu, ia tampil brilian sejak awal musim. Penyerang yang tumbuh di Warsawa ini mengemas 16 gol dari 11 pertandingan awal. Namun, ia kemudian absen dalam tiga pertandingan akibat cedera dan akumulasi kartu. Lewandowski mengakhiri 2019/20 dengan catatan 34 gol Bundesliga, enam lebih sedikit dari target.

“Saya melewatkan tiga pertandingan [pada 2019/20]. Siapa tahu apa yang bisa saya lakukan jika saya tidak melewatkannya?” kata Robert Lewandowski di akhir musim lalu.

Musim ini, misi Lewandowski juga sempat terancam karena cedera. Ia menderita cedera lutut yang memaksanya absen dalam empat pertandingan pada April, yakni melawan RB Leipzig, Union Berlin, VfL Wolfsburg, dan Bayer Leverkusen. Sebelumnya, sang pemain telah absen dalam satu pertandingan Bundesliga, diistirahatkan kala timnya menghadapi FC Koeln di putaran pertama.

Cedera tersebut tentu mengecewakan Lewandowski. Ia telah mencetak 35 gol Bundesliga hingga jeda internasional April; ketika ligamen di lutut kanannya mengalami cedera. Setelah bekerja keras sepanjang musim, Lewy terancam gagal seperti pada 2019/20. Berkaca dari musim lalu, absen dalam beberapa pertandingan menjadi alasan krusial dari kegagalannya, menjadi nuansa antara tonggak bersejarah dengan pengandaian menyakitkan.

Akan tetapi, sikap pantang menyerah sang pemain akhirnya beroleh hasil melegakan. Setelah kembali ke lapangan rumput, garis takdir seolah berpihak kepadanya. Lewandowski menuntaskan misi dengan cara yang sangat dramatis. Dibanding kenyataan, kisahnya mencapai milestone lebih mirip skrip Captain Tsubasa.

Lewandowski segera tancap gas sekembalinya dari cedera. Ia kembali bermain di Spieltag 31 saat timnya melawat ke markas Mainz 05. Die Nullfuenfer, butuh poin untuk menjauhi zona degradasi, tampil solid menahan Bayern. Mereka bahkan unggul 2-0 hingga injury time.

Pertahanan Mainz tidak bisa dilalui. Memasuki menit keempat injury time, anak asuh Hansi Flick sudah dipastikan kalah dan terancam pulang tanpa gol. Namun, seperti sudah digariskan takdir, Lewandowski tiba-tiba mencetak gol.

Tiba-tiba karena, pertama, ia sulit mendapat peluang dalam laga tersebut. Lewandowski hanya membuat dua tembakan ke gawang Robin Zentner sepanjang pertandingan. Kedua, kesempatan mencetak gol pada menit akhir terjadi karena kesalahan yang tak terduga, sebuah unforced mistake. Alexander Hack berupaya menyapu umpan lambung ke kotak penalti Mainz. Tak ada pemain Bayern yang coba menentangnya dalam duel udara. Tak ada pemain yang cukup dekat untuk segera merebut bola darinya. Namun, Hack justru melakukan sundulan lemah ke belakang. Niatnya adalah mengumpan kiper, tetapi operannya terlalu lemah. Lewandowski pun segera menyambut bola dan mencetak gol dengan mudah.

Gol ke gawang Mainz adalah gol ke-36 Lewandowski. Dengan empat laga tersisa, ia butuh empat gol untuk menyamai rekor Mueller. Ia rata-rata mencetak satu gol per 60 menit dan pada titik ini, ramalan Matthaeus di awal musim masuk akal belaka.

Di Spieltag 32, Lewandowski mencetak hat-trick ke gawang Borussia Moenchengladbach. Ia mengemas 39 gol jelang menghadapi SC Freiburg di Spieltag 33. Ia kemudian mencetak satu gol via titik putih kala bertanding lawan Breisgau-Brasilianer. Rekor Gerd Mueller disamai pada 15 Mei 2021.

Pada pertandingan terakhir, ia berpeluang melampaui rekor itu. Laga kontra FC Augsburg di Allianz Arena menjadi kesempatan pemungkas Lewandowski. Laga ini diwarnai hujan gol dan Bayern Muenchen unggul 4-0 di babak pertama. Namun, top skor Timnas Polandia itu tak mendapat jatah mencetak gol. Tak seperti rekan-rekannya, ia justru sulit mencetak gol sepanjang 90 menit lawan Augsburg.

Kompatriot Lewandowski, Rafal Gikiewicz tak peduli dengan rekornya. Kendati kiper Polandia itu kebobolan empat gol di babak pertama, ia tampil brilian menghalau upaya Lewandowski. Gikiewicz sigap mementahkan empat tembakan Lewandowski: tiga sepakan jarak dekat dan satu tendangan bebas. Sekalinya mengalahkan Gikiewicz, upaya Lewandoswki bisa diblok Marek Suchy.

Di Allianz Arena, waktu hampir habis dan Lewandowski tak kunjung menemukan golnya. Momen yang ditunggu-tunggu baru datang pada menit 90. Leroy Sane mencoba sepakan jarak jauh yang dihalau kiper. Bola pantul kemudian diperebutkan oleh Lewandowski dan Gikiewicz. Kali ini, sang striker lebih cepat sepersekian detik darinya. Lewandowski mengelakkan bola dari tangkapan kiper dan mencetak gol yang dinanti-nanti. Ia memecahkan rekor Gerd Mueller dengan upaya terakhir di pertandingan terakhir. Sebuah momen yang sangat dramatis.

“Saya benar-benar kehabisan kata-kata untuk menggambarkan ini. Ketika Anda mencoba selama 90 menit untuk mencetak satu gol, dan itu tak kunjung kejadian, dan kemudian dengan tembakan terakhir di pertandingan Anda mencetak gol, itu terasa sangat menakjubkan. Saya sangat bahagia. Ini pasti menjadi sepotong momen yang disorot dalam karier saya,” kata Lewandoski setelah pertandingan.

Kini, ia tak lagi dibebani pengandaian. Sang Bomber, Gerd Mueller secara resmi dikudeta Lewandowski pada menit akhir 2020/21. Pada 2020 ia memenangkan segalanya dan tahun ini menuntaskan pencapaian pribadi yang agung. 2021 adalah annus mirabilis bagi Robert Lewandowski, sebuah tahun azmat, tahun bersejarah.

Ia sangat layak disejajarkan dengan Gerd Mueller. Mereka adalah striker komplet yang berperan penting dalam permainan tim. Dalam hal mata uang primer para striker, yakni gol, keduanya menempati kedudukan yang sejajar. Jika meninjau kiprah masing-masing pada 1971/72 dan 2020/21, Lewandowski bahkan bisa dikatakan lebih baik dari Mueller.

Saat mencetak 40 gol, Mueller tak terganggu cedera, memainkan ke-34 partai Bayern Muenchen di Bundesliga. Sedangkan Lewandowski absen lima kali musim ini. Lewandowski rata-rata mencetak satu gol per 60 menit, Mueller satu gol per 76,5 menit.

Keberhasilan Lewandowski musim ini terkesan seperti keajaiban. Namun, jangan sampai kita lupa bahwa ini adalah kombinasi dari kerja keras di sesi latihan, kemauan belajar dan menimba pengalaman dari tiap pertandingan, serta pola hidup yang terjaga.

Robert Lewandowski, secara taktis, menyesuaikan diri dengan sangat baik dalam skema Hansi Flick. Ia terlibat aktif dalam sekuens serangan, bersedia bekerja di lini pressing pertama, serta pandai membuka/menemukan ruang tembak. Kehadirannya melengkapi potensi eksplosif Kingsley Coman, Leroy Sane, dan Serge Gnabry; serta visi dan kecerdasan Thomas Mueller dan Joshua Kimmich. Tak berlebihan jika Flick menyebutnya “no.9 terbaik sedunia”.

Dari 41 golnya di Bundesliga 2020/21, hanya tiga yang dicetak dari luar kotak penalti dan delapan dari titik putih. Sebanyak 30 gol dicetaknya dari dalam kotak penalti lewat situasi open play. Ini menunjukkan betapa tajamnya Lewandowski dalam membuka/menemukan ruang tembak. Kemampuan itu dibarengi dengan teknik penyelesaian yang mumpuni.


Keterangan: Peta tembakan Robert Lewandowski yang berujung gol di Bundesliga 2020/21. Ukuran lingkaran menunjukkan besar-kecilnya nilai harapan gol (xG) dari tiap peluang. Kredit: understat.com.

Robert Lewandowski menempuh perjalanan panjang hingga berhasil menjadi striker kelas dunia. Ia adalah atlet yang wawas diri; selalu menjaga diet, asupan gizi, serta kualitas tidur. Sejak muda, ia terbiasa membina kebugaran fisik dengan ketat.

Ketika masih bermain di tim junior, Lewandowski memiliki tubuh kurus. Hal ini membuatnya dipandang sebelah mata. Krzysztof Sikorski, pelatih Lewandowski saat bermain di tim junior Varsovia Warsawa, ingat betapa postur sang pemain tak cocok untuk menjadi pesepakbola profesional.

“Kakinya sangat kurus; saya terus mendorongnya untuk menambah berat badan dan makan lebih banyak sandwich bakon. Meskipun demikian, itu tidak menghentikannya menjadi pencetak gol prolifik. Saya ingat dalam suatu musim kami mencetak 158 gol, dan dia mencetak setengah di antaranya,” kata Sikorski.

Diet terjaga membuat Lewandowski mendapatkan postur tubuh ideal. Jika meninjau fisiknya sekarang, sulit membayangkan bahwa sang pemain dulunya terlalu kurus.

Selain itu, Lewandowski terus bekerja keras menyempurnakan permainan individual. Bakat mencetak gol telah ada dalam dirinya sejak muda. Namun, demi mewujudkan bakat itu di pertandingan sungguhan, dari divisi bawah Polandia ke level teratas sepakbola Jerman, ia berhasil meningkatkan kualitas teknis yang diperlukan.

Lewandowski tak mudah puas. Ia adalah atlet profesional yang tak pernah lupa diri. Kini, setelah mengembangkan tiap aspek permainan hingga taraf luar biasa, dan setelah mendapatkan postur ideal seorang atlet; ia tetap menempa diri dan menjaga kebugaran dengan ketat.

Pola hidup yang terjaga adalah kunci dari awetnya performa Lewandowski. Agustus besok ia akan berusia 33 tahun. Namun, sang pemain tak menunjukkan tanda-tanda penurunan dan tetap menjadi no. 9 terbaik di dunia.

Kontraknya bersama Bayern akan berakhir pada 2023. Jika Lewandowski bisa menjaga kondisi fisik dan level permainan hingga tahun itu, die Roten tentu ingin memperpanjang masa tugasnya.

Lewandowski sendiri masih mengintip sejumlah pencapaian untuk menegaskan diri sebagai striker terbaik Bundesliga sepanjang masa. Ia telah enam kali meraih Torjagerkanone, terpaut satu dari Gerd Mueller yang memegang rekor top skor musiman paling banyak (7).

Di daftar top skor sepanjang masa Bundesliga, Lewandowski pun masih kalah dari Mueller. Der Bomber mencetak 365 gol dari 427 pertandingan. Saat ini, Lewandwoski mengemas 277 gol dari 350 pertandingan.

Setelah melampaui rekor 40 gol Gerd Mueller, mampukah Lewandowski memecahkan dua pencapaian di atas? Mengingat keseriusan sang pemain dalam menjaga kebugaran dan berlatih, Lewandowski tentu masih bisa bermain untuk waktu yang lama dan dengan demikian, masih bisa meraih banyak hal.

Foto: Bavarian Football Works

Komentar