Luca Ercolani, Eks Bek Muda Manchester United yang Mengantongi Lisensi Kepelatihan UEFA B

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Luca Ercolani, Eks Bek Muda Manchester United yang Mengantongi Lisensi Kepelatihan UEFA B

Nama Luca Ercolani mungkin tidak banyak dikenal fans sepakbola kebanyakan. Ia merupakan pemain muda Manchester United yang pernah bermain di level U-18 dan U-23. Pemain asal Italia ini bukan wonderkid dengan talenta luar biasa yang banyak dibicarakan. Meski begitu, Ercolani mencapai suatu hal yang jarang ditemui.

Ia baru berusia 21 tahun, namun Ercolani sudah mengantongi lisensi kepelatihan UEFA B. Lisensi di level tersebut bisa digunakan untuk melatih tim muda hingga kelompok usia U-16 atau asisten pelatih tim senior. Uniknya, latar belakang Ercolani menimba ilmu kepelatihan di usia yang muda adalah cedera ACL parah tahun lalu.

“Ketika saya melakukan rehabilitasi cedera, saya berpikir untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat saya tetap termotivasi dan sibuk sepanjang hari. Saya menjalani rehabilitasi di pagi hari hingga siang, tapi setelah pulang saya tidak punya aktivitas lain,” ujar Ercolani.

Rehabilitasi tetap menjadi fokus supaya ia bisa segera merumput. Namun Ercolani tetap ingin mengisi waktu dengan produktif. Ia berbicara dengan sejumlah staf pelatih tim muda Man United seperti Kieran McKenna dan Chris McCready. Mereka akhirnya merekomendasikan Ercolani untuk mengambil kursus kepelatihan.

Sembari menyelesaikan kursus, Ercolani melihat kembali sesi latihan tim muda Man United. Dengan bantuan McKenna dan McCready, ia menemukan ketertarikan tersendiri seputar sesi latihan. Meski sebelumnya Ercolani sama sekali tidak paham soal mengorganisir sesi latihan.

“Kieran (McKenna) membantu saya. Saya juga bertemu dengan Michael Carrick dan Lee Grant ketika mengambil kursus tahun lalu. Saya menonton sesi latihan dari Lee di lapangan dan Michael juga membantu saya.”

Usai pulih dari cedera, Ercolani sudah mengantongi lisensi UEFA B. Ia kembali berlatih di tim muda Man United. Ercolani merasakan beberapa hal berbeda ketika ia berlatih. Pemahamannya akan dunia kepelatihan membuat ia bisa menjawab beberapa pertanyaan dari rekan setimnya.

“Banyak rekan setim bertanya pada saya: ‘Kenapa pelatih menyusun sesi latihan ini dan apa tujuannya? Kita sudah menyelesaikan sesi ini kemarin dan kemarin lusa’. Terkadang, repetisi diperlukan.”

Ercolani menonton banyak sesi latihan ketika mengambil kursus. Karena itu, ia paham hampir semua sesi. Hal ini memudahkan ketika ia berlatih. Selain itu, Ercolani juga merasa ia memiliki pemahaman lebih soal taktik, hal yang memang sudah menjadi ketertarikan Ercolani sejak dulu.

Sebagai pemain, karier Ercolani tidak mulus. Ia pindah dari Forli, tim yang kini berada di Serie D, ke Man United pada 2016 silam. Ercolani membela Man United U-18 dan U-23. Usai cedera musim lalu, Ercolani menghadapi masa sulit di Man United.

“Di akhir musim panas, setelah pulih dari cedera, saya kembali ke Manchester untuk memulai musim baru dengan tim U-23, tapi klub membuat saya sadar bahwa tidak ada masa depan untuk saya,” ungkap Ercolani ke Il Resto Di Carlino.

Ercolani ‘sudah’ berumur 21 tahun tapi belum menjalani debut di tim senior Man United. Pemain muda lain seperti Axel Tuanzebe juga mengalami kesulitan menembus tim utama Man United. Pada 8 Januari lalu, Ercolani akhirnya hengkang dari Man United. Ia berlabuh ke Carpi, tim Serie C.

Sebagai pemain, karier Ercolani tidak mudah. Ia harus merangkak dari tim di divisi bawah hingga top level. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Jamie Vardy contohnya, ketika berusia 23 tahun, ia masih membela Fleetwood Town, tim divisi lima di Inggris. Setelah pindah ke Leicester City, Vardy berhasil membawa Leicester promosi ke Premier League hingga menjadi juara dan menembus tim nasional Inggris.

Jika gagal sebagai pemain, Ercolani bisa sesegera mungkin mengejar karier kepelatihan. Jose Mourinho menjadi penerjemah Bobby Robson di Barcelona ketika ia berusia 29 tahun. Setahun kemudian, Mourinho menjadi asisten Robson di Porto. Contoh lain adalah Julian Nagelsmann. Setelah pensiun dini karena cedera, Nagelsmann mengejar karier kepelatihan hingga ia bisa menukangi tim senior Hoffenheim meski baru berusia 28 tahun.

Ercolani sudah memiliki ketertarikan terhadap dunia kepelatihan. Ia bahkan memiliki suatu pandangan yang menarik tentang pelatih Italia. “Saya rasa tiap pelatih hebat di Italia ingin menemukan taktik baru. Formasi 3-5-2 dimulai dari tim nasional Italia. Antonio Conte sangat kreatif. Saya rasa itu penting, bagi pelatih dari Italia untuk berkontribusi di negara lain.”

Apa yang dilakukan Ercolani ketika cedera patut diberi pujian. Ia memaksimalkan waktu sebaik mungkin sembari mempersiapkan kemungkinan terburuk, yaitu jika ia gagal menjadi pemain. Jika pensiun dini, Ercolani bisa beralih menjadi pelatih secepat mungkin. Menarik dinanti bagaimana karier Ercolani ke depannya.

Komentar