Jose Mourinho, Kenangan Manis Carabao Cup dan Potensi Tottenham Sudahi Puasa Gelar

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jose Mourinho, Kenangan Manis Carabao Cup dan Potensi Tottenham Sudahi Puasa Gelar

Tottenham sukses mengalahkan Brentford pada semi final Carabao Cup dengan skor 2-0. Pada laga yang dihelat Selasa (5/1) waktu setempat itu, gol dari Moussa Sissoko dan Son Heung-min membawa Tottenham ke partai puncak. Tottenham akan bertemu pemenang antara Manchester United atau Manchester City.

Partai final nanti akan menjadi yang kelima bagi Jose Mourinho di Carabao Cup, dengan rekor 100% kemenangan. Tiga gelar ketika melatih Chelsea pada tahun 2005, 2007, dan 2015, serta 2017 kala menukangi Man United. Jika menang pada pertandingan yang akan digelar April nanti, Mourinho akan melewati catatan Sir Alex Ferguson dan Brian Clough soal jumlah trofi Carabao Cup atau Piala Liga Inggris.

Ketika ditanya apa rahasia di balik kesuksesan Mourinho di Carabao Cup, berikut jawaban pelatih 57 tahun itu. “Tidak ada rahasia. Saya datang ke Inggris tahun 2004 lalu dan saya ingat pada saat itu, saya belajar arti dari kompetisi di sini dan saya selalu serius dalam menjalaninya,” ungkap Mourinho.

Carabao Cup memang tidak dianggap trofi major. Namun, bagi Mourinho, trofi ini tetap penting untuk dimenangkan. Sebenarnya, bukan hanya bagi Mourinho, tapi juga bagi tim-tim besar di Premier League.

“Kalau kalian lihat pemenang (Carabao Cup), kalian akan sadar tim besar ingin memenangkannya. Siapa pemenang terakhir di luar traditional big six? Swansea? Saya ingat Man City sering menang, Chelsea juga, saya ingat Man United menang beberapa kali. Tim besar serius dengan ini (Carabao Cup),” ujar Mourinho pada wawancara usai laga.

Pada 10 edisi terakhir, 13 dari 20 finalis merupakan tim traditional big six. Carabao Cup bukan trofi tidak penting. Apalagi bagi Tottenham yang sudah 13 tahun puasa gelar. Trofi Carabao Cup dapat mengakhiri catatan negatif tersebut, sekaligus memupuk mental juara di skuad The Lilywhites.

Trofi EFL Cup (sekarang Carabao Cup) 2008 menjadi trofi terakhir yang sukses diraih Tottenham. Juande Ramos merupakan pelatih mereka saat itu. Gol dari Dimitar Berbatov dan Jonathan Woodgate membawa Tottenham menang 2-1 atas Chelsea di partai puncak.

Kualitas pemain Tottenham sekarang tentu saja lebih baik dari tahun 2008 tersebut. Kini Tottenham memiliki striker kelas dunia dalam diri Harry Kane. Ditambah dengan Son sebagai pemain sayap yang sangat produktif musim ini. Pengaruh Mourinho sebagai pelatih juga tidak bisa dikesampingkan. Pelatih asal Portugal itu paham betul bagaimana cara meraih trofi.

“Salah satu hal positif tentang manajer adalah kami paham di setiap kompetisi yang kami ikuti, kami mencoba untuk memenangkannya,” ujar Eric Dier pada awal musim, menanggapi keberadaan Mourinho di Tottenham.

Para pemain Tottenham selalu bermain serius dan menganggap penting setiap pertandingan Carabao Cup. “Apa yang saya rasakan dari tim adalah keinginan untuk menang. Pemain selalu bermain serius dari pertandingan pertama lawan Chelsea, lalu Stoke, terakhir Brentford,” tutur Mourinho.

Laga final akan dihelat pada 25 April waktu setempat di Wembley Stadium. Lawan yang akan dihadapi juga tidak mudah. Determinasi tinggi untuk mengakhiri puasa gelar akan menjadi motivasi. Kemampuan Mourinho dalam memenangkan trofi juga menjadi faktor penting.

Sumber foto: Tottenham Hotspur

Komentar