Top Corner: Ketika Matematika Dipadukan Dengan Sepakbola

Cerita

by redaksi

Top Corner: Ketika Matematika Dipadukan Dengan Sepakbola

Oleh: Timothy Putra

Memasuki dekade kedua di abad 21, kini dunia hiburan berkembang dengan pesat. Teknologi yang semakin canggih memudahkan orang-orang untuk bisa berinovasi dan menyalurkan kreativitasnya. Banyak platform yang menyediakan hiburan dengan berbagai macam genre, bentuk dan jenis. Sepakbola pun yang dulunya hanya merupakan olahraga belaka, kini sudah bertransformasi dan merambah ke dalam bentuk lain. Mulai dari film, animasi, reality show, game, hingga komik.

Webtoon merupakan salah satu penyedia hiburan yang beberapa tahun ke belakang sedang naik daun. Jika sebelumnya komik identik dengan gambar hitam putih, Webtoon menjadi titik balik munculnya komik berwarna. Selain menawarkan visual yang lebih baik, tema yang ditawarkan juga sangat beragam. Mulai dari romance, fantasy, horror, bahkan ada yang bertemakan olahraga juga.

VIDEO: Informasi terkini sepakbola dunia



Di antara ratusan judul dan banyaknya genre, Top Corner merupakan salah satu komik webtoon yang membahas tentang sepakbola. Komik karangan Yoon-Sung ini sudah masuk ke Webtoon Indonesia sejak 12 Oktober 2019. Webtoon asal Korea Selatan ini bercerita mengenai Sujin Ahn, seorang anak SMA kelas 1 yang terlahir jenius. Saking jeniusnya sedari kecil, ia sudah melihat hal-hal di sekitarnya sebagai sebuah soal yang harus dipecahkan, termasuk sepakbola.

Pada mulanya Sujin tidak tertarik sama sekali untuk bermain sepakbola. Ia menganggap olahraga hanya membuatnya lelah saja. Namun Dohyeong Heo, teman sekelasnya yang tergabung dalam klub sepakbola berhasil meyakinkan Sujin untuk bergabung di klub sepakbola. Sebagai timbal baliknya, Dohyeong menawarkan diri membantu Sujin menggarap novel untuk Ara, wanita yang Sujin sukai. Kebetulan Ara juga menyukai sepakbola dan sering mengikuti klub bola SMA Kwangjin ketika bertanding.

Saat itu klub sepakbola SMA Kwangjin sedang dalam kondisi terpuruk, setelah skandal bullying di klub itu terekspos ke media massa. Pelatih dan pemain senior yang terlibat, otomatis langsung dikeluarkan dari klub dan meninggalkan skuad dengan kondisi compang-camping. Klub sepakbola Kwangjin pun terancam dibubarkan, jika gagal meraih tiket semifinal di kejuaraan nasional. Dengan hanya menyisakan 4 pemain tim inti, klub sepakbola ini harus menjalani “mission impossible” untuk bisa tetap bertahan.

Dohyeong berencana membawa satu orang temannya di akademi Liverpool untuk membantu klub bolanya saat ini. Namun karena satu dan lain hal, temannya ini tidak bisa ikut bergabung pada saat itu. Dohyeong pun harus memutar otak mencari pemain baru untuk memperkuat timnya. Sampai pada akhirnya ia menyaksikan Sujin berhasil memasukan bola ke keranjang dari jarak yang cukup jauh. Usut punya usut Sujin hanya mempraktikan perhitungan dari soal yang ia kerjakan di kelas.

Sebagai seorang pemain bola, Sujin hanya memiliki matematika sebagai kemampuan utamanya. Tubuhnya belum terlatih, begitu juga keterampilannya mengolah bola. Ia menerapkan matematika untuk mencari jalan keluar ketika menghadapi permasalahan di lapangan. Salah satu contohnya adalah ketika ia harus menendang kaleng di atas cone di lapangan terbuka. Dia memperhitungkan banyak hal, mulai dari tekanan udara, daya yang perlu dikeluarkan, hingga jarak pantul untuk bisa mengimbangi tenaganya yang kurang.

Kemampuan matematika Sujin, membuat akurasi dan passing menjadi keunggulannya yang mutlak. Namun sebenernya hal-hal lain, seperti kejelian, visi bermain, dan kemampuan berpikir cepat juga merupakan senjata ampuh yang mendukung bermain di lapangan. Di suatu pertandingan, dengan memperhitungkan arah rotasi, daya angkat hingga torsi linear, Sujin mampu menemukan celah kosong dan melambungkan umpan manja kepada penyerang.

Top Corner menawarkan pengalaman membaca komik sepakbola yang kompleks. Tidak hanya fokus pada sepakbola, penulis ingin memasukan aspek lain di luar lapangan. Salah satunya adalah budaya senioritas dan bullying yang sempat disinggung dalam komik ini. Kebetulan juga, kedua hal tersebut memang banyak terdapat pada sekolah-sekolah di Korea Selatan.

Pemilihan karakter tokoh utama yang latar belakangannya berbanding terbalik dengan dunia sepakbola bisa dibilang keputusan cerdik. Belum banyak komik bertemakan sepakbola yang mengangkat tokoh utama seperti ini. Anak jenius (cenderung kutu buku) yang kehidupannya berkutat pada soal dan rumus, bisa mengaplikasikan ilmunya ke bidang lain. Matematika ternyata dapat menyelesaikan banyak permasalahan dalam hidup, termasuk sepakbola.

Sebagai sebuah karya yang hanya menyuguhkan gambar, tentu visual adalah hal penting pada sebuah komik. Top Corner menyajikan visual yang sudah sangat baik. Gambar khas karakter komik masa kini, ditambah pewarnaan yang bernada cerah sudah cukup memanjakan mata pembaca. Membuat pengalaman baca komik mencapai titik kepuasan maksimal.

Bagi kamu yang mendambakan sering disuguhkan pertandingan pada komik ini, mungkin harus banyak-banyak bersabar. Komik ini memiliki tempo yang cukup lambat. Dari 46 episode yang sudah keluar di Webtoon Indonesia, Sujin baru hanya memainkan 2 pertandingan saja. Pengarang nampak ingin pembaca menikmati alur cerita dan perkembangan karakter dengan perlahan.

‘Tempo yang lambat’ merupakan kelemahan sekaligus kelebihan dari webtoon ini. Di satu sisi, jalan cerita yang lambat dapat menimbulkan munculnya kebosanan bagi para pembacanya, namun di sisi lain pembaca mendapatkan cerita yang padat karena banyak yang disampaikan dalam tiap episodenya. Jika nanti episodenya sudah banyak, bukan tidak mungkin webtoon ini diadaptasi ke dalam bentuk animasi. Materinya yang padat, karakternya yang fresh, serta plot ceritanya yang menarik, membuat webtoon ini memiliki modal bagus untuk disukai banyak orang.

Cerita yang unik dan padat membuat 46 episode terasa sangat singkat. Mungkin bagi kamu yang tidak sabaran, bisa menunggu hingga episode komik ini banyak dulu baru membacanya. Pengangkatan isu lain seperti senioritas dan bullying juga menambah daya tarik komik ini. Belum lagi perkembangan Sujin Ahn dan pemain lain yang sudah ditunggu-tunggu. Sejauh mana teori matematika yang ada di kepala Sujin Ahn bisa membawa klub bola SMA Kwangjin di kejuaraan nasional.

Secara keseluruhan webtoon ini sangat saya rekomendasikan untuk dibaca semua orang, baik penggemar sepakbola, ataupun yang sekadar ingin mencari hiburan. Banyak hal yang bisa diambil dari komik ini. Ide cerita yang fresh juga bisa membawa gairah baru dalam dunia per-komikan sepakbola. Dan yang terpenting, komik ini dapat menunjukan bahwa sepakbola itu bisa dinikmati siapa saja dan dengan cara apa saja.

[Link Webtoon Top Corner]

Komentar