Pembuktian 140 Juta Paun di Lini Pertahanan Liverpool

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pembuktian 140 Juta Paun di Lini Pertahanan Liverpool

Tak sedikit pihak yang mengernyitkan dahi saat mendengar transfer seorang bek tengah yang dihargai 75 juta paun atau setara 1,3 triliun dalam kurs rupiah pada Desember 2017 silam. Pemain tersebut bukanlah Sergio Ramos atau Leonardo Bonucci yang punya pengalaman mumpuni sekaligus telah memenangi pelbagai gelar bersama tim yang dibelanya, melainkan Virgil van Dijk yang direkrut dari klub semenjana Inggris, Southampton.

Tak berhenti sampai di situ, pihak Liverpool kembali membuat kejutan di pasar transfer pemain untuk kedua kalinya. Alisson Becker yang berposisi sebagai penjaga gawang diangkut ke Anfield dengan dana yang tak sedikit, sekitar 64,5 juta paun.

Dengan keberanian Liverpool itu, Alisson jadi kiper termahal dunia — sebelum dilampaui Kepa Arrizabalaga oleh Chelsea tak lama kemudian. Virgil sendiri saat ini jadi pemain termahal dunia ke-11. Keduanya memang jadi dua pemain termahal Liverpool saat ini.

Namun kini, kombinasi keduanya mulai jadi ornamen yang merdu di jantung pertahanan tim. Liverpool jadi juara paruh musim 2018/19 dengan catatan pertahanan terbaik.

***

Kedatangan Virgil dengan harga yang mahal sempat membuat Liverpool yang tetap gagal juara pada musim 2017/18 diolok-olok. Bek Timnas Belanda itu dianggap kemahalan. Bahkan legenda sepakbola Inggris, Alan Shearer, pun sempat berada di pihak kurang setuju dengan harga Virgil.

“Dia [Virgil] bek tengah bagus, namun untuk 75 juta paun, tentu tidak. Ketika Liverpool berusaha dan merekrut kiper – yang juga sangat mereka butuhkan – mereka akan menemukan hal yang sama,” katanya seperti dikutip dari Goal yang bersumber pada BBC Sports.

Manajer Liverpool sendiri, Juergen Klopp, memang rela menekan subsidi belanja untuk kebutuhan serangan dan area lainnya, khususnya musim ini. Mereka mengakali perpindahan Xherdan Shaqiri dari Stoke City dengan uang sekitar 13,5 juta paun, Naby Keita dalam klausul kontraknya di banderol seharga 48 juta paun, lalu Fabinho bisa ditebus dengan 50 juta paun. Artinya ada jurang perbandingan yang sangat besar dengan harga yang dikeluarkan untuk mendapatkan Virgil dan Alisson.

Pada dasarnya, semua yang dilakukan manajemen The Reds bersifat urgensi. Mereka bukan klub kaya raya yang bisa menggelontorkan subsidi transfer dengan nilai besar di setiap sesi bursa transfer. Namun Klopp tampaknya telah lama mendambakan kualitas bek tengah seperti Virgil van Dijk dan juga kiper andal seperti Alisson. Terlebih sebelumnya dia sudah meningkatkan kualitas lini serang dengan memboyong Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Alex Oxlade-Chamberlain.

"Jika Anda ingin merekrut pemain, hal terakhir yang saya pikirkan adalah harganya. Bukan karena saya suka membuang uang, tapi karena kami memikirkan pemain itu," kata Juergen Klopp seperti dikutip dari Bolanet yang bersumber dari Soccerway.

"Anda juga harus menerima harga atau tidak. Ini adalah perubahan besar dalam sepakbola dan kami harus beradaptasi dengan hal itu, begitulah adanya. Bukan berarti semua transfer akan masuk dalam kategori ini, tapi sekarang kami [telah] memiliki transfer besar untuk pemain defensif. Tidak baik, tapi itulah pasarnya dan itulah dunianya - kita harus beradaptasi dengan hal itu," tegas Klopp.

Kendati demikian, setelah hampir setahun Virgil bermukim di Ibukota Merseyside, The Reds masih nihil gelar. Karena itu pula merekrut Alisson adalah langkah berikutnya yang diambil Klopp untuk bisa membangun skuat yang diisi para pemain terbaik di setiap lini.

Hal itu cukup terbukti, selain efektivitas serangan Mohamed Salah cs di lini depan yang telah menghimpun 43 gol dan belum terkalahkan (16 menang dan 3 seri) dalam 19 pertandingan Liga Primer Inggris musim ini, barikade pertahanan The Reds pun tampil cukup mentereng sebab baru bisa dikelabui sebanyak tujuh kali. Ini menjadi catatan nirbobol terbaik di antara peserta Liga musim 2018/19.

Bandingkan dengan musim 2017/18 lalu, dengan jumlah laga yang sama mereka kebobolan 23 gol dan menghasilkan sembilan kali menang, delapan seri, serta sisanya empat kali kalah. Alhasil, Liverpool hanya bertengger di posisi empat dengan menabung 35 poin. Sebuah kesaksian jika kedatangan Alisson cukup membantu Virgil memperbaiki rapor pertahanan dan memompa kualitas tim secara umum.

Kendati merasa terbantu atas kehadiran eks kiper AS Roma tersebut, Virgil tak segan "menyentil" Alisson saat rekannya melakukan kesalahan di bawah mistar. Termasuk saat tim-nya kebobolan berkat blunder Alisson di pekan ke-11. Sikap perfeksionis pemain berusia 27 tahun itu muncul dengan memarahi kawan barunya itu, meskipun dengan nada bercanda.

“Saya bilang padanya, ‘Kita tidak mendapatkan clean sheet karenamu!’ Tidak, saya bercanda saja soal itu. Dia fantastis buat kami," ucapnya ketika dimintai jawaban terkait apa yang dikatakannya kepada Alisson menyusul blunder tersebut. Seperti dilansir oleh Four Four Two.

Pengaruh kapten Timnas Belanda ini tak hanya terlihat saat di dalam lapangan saja. Dalam dua kesempatan berbeda Virgil sempat memberikan pernyataan dengan narasi klise yang berbunyi: saya tidak takut. Tepatnya saat hendak meladeni dua klub besar, yakni PSG di fase grup Liga Champions pada November dan saat akan menyambut tamunya Manchester United di Anfield pada pertengahan Desember lalu.

“Saya tidak memiliki rasa takut. Kami menghormati mereka [PSG] sebagai sebuah tim, namun kami ingin memenangkan pertandingan. Kami akan benar-benar siap untuk ini, termotivasi dan kami akan memastikan kami siap sejak awal,” ucapnya. Seperti dilansir Four Four Two.

Sebelum menghadapi Manchester Merah pun Virgil mencatut pernyataan yang hampir sama: “Kami memiliki kecepatan yang bagus juga, jadi kami tidak harus takut pada apa pun, namun kami harus sadar akan bahaya mereka," tandas Virgil, dikutip dari Four Four Two.

Hal demikian seolah memberi energi positif bagi tim. Oleh karenanya, Sadio Mane pun tak segan lagi mengalamatkan sanjungan kepada Virgil. “Ini impak yang sangat, sangat besar. Kita semua sudah melihatnya. Saat ia direkrut, orang berpikir klub ini berlebihan membayar Virgil,” kata Mane seperti dilansir Four Four Two.

“Tapi sejak saat itu semua orang melupakan harganya karena penampilan dia sangat bagus. Ia melakukan pekerjaan besar untuk kami di lini belakang. Saya sangat senang memiliki dia sebagai rekan setim. Ia salah satu pemimpin. Anda dapat melihatnya di setiap pertandingan. Ia telah membuktikan dirinya salah satu bek terbaik di dunia,” Tegas Mane.

Alisson dan Virgil Pemimpin Baru

Liga Champions musim lalu cukup mematangkan Alisson dan Virgil. Bersama AS Roma yang tidak diunggulkan, namun menjadi tim kejut yang lolos ke fase semi-final, mental kiper berpaspor Brasil itu terasah sehingga musim ini bisa bermain lebih matang. Pun dengan Virgil, yang hampir membawa trofi si kuping besar ke Anfield. Keduanya juga mulai berkembang menjadi sosok yang lebih bersuara di ruang ganti atau konkrit-nya jiwa kepemimpinan mereka tumbuh bersama.

Virgil pun mengakui jika kekalahan di final Liga Champions musim sebelumnya sangat memotivasi dan membuat dirinya dan tim lebih baik lagi. “Sebagai pemain, kalah di final pasti memberi Anda rasa lapar untuk kembali kesana dan memenangkan-nya,” ujarnya seperti dilansir Sky Sports.

Jordan Henderson pun mengamini jika kontribusi lini belakang sangat mempengaruhi kesuksesan Liverpool dalam setengah musim ini. Perbedaan bisa dilihat dari catatan nirbobol yang lebih baik dari musim lalu.

"Saya kira, perbedaan terbesar adalah sejumlah hasil clean sheet. Saat itu [sebelum Alisson datang] kami kebobolan banyak gol. Kami harus melanjutkan tren positif ini," ujar Henderson seperti dikutip dari Goal.

"Saya hanya merasa kami bertahan dengan jauh lebih baik sebagai tim. Virgil dan Alisson membuat perbedaan besar, tetapi seluruh yang berada di tim adalah sosok-sosok penting."

Hal tersebut dipertegas oleh pelatihnya sendiri, Juergen Klopp. "Saya selalu berkata bahwa ini tak pernah soal satu pemain atau dua pemain. Dalam kasus kami, Alisson dan Virgil sangat membantu sebagai pemain yang menyelesaikan masalah kami, jika Anda suka, tetapi dalam ruang ganti tak ada kesempatan seperti itu," ungkap Klopp seperti dilansir Liverpool Echo.

Baca juga: Era Baru Pertahanan Liverpool Bersama Alisson

"Hendo [Jordan Henderson] tidak bermain sebagai starting line up melawan MU dan Milly [James Milner] tidak bermain karena cedera, tetapi seandainya saja Anda bisa melihat siapa yang berbicara di ruang ganti kami sebelum pertandingan," tambahnya.

Konon, Virgil pun mulai bicara paling vokal di ruang ganti Liverpool tak ubahnya pemain senior atau kapten tim. Pun dengan Alisson yang notabene pemain anyar tapi berani bicara untuk kemajuan tim.

"Ketika musik begitu keras diputar, orang-orang yang berteriak adalah Milly dan Hendo. Sekarang, Virgil mulai melakukan itu juga, bahkan Alisson mengucapkan beberapa kata. Selalu pemain-pemain yang sama, entah mereka bermain atau tidak bermain, tugas mereka tak pernah berubah," tandas Klopp.

Kini, Alan Shearer pun akan paham dan mengubah pernyataannya menjadi “Ya” yang pada proses negosiasi mengatakan “tidak” untuk harga selangit leader baru The Reds ini. Pun dengan pihak-pihak yang sempat mengernyitkan dahi dan meremehkan kualitas Van Dijk (juga Alisson). Semua percaya, 75 juta paun plus 64,5 juta paun yang menguras kas Liverpool ini tidak sia-sia!

foto: Metro

Komentar