Akhir Karier Dempsey

Cerita

by Redaksi 16

Redaksi 16

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Akhir Karier Dempsey

Setelah 15 tahun berkarier di sepakbola, Clint Dempsey memutuskan untuk pensiun. Keputusan itu terbilang mengejutkan; akhir Juli lalu ia masih duduk di bangku pemain pengganti Seattle Sounders.

Dempsey yang kini berusia 35 tahun memutuskan untuk mengakhiri kariernya setelah satu bulan tidak bermain akibat cedera punggung. Gelar juara di musim reguler 2014 serta MLS Cup 2016 dipersembahkannya kepada Sounders, klub terakhir yang dia bela.

“Setelah pemikiran yang panjang, keluarga dan saya memutuskan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri [pensiun] dari permainan ini,” tutur Dempsey, dikutip dari Sky Sports.

Dempsey lahir di Nacogdoches, sebuah kota kecil di negara bagian Texas. Kegemarannya terhadap sepakbola tumbuh ketika dirinya masih kanak-kanak, karena melihat tetangganya bermain sepakbola. Tinggal di lingkungan yang menggemari sepakbola membuatnya bermimpi menjadi pesepakbola sukses.

Keseriusan bermain sepakbola semakin menjadi ketika kejadian menyedihkan menimpanya. Kakak perempuan Dempsey, Jennifer, meninggal dunia di usia 16 akibat pembengkakan pembuluh darah di otak. Usia Dempsey saat itu baru 12 tahun. Momen kehilangan itu membuat Dempsey berjanji lebih serius menggeluti sepakbola. Janji tersebut ditulisnya dalam sebuah surat yang ditaruhnya di makam sang kakak.

“Ketika saya berumur 12 tahun, hidup saya berbeda dan mengubah saya selamanya. Kakak perempuan saya [Jennifer] meninggal [dari penyakit aneurisma otak] dan saya harus menghadapinya dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi dan apa peran dari Tuhan dalam kejadian itu,” ujar Dempsey, dikutip dari Hufftington Post. “Untuk beberapa tahun, saya kesulitan dan menjaga jarak antara Tuhan dan saya. Tapi Ia [Tuhan] sangat setia dan memberikan penyembuhan dan kekuatan secara bertahap,” lanjut dirinya.

Kehilangan sang kakak seolah menjadi awal dari seluruh kesuksesan yang diraih Dempsey. Mengawali karier profesional bersama New England Revolution pada 2004, Dempsey menjadi salah satu pemain yang bersinar di Amerika Serikat. Kala itu, ia—bersama Eddie Johnson dan Landon Donovan—diprediksi memiliki potensi yang luar biasa dan layak bermain di Eropa.

Setelah dua musim berkutat di MLS (Major League Soccer) dan mencetak 26 gol, Dempsey bergabung dengan Fulham. Direkrut dengan harga 4 juta dolar AS, ia menjadi pemain termahal yang pernah dibeli dari klub MLS.

Bersama klub yang bermarkas di London tersebut, Dempsey mampu menunjukkan kualitas dirinya. Gelontoran 60 gol berhasil dipersembahkan dari 232 pertandingan yang dimainkan di seluruh kompetisi. Bahkan ia menjadi pencetak gol terbanyak bagi Fulham di Liga Primer Inggris musim 2010/11 dan 2011/12.

Setelah menunjukkan performa yang apik bersama Fulham, Dempsey berlabuh di Tottenham Hotspur. Kebersamaannya dengan The Lilywhites terhitung singkat. Ia hanya bermain satu musim dan mencatatkan 12 gol dari 43 pertandingan.

Setelah bertualang di Inggris, suami dari Bethany Keegan itu memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya pada 2013. Meski sempat kembali ke Fulham untuk beberapa pertandingan, ia menghabiskan sisa karier profesional sebelum pensiun dengan Seattle Sounders. Bersama Sounders, 57 gol berhasil dicetak dari 136 pertandingan yang dimainkan.

Naluri tinggi untuk mencetak gol dari Dempsey selama karier profesionalnya membuat ia sering melakukan selebrasi yang dianggap sakral. Selebrasi yang ia lakukan seringkali menunjuk ke arah langit. Bukan tanpa alasan, ia tidak akan melupakan sang kakak yang telah meninggal.

“Kami pernah berbicara [tentang kematian] dan ia [Jennifer] berkata, ‘Jika saya meninggal saya akan membantu dirimu untuk mencetak gol ke dalam gawang.’ Dan itu alasan mengapa saya selalu melihat ke atas dan menatap langit ketika saya mencetak gol, untuk mengenang dirinya,” Ujar Dempsey, dikutip dari The Guardian.

Segala yang telah diraih oleh Dempsey dalam sepakbola tidak bisa terlepas dari pengalaman yang pahit. Kehilangan telah mengajarkan banyak kepada dirinya.

Meski sang kakak telah tiada, ia berada di setiap gol yang diciptakan oleh Dempsey, dan ia (akan) selalu berada di setiap fase kehidupan Dempsey yang kini memutuskan untuk pensiun.

foto: kcby.com

Komentar