Menjadi Suporter Qarabag dan APOEL untuk Sekejap Saja

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menjadi Suporter Qarabag dan APOEL untuk Sekejap Saja

Drawing Liga Champions 2017/2018 sudah usai. Bagi APOEL FC dan Qarabag, hasil drawing Liga Champions mungkin adalah sesuatu yang menakutkan sekaligus memberikan berkah tersendiri.

Sekadar informasi, APOEL FC dan Qarabag berada dalam grup yang bisa dibilang cukup berat bagi mereka berdua. Qarabag tergabung di Grup C bersama dengan Chelsea, AS Roma, dan Atletico Madrid. APOEL FC lebih berat lagi. Di Grup H, APOEL tergabung bersama Tottenham Hotspur, Borussia Dortmund, serta sang juara bertahan, Real Madrid.

Secara hitung-hitungan peluang di atas kertas, peluang APOEL FC dan Qarabag untuk lolos ke fase knock-out bisa dibilang tidak ada. Mereka nirpeluang untuk lolos ke fase selanjutnya, jika melihat lawan-lawan yang harus mereka hadapi di fase grup. Bukan hanya nirpeluang untuk lolos, namun mereka juga berpeluang besar menjadi lumbung gol bagi para saingan mereka di babak grup.

Dengan melihat segala kemungkinan yang ada bagi APOEL dan Qarabag ini, maka saya ingin mengajak para pembaca sekalian untuk membayangkan untuk sejenak, sesaat, bagaimana rasanya menjadi suporter APOEL dan Qarabag setelah menerima hasil drawing ini, dan apa yang mereka harapkan dari penampilan tim mereka di Liga Champions.

Terbayang hal yang menakutkan? Tentu saja

Menjadi suporter Qarabag dan APOEL, terutama setelah melihat hasil drawing yang mempertemukan mereka dengan tim-tim besar dan mapan Eropa, maka akan terbayang hal-hal yang menakutkan sekaligus bikin bulu kuduk merinding. Bertemu dengan tim-tim macam Real Madrid ataupun Chelsea, maka hal-hal menakutkan seperti menjadi lumbung gol maupun "disiksa" secara permainan bisa saja muncul secara tiba-tiba dalam benak.

Tergambar sosok Cristiano Ronaldo maupun Alvaro Morata yang menjebol gawang keduanya. Terbayang pula sosok Luka Modric ataupun Cesc Fabregas yang menyajikan umpan-umpan mematikan sekaligus mendikte lini tengah mereka. Permainan berjalan berat sebelah, dengan kuasa bola banyak dipegang oleh tim-tim mapan Eropa tersebut. Baik itu APOEL maupun Qarabag kalah dalam segala hal, dilengkapi dengan skor kekalahan telak yang mewarnai pertandingan mereka dengan klub-klub tersebut.

Qarabag, dan sepotong kebahagiaan yang sedang mereka nikmati. Sumber: sport1.de

Bayangan-bayangan menakutkan ini bisa saja muncul di benak para suporter Qarabag dan APOEL. Meski baru sebatas bayangan dan imaji yang belum tentu mewujud, karena kerja keras setidaknya mungkin saja mampu membuat keduanya tidak kalah terlalu telak, tapi hal ini memang kemungkinan besar akan menjadi nyata di pertandingan yang sebenarnya. Ini tak terhindarkan, dan jika ini muncul dalam benak suporter APOEL dan Qarabag, maka ini adalah hal yang wajar.

Namun, tak selamanya hal-hal buruk saja yang terbayang dalam benak. Jika mau melihat dari sisi yang lain, ada hal positif berupa berkah yang bisa didapat dari satu grupnya APOEL dan Qarabag dengan tim-tim besar Eropa tersebut.

Bertatap wajah sekaligus merasakan langsung pengalaman bertemu pemain bintang

Bayangan-bayangan menakutkan yang sudah disebutkan di atas tentu akan muncul, jika Anda membayangkan diri Anda sebagai suporter APOEL maupun Qarabag. Namun jika Anda merasa pasrah dan tidak berharap hal lebih berupa kemenangan (ini cukup mustahil, meski bisa-bisa saja dilakukan), maka justru Anda sebagai suporter APOEL dan Qarabag bisa mendapatkan berkah lain: bersua pemain bintang.

Kepasrahan di sini adalah wujud dari kesadaran posisi klub yang Anda dukung, APOEL dan Qarabag adalah dua klub yang berasal dari negara yang tradisi sepakbolanya tidak bisa dibilang kuat. Siprus (negara asal APOEL) dan Azerbaijan (negara asal Qarabag) bukanlah negara yang kelewat kuat dalam peta persepakbolaan Eropa. Saat Anda, sebagai suporter Qarabag maupun APOEL, sadar posisi dan negara tempat asal Anda, maka akan ada rasa pasrah yang muncul dengan sendirinya.

Saat rasa pasrah ini muncul, maka akan ada hal-hal lain yang bisa Anda lihat dan Anda anggap sebagai sebuah keuntungan tersendiri. Salah satunya adalah bertatap wajah sekaligus merasakan langsung pengalaman bertemu pemain bintang. Walau hal ini terdengar sedikit klise, tapi bagi Anda selaku suporter APOEL maupun Qarabag, ini adalah berkah tersendiri.

Kapan lagi stadion tempat tim Anda bermarkas dikunjungi pemain-pemain sekaliber Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Karim Benzema, Isco, Sergio Ramos, Eden Hazard, Alvaro Morata, atau Cesc Fabregas? Kapan lagi Anda akan menyaksikan aksi meledak-ledak Antonio Conte ataupun si pelatih berkepala plontos penuh kharisma, Zinedine Zidane secara langsung di stadion tempat klub yang Anda dukung berkandang? Ini adalah momen langka, dan tentu harus dinikmati.

Meski jangka waktunya tidak lama, mungkin hanya sekira sehari sampai tiga hari, ini adalah momen yang tak bisa dilewatkan. Menghampiri hotel tempat mereka menginap, serta berswafoto bersama pemain-pemain yang mungkin hanya bisa Anda lihat di televisi, adalah hal yang dapat Anda lakukan selaku suporter APOEL ataupun Qarabag.

Setidaknya itu akan sedikit menghilangkan bayangan ketakutan Anda tentang pembantaian di lapangan, serta bayangan-bayangan menakutkan lain seperti menjadi lumbung gol atau dikalahkan secara telak. Berkah ini tidak boleh Anda lewatkan, dan harus Anda manfaatkan sebaik mungkin selaku suporter Qarabag ataupun APOEL.

***

Menjadi klub kecil yang berkompetisi di ajang sebesar Liga Champions tidak selamanya berdampak negatif. Selain akan mendapatkan pendapatan tambahan hasil dari match fee, hal-hal positif seperti bertatap muka dan bersua langsung dengan pemain serta pelatih kenamaan Eropa adalah berkah yang bisa didapatkan oleh suporter, bahkan oleh pemain dari klub kecil tersebut.

Suporter APOEL dan Qarabag tidak perlu risau ataupun khawatir. Memang pada akhirnya pembantaian adalah kemungkinan terbesar yang bisa terjadi, Tapi jika masih bisa melihat hal positif, mengapa harus memikirkan hal negatif terlebih dahulu? Toh, ketika kita memikirkan hal positif, mungkin saja akan ada hal-hal mengejutkan yang terjadi, seperti Qarabag menahan imbang Chelsea, atau APOEL menahan imbang Real Madrid, misalnya?

Jadi, bagi Anda suporter APOEL dan Qarabag, usahlah kalian takut. Dibantai memang keniscayaan, tapi memberikan sedikit perlawanan juga bukanlah sebuah kemustahilan. Intinya, selamat datang di Liga Champions, APOEL dan Qarabag!

foto: @APOEL_FC

Komentar