Siapa Pemenang di Jendela Transfer?

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Siapa Pemenang di Jendela Transfer?

Kesebelasan mana yang paling sukses di jendela transfer musim panas kali ini? Kalau mau jujur, suporter AC Milan umumnya merasa puas dengan aktivitas kesebelasan mereka di jendela transfer menjelang musim 2017/2018 ini. Mereka sudah berhasil mendatangkan 11 pemain (dua di antaranya peminjaman).

Sedangkan dari Liga Primer Inggris, Eveton dinilai sebagai kesebelasan yang sudah sukses bertransaksi di jendela transfer, juga dengan mendatangkan 11 pemain (satu peminjaman) meskipun mereka kehilangan penyerang utama mereka musim lalu, Romelu Lukaku.

Masalahnya, konsep “sukses” dan “gagal” di jendela transfer adalah penilaian yang tidak sepenuhnya tepat. Jika perspektif “sukses” ini adalah mendatangkan pemain sebanyak-banyaknya, mendatangkan pemain-pemain bintang, mendatangkan pemain murah atau mahal sekalian, maka bisa jadi kita sudah salah menyikapi jendela transfer.

Umumnya kita berpendapat jika sebuah kesebelasan gagal mendatangkan pemain, maka kesebelasan tersebut sudah “gagal” di jendela transfer.

Mempertahankan pemain andalan lebih penting daripada membeli pemain bintang

Untuk sementara ini, kesebelasan yang “gagal” tersebut adalah Tottenham Hotspur. Kesebelasan asal London ini belum berhasil mendatangkan satu pemainpun. Mereka bahkan kehilangan Kyle Walker yang pindah ke Manchester City, tapi dengan harga 50 juta paun.

Padahal, belum tentu Mauricio Pochettino merasa gagal di jendela transfer kali ini. Biar bagaimanapun, Spurs bukanlah kesebelasan yang memiliki banyak gelar di Inggris dan Eropa. Namun, sejujurnya mereka masih memiliki pemain-pemain papan atas seperti Harry Kane, Bamidele Alli, Christian Eriksen, Hugo Lloris, dan masih banyak lagi.

Tidak jarang beberapa pemain di atas diincar dan digosipkan pindah ke kesebelasan lain. Sehingga bagi Spurs, tidak kehilangan pemain adalah kesuksesan tersendiri di jendela transfer.

Pada beberapa tahun terakhir, mereka sudah kehilangan Dimitar Berbatov, Luka Modric, dan Gareth Bale, yang merupakan tiga pemain andalan mereka sebelum mereka pindah kesebelasan. Begitu juga mungkin dengan Walker di jendela transfer kali ini.

Hal ini yang sebenarnya bisa membuat mempertahankan pemain andalan adalah lebih baik daripada membeli pemain baru meskipun pemain tersebut adalah pemain bintang. Setidaknya dengan mempertahankan pemain andalan yang ada, kesebelasan tidak mengambil risiko yang lebih besar, misalnya untuk pemain baru tersebut beradaptasi.

Hal lainnya dari “kesuksesan” Spurs di jendela transfer sejauh ini adalah membuat pemain-pemain andalan mereka bukan hanya tidak dijual, tapi tidak ingin dijual.

Ini penting karena misalnya jika Kane atau Alli sudah menyatakan ingin dijual (transfer request), itu akan menjadi bencana bagi Spurs sekalipun mereka berhasil dipertahankan, karena itu bisa mengganggu persiapan dan semangat tim.

Selain itu, pemain yang bersangkutan juga bisa jadi akan mengalami penurunan penampilan, dan pada akhirnya kesebelasan yang bersangkutan terpaksa menjual pemain tersebut dengan harga yang jatuh di jendela transfer berikutnya sebelum kontraknya habis.

“Setiap kesebelasan harus mengerti ambisi mereka. Jika ambisi mereka adalah ingin memenangkan gelar bergengsi, maka mereka harus membeli pemain mahal. Jika tidak, mereka tidak akan mengalami peningkatan level permainan,” kata Antonio Conte mengomentari aktivitas transfer Spurs sejauh ini.

“Namun terkhusus untuk Spurs, mereka adalah kesebelasan yang bagus, dengan catatan bintang-bintang mereka musim lalu tidak bepergian ke tim lain. Mereka memang kehilangan Kyle Walker, tapi mereka punya fondasi yang kuat,” lanjut manajer Chelsea tersebut. (Selengkapnya: Conte Pertanyakan Ambisi Spurs)

Mempromosikan pemain muda sama dengan mendatangkan pemain baru

Sukses atau tidaknya kegiatan di jendela transfer sebaiknya tidak dinilai dari pemain yang datang dan keluar. Di sepakbola, sebuah peningkatan bisa diraih tidak melulu dengan pemain baru, tapi dengan pemain lama (terutama pemain muda atau pemain yang mendekati usia puncak karier) yang mendapatkan lebih banyak pengalaman dan menit bermain.

Kesebelasan yang jarang bongkar-pasang susunan pemain juga mendapatkan keuntungan dari permainan kolektif karena pemain-pemain mereka sudah lama bermain bersama.

Khusus Spurs, mereka adalah salah satu kesebelasan yang harmonis di Liga Primer. Mereka memang memiliki pemain-pemain baru di musim-musim sebelumnya, tapi yang menjadi sorotan peningkatan Spurs bukanlah pemain baru mereka, melainkan pemahaman para pemain mereka terhadap taktik Pochettino.

Pemahaman tersebut bisa didapatkan dari kebersamaan. Apalagi Spurs menerapkan permainan menekan yang intens, yaitu counterpressing. Lagipula Spurs mencetak gol paling banyak dan kebobolan paling sedikit di Liga Primer Inggris 2016/2017. Wajar saja Pochettino tidak ingin sembarangan mengganti pemain-pemainnya.

Dengan mempertahankan nama-nama besar, Spurs memiliki peluang yang bagus di musim 2017/2018. Kalaupun Spurs gagal di musim 2017/2018, mungkin masalah mereka ada pada faktor lainnya, faktor Stadion Wembley misalnya.

Namun, skuat mereka musim lalu memang sempat dikritisi karena kurang dalam, sehingga mereka tersingkir dari Liga Champions UEFA dan Liga Europa. Pada akhirnya, Pochettino mungkin harus mendatangkan pemain baru, meskipun itu tidak harus dari luar kesebelasan, karena bisa saja ia mempromosikan pemain-pemain mudanya.

Lagipula, semua pemain bintang, kan, pernah muda. Mereka berkembang bukan semata-mata karena dibeli atau berpindah-pindah kesebelasan, melainkan karena mereka bermain dan mendapatkan pengalaman.

Karena transfer, sepakbola tidak pernah benar-benar libur

Jadi, kesebelasan mana yang paling sukses di jendela transfer musim panas kali ini? Melalui pola pikir konsumerisme, kita bisa saja tetap menilai jika kesebelasan yang sukses berbisnis di jendela transfer adalah mereka yang paling banyak mendatangkan pemain bintang, atau kesebelasan yang berhasil mendapatkan keuntungan transfer yang besar, seperti yang Monaco berhasil lakukan sejauh ini.

Tidak bisa dimungkiri, jendela transfer selalu jadi bagian paling menarik dari seluruh berita tentang sepakbola di setiap awal dan tengah musim. Bahkan semua orang, tanpa terkecuali, menyukai transfer di sepakbola.

Jika transfer di sepakbola itu dianalogikan dengan acara sinetron Indonesia atau bahkan acara gosip, maka bisa jadi pemenang sesungguhnya dari transfer di sepakbola adalah pihak yang paling minimal terlibat di dalamnya, andaikata memang untuk tidak terlibat sama sekali adalah sebuah ketidakniscayaan.

Komentar