Sabar Pendukung Roma, Ini Ujian....

Cerita

by Randy Aprialdi 68118

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Sabar Pendukung Roma, Ini Ujian....

Halaman kedua

Sebelumnya, tidak banyak yang mengetahui Karsdorp, padahal ia berkontribusi membawa Feyenoord juara Eredivisie 2016/2017. Roma pun saat ini masih mengincar beberapa pemain baru, terutama pada posisi penyerang tengah, sayap kanan, full-back kiri dan bek tengah jika memungkinkan. "Roma mencari alternatif (Edin) Dzeko, dua sayap, seorang bek kiri dan bek tengah. Kami baik-baik saja di lini tengah," ujar Eusebio Di Francesco, pelatih Roma, seperti dikutip dari Football-Italia.

Memang di sisi lain, Monchi memberikan kode tersendiri setelah penjualan Rudiger dan Rui. Monchi menegaskan bahwa kedua pemain tersebut adalah yang terakhir akan pergi. Tapi ke depannya masih belum bisa ditebak karena sebelumnya pun ia menegaskan bahwa Roma bukanlah supermarket, namun nyatanya justru banyak pemain penting yang pergi.

"Ya, saya melihat kepergian besar terakhir dari klub kami. Sekarang saatnya membangun tim, yang akan dilengkapi dengan pembelian potensial di bursa transfer," tutur Monchi seperti dikutip dari situs ofisial AS Roma.

Pada penyerang tengah dan sayap kanan, Roma masih mengincar Anthony Martial (Manchester United) dan Gregoire Defrel (Sassuolo) yang bisa menempati kedua posisi tersebut. Ada pun mengejar sayap kanan yang khusus yaitu Domenico Berardi (Sassuolo), Jesus Navas (Manchester City) dan di antara Lucas Moura, Hatem Ben Arfa atau Jese Rodriguez (Paris-Saint-Germain). Sementara full-back kiri, Roma dikabarkan mengincar Wendell dari Bayer Leverkusen. Lalu di bek tengah, Roma mengincar Matija Nastasic (Schalke 04) dan Nacho Fernandez (Real Madrid).

Sekarang para pendukung Roma hanya bisa berharap bahwa target-target transfer kesebelasan tersebut bisa terealisasi. Dan ditambah tidak ada pemain penting yang dijual pada bursa transfer musim panas ini, entah itu Edin Dzeko atau Radja Nainggolan yang akhir-akhir ini santer menjadi korban selanjutnya. Tapi jika melihat dua faktor yang dialami Roma saat ini membuat Monchi mendesak agar Di Francesco mengelola kesebelasan dari nol lagi setelah berakhirnya "rezim" Totti.

Padahal sebetulnya skuat Roma yang dibesut Luciano Spalletti sudah cukup sempurna. Roma menjadi kesebelasan paling banyak melepaskan tendangan tepat sasaran ke gawang lawan dan memenangkan duel udara. Roma mampu 17,8 kali menendang bola ke arah gawang di setiap laganya dan memenangkan 59,6 persen duel udara. Edin Dzeko pun menjadi pencetak gol terbanyak Serie-A 2016/2017. Catatan tinggi itu diimbangi oleh Salah yang menjadi pemain kedua terbanyak dalam menyumbangkan asis.

Roma pun yang meraih kemenangan dalam empat pertandingan terakhir Serie-A 2016/2017, hanya kalah empat poin dari Juventus yang menjadi juara. Jika skuat tersebut tetap dipertahankan, di mana harmonisasi tim sudah terjalin, bukan tak mungkin musim berikutnya, ditambah dengan transfer potensial pada bursa transfer musim panas 2017, Roma berpeluang lebih besar meraih scudetto Serie-A 2017/2018.

Tapi pada nyatanya Spalletti tidak memperpanjang kontraknya dan memilih pindah ke Internazionale Milan. Kemudian Di Francesco yang terbiasa mengandalkan pemain muda dan memolesnya menjadi pemain bintang sampai laku di pasaran itu dipilih menjadi pengganti Spalletti. Atas ciri khas Di Francesco itu semakin menjelaskan bahwa ada alasan lain bagi James Pallotta untuk mencocokannya dengan Monchi, mesin pencari uang dari pemain-pemain potensial.

Memang dua faktor soal pembangunan stadion baru dan FFP menjadi pilihan Pallotta untuk menyatukan Monchi dan Di Francesco agar menyeimbangkan keuangan. Salah satu cara dan bukti untuk memperlihatkan kualitas keuangan sebuah klub memang bisa terlihat dalam aktivitas transfer pemain Roma saat ini. Maka sekali lagi, Roma musim ini bukanlah diperuntukkan untuk langsung meraih scudetto, melainkan menyeimbangkan neraca keuangan klubnya atas dua faktor tersebut.

Jika manajemen Roma benar-benar serius ingin meraih juara musim mendatang, seharusnya mereka mendekati pelatih berpengalaman dan bermental juara, seperti Carlo Ancelotti misalnya, yang jelas-jelas pernah mengungkapkan ingin melatih mantan kesebelasannya itu. Tapi Roma justru mengombinasikan Monchi dengan Di Francesco yang dikenal mampu menciptakan pemain juara, namun bukan untuk menciptakan sebuah kesebelasan bisa meraih gelar tersebut. Dan dua faktor itu yang membuat Roma kesulitan mendatangkan pelatih sekaliber Ancelotti dengan gaji termahal ketiga di dunia.

Para pendukung Roma memang lagi-lagi harus bersabar dan jangan terlalu banyak berharap pada musim ini. Seperti kata Friedrich Nietzsche, harapan adalah hal terburuk dari semua kejahatan karena memperpanjang kesengsaraan manusia. Ya, sabar. Harapan yang realistis bagi para pendukung Roma saat ini adalah bersabar tanpa berharap.

Sabar pendukung Roma, ini ujian.....

Komentar