Jangan Lupakan Si Tua Stadion SIDOLIG

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jangan Lupakan Si Tua Stadion SIDOLIG

Stadion Siliwangi punya sejarah yang panjang bagi perjalanan Persib Bandung di kancah sepakbola nasional. Ada adagium bagi pecinta sepakbola di Bandung yang menyebut: “Jangan pernah merasa menjadi bobotoh bila belum pernah menonton secara langsung ‘sang Maung Bandung’ di Stadion Siliwangi”.

Wajar bila sampai ada adagium seperti itu, karena Persib dan Stadion Siliwangi memang memiliki hubungan yang erat dalam jangka waktu yang sangat lama. Stadion yang terletak di Jalan Lombok itu menjadi saksi bisu kejayaan Persib pada masa lampau. Bahkan kesebelasan tenar luar negeri seperti PSV Eindhoven pernah bermain di stadion milik Kodam III Siliwangi itu.

Namun, bukan hanya Stadion Siliwangi saja yang punya sejarah yang panjang dengan perjalanan Persib dari tahun 1933 (merujuk pada tahun kelahiran tim) hingga kini. Ada stadion lain di Kota Bandung yang juga punya kenangan manis dengan Maung Bandung. Nama stadion itu adalah Stadion Sport in de Openlucht is Gezond (SIDOLIG).

Sama halnya dengan Stadion Siliwangi, Stadion SIDOLIG juga masih berdiri kokoh. Letaknya ada di seputaran Jalan Ahmad Yani, dan saat ini stadion tersebut sudah berganti nama menjadi Stadion Persib. Meski begitu, merujuk pada aspek kepemilikannya stadion tersebut bukanlah milik Persib Bandung, melainkan milik Pemerintah Kota Bandung.

Merujuk pada sejarahnya, stadion tersebut sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Mr. Frans Sidolig adalah sosok sentral yang menginisiasi terbentuknya Stadion Persib pada tahun 1903. Pada zaman dahulu, Stadion Persib merupakan markas dari klub bentukan Belanda, Voetbal Bond Bandoeng & Omstraken (VBBO).

Sementara Persib, tak lebih dari sekadar klub kacangan yang selalu dipandang sebelah mata oleh para meneer yang piawai mengolah si kulit bundar. Persib yang hanya berstatus sebagai tim pinggiran bentukan pribumi pun kemudian hanya bisa menggunakan Lapangan Cilentah, Lapangan Ciroyom, dan Lapangan Tegallega sebagai home base.

Meski hanya dipandang sebelah mata, Persib yang didirikan dengan semangat perjuangan untuk menghapuskan kolonialisme di Kota Bandung melalui medium sepakbola itu tak pernah merasa kecil hati.

Mereka justru menunjukkan diri sebagai klub terbaik di Indonesia, terlebih setelah mereka berhasil membungkam Persis Solo di final Kejuaraan Nasional PSSI 1937 di Stadion Sriwedari, Solo. Kala itu Persib menang dengan skor 2-1, hasilnya trofi juara berhasil diarak di Kota Bandung yang kemudian membuat VBBO bungkam seribu bahasa.

Seiring berjalannya waktu, VBBO kemudian membubarkan diri. Hal tersebut kemudian membuat sebagian klub anggota VBBO seperti Uits Spaning Na In Spaning/Usaha Nanti Istirahat (UNI) hingga SIDOLIG pun menginduk kepada Persib.

Selain itu, Maung Bandung juga akhirnya mendapatkan hak penuh atas lapangan-lapangan milik Belanda seperti Stadion SIDOLIG, Lapangan UNI yang berada di Jalan Karapitan, daerah alun-alun kota Bandung, serta Lapangan Sparta yang merupakan cikal bakal dari Stadion Siliwangi.

Sekelumit kisah dari stadion Persib

Ketika hak penggunaan Stadion Persib beralih kepada Maung Bandung, Persib kemudian menjadikan stadion tersebut sebagai home base mereka. Di stadion itu pula, pertandingan uji coba internasional Persib untuk kali pertama digelar melawan klub asal India bernama Aryan Gymkhana.

Dalam perjalanannya, Stadion Persib juga pernah menjadi saksi bisu dari insiden berdarah yang merenggut nyawa tiga tentara Belanda dan satu pemain dari klub Jong Ambon. Tragedi kelam itu terjadi pada tahun 1950. Saat itu digelar turnamen sepakbola oleh Divisi Olahraga S.A.D Belanda. Turnamen tersebut digelar sebagai bentuk rasa syukur atas dipulangkannya sisa tentara Belanda di Indonesia menjelang Natal.

Ada enam kesebelasan yang ikut ambil bagian dalam turnamen tersebut, Jong Ambon, UNI, SIDOLIG, Chun Hua, dan dua tim internal Angkatan Darat Belanda. Peristiwa berdarah itu terjadi saat pertandingan antara Jong Ambon melawan SIDOLIG. Laga tersebut nyatanya mampu menyedot animo penonton yang sangat besar.

Singkat cerita, setelah lima menit pertandingan berlangsung, terjadi insiden kecil di luar lapangan. Saat itu sekelompok tentara APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) memaksa masuk ke dalam stadion.

Dalam buku Persib Undercover yang ditulis oleh Aqwam Fiazmi Hanifan dan Novan Herfiyana disebutkan bahwa ada penolakan yang dilakukan tentara Belanda, karena para tentara APRI ingin masuk tanpa membeli tiket.

Keributan kecil sempat terjadi, namun berhasil diredam. Namun siapa sangka kalau insiden yang lebih besar kemudian meletup sesaat kemudian. Para tentara APRI yang tidak terima dengan perlakuan tersebut kemudian kembali ke stadion dengan membawa senjata api.

Tak lama kemudian ribuan peluru dimuntahkan yang kemudian mengenai puluhan orang, dengan empat di antaranya meninggal dunia. Beberapa hari setelah insiden, pihak APRI kemudian meminta maaf atas kejadian tersebut. Tiga rang perwira yang bertanggung jawab atas insiden tersebut telah ditangkap dan diberikan sanksi berat.

Kondisi sekarang dan rencana pemugaran

Stadion Persib adalah saksi sejarah dari perjuangan masyarakat Bandung untuk mengusir kolonialisme yang tumbuh dan berkembang dalam waktu yang lama. Selain itu Stadion Persib juga menjadi saksi sejarah perjalanan Maung Bandung dari awal kelahirannya hingga kini menjadi salah satu kesebelasan yang paling disegani di Indonesia.

Saat ini, Stadion Persib sendiri menjadi ruang publik yang digunakan sebagai salah satu sentra perdagangan peralatan dan perlengkapan olahraga. Fungsi lainnya, Stadion Persib juga kerap digunakan masyarakat untuk berolahraga.

Bahkan banyak turnamen atau kompetisi usia dini digelar di sana. Selain itu Stadion Persib juga pernah menjadi venue cabang olahraga kriket di Pekan olahraga Nasional (PON) XIX/Jawa Barat pada September 2016 lalu.

Meski begitu Persib sendiri jarang menggunakan stadion tersebut untuk berlatih. Maung Bandung lebih memilih Lapangan Lodaya, Progresif, Football Plus, Pusdikpom, atau Lapangan Sesko AD untuk berlatih. Padahal dulu Persib sering sekali menggunakan stadion tersebut sebagai sarana latihan.

Salah satu alasan yang membuat Persib jarang menggunakan Stadion Persib untuk berlatih lantaran kondisi rumput yang tidak memungkinkan. Namun Persib tetap memanfaatkan salah satu lahan di stadion tersebut sebagai mes bagi para penggawanya.

Akan tetapi, Persib sendiri berencana untuk memanfaatkan fungsi Stadion Persib seutuhnya. Rencana pemugaran pun akan segera dilakukan. Salah satu aspek yang akan dipugar tentunya adalah rumput di Stadion Persib.

"Nanti, akan ada tempat fitness juga di lantai atas mess pemain. Jadi semua kebutuhan tim bisa terpenuhi di sana. Renovasi juga akan kami lakukan pada aspek lapangan, supaya nanti Persib bisa berlatih di sana saja," kata Manajer Persib, Umuh Muchtar beberapa waktu lalu.

Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga sangat mendukung rencana tersebut. “Fasilitas di Stadion Sidolig mau disempurnakan itu tentu kami dukung karena sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan pemain,” tegasnya.

Komentar