Ironi Bruno Zuculini Berhenti di Hellas Verona

Cerita

by Randy Aprialdi 49460

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Ironi Bruno Zuculini Berhenti di Hellas Verona

Ada yang mencuri perhatian ketika Manchester City melakukan tur pra-musim di Skotlandia dan Amerika Serikat pada awal Agustus 2014. Dia adalah Bruno Zuculini yang terlihat bersemangat di City setelah mencetak gol ke gawang Kansas City pada salah satu laga pra musim tersebut. Ia baru direkrut dari Racing Club setelah dilematis mendapatkan tawaran dari Barcelona, Borussia Dortmund dan Manchester United.

Tapi akhirnya Zuculini menjadi pemain Argentina kelima yang bergabung dengan City setelah Sergio Aguero, Martin Demichelis, Pablo Zabaleta dan Willy Caballero. Tapi semangat Zuculini memudar ketika langsung dipinjamkan ke Valencia setelah tur pra musim 2014 selesai. Bersama Valencia pun cuma bertahan setengah tahun karena kalah bersaing dengan Andre Gomes di lini tengah. Maka ia pun harus rela dipinjamkan lagi ke Cordoba pada Januari 2015 agar mendapatkan lebih banyak menit bermain.

Sialnya, Zuculini mendapatkan cedera lutut pada 5 Mei 2015. Padahal ia menjadi salah satu pilar penting Cordoba pada waktu itu. Setelah sembuh dari cedera, Zuculini mendapatkan harapan baru karena dipinjamkan Middlesbrough untuk mengarungi Liga Championship 2015/2016. Aitor Karanka yang menjadi Manajer Middlesbrough pada waktu itu memang membutuhkan pemain tengah baru.

Saat itu mantan gelandang Argentina U-20 itu dipercaya memiliki potensi besar. Zuculini jugalah yang membuat Gustavo Poyet marah besar ketika masih menukangi Sunderland. Pada waktu itu Poyet yang ingin meminjamnya dari City, justru dipinjamkan ke Valencia.

"Ada banyak peraturan yang membuat situasi keseluruhan berbeda. Jika tim papan atas mampu membeli pemain dan mereka hanya bisa meminjamkannya ke luar negeri pada jendela transfer yang sama, seperti Zuculini ke Valencia, maka kami menyerah pada pemain itu. Pasar transfer sulit saat ini dan ada banyak kompetisi untuk pemain," gerutu Poyet yang menjadi Manajer Sunderland dari 2013 sampai 2015, seperti dikutip dari Gazette Live.

Kenyataan Zuculini ketika dipinjamkan ke Valencia dan Cordoba pun justru membuat Manuel Pellegrini, Manajer City 2013-2016, frustasi sendiri. Sebab Zuculini justru jarang dimainkan Valencia dan mendapatkan cedera di Cordoba. Bahkan Zuculini masuk ke dalam daftar salah satu pemain terburuk La Liga 2014/2015 versi media Spanyol bernama Marca.

"Saya kecewa karena sangat penting bagi pemain untuk bermain. Dia gelandang penting, pergi ke tim yang sangat bagus. Mungkin karena alasan berbeda, saya tidak tahu mengapa dia tidak bermain. Dia adalah pemain yang sangat penting, muda, saya yakin dia punya masa depan di sini," imbuh Pellegrini.

Tapi ekspektasinya lagi-lagi kandas karena ia gagal menunjukkan penampilan terbaiknya. Diperkirakan bahwa Zuculini masih trauma dengan cedera lutut yang didapatkannya ketika memperkuat Cordoba. Hasilnya, ia kembali mengulang kejadian satu tahun sebelumnya, yaitu bertahan setengah musim dan dipinjamkan lagi ke kesebelasan lain. Kali ini adalah AEK Athena yang mencoba peruntungan dengan meminjamnya pada bursa transfer Januari 2016.

Uniknya, pelatih AEK saat itu adalah Poyet yang ngebet menginginkan Zuculini sejak 2014. Tapi rupanya Zuculini pun tidak dipermanenkan atau diperpanjang peminjamannya. Sebab Poyet pun harus dipecat pada April 2016. Alhasil, Zuculini harus tertunduk kembali ke City. Dan perkiraannya akan dipinjamkan lagi benar, Rayo Vallecano adalah tujuan berikutnya pada bursa transfer musim panas 2016.

Dan terjadi lagi, Zuculini hanya tahan setengah musim masa peminjaman dan diestafetkan ke Hellas Verona pada bursa transfer Januari 2017. Zuculini pun berpeluang dipermanenkan dengan harga 3,5 juta euro jika tampil mengesankan di Verona. Ia berkarier di Verona menyusul kakaknya, Franco Zuculini, yang lebih dulu bergabung. Tapi kali ini, nasib Zuculini sedikit berubah lebih baik. Verona begitu mengandalkannya di lini tengah dan diberikan kesempatan bermain 16 kali serta mencetak satu gol.

Bahkan pemain yang masuk ke dalam kategori wonderkid di Football Manager 2014 itu berhasil membantu Verona promosi ke Serie-A 2017/2018. Keberhasilan Verona itu tentu menjadi kepuasan tersendiri kepada Zuculini. Sebagai rasa terima kasihnya, Verona sedang berada di dalam pembicaraan dengan City untuk mempermanenkannya. Akhirnya, Zuculini menemukan rumahnya di Eropa setelah lama berkomplikasi dengan City.


Sumber lain: City Watch, ESPN FC

Komentar