Barcelona dan Skor 4-0 yang Pernah Dialami

Cerita

by Redaksi 26 124808

Redaksi 26

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Barcelona dan Skor 4-0 yang Pernah Dialami

Sementara pada pertemuan kedua di Camp Nou (7/11/97), Barcelona dikalahkan dengan skor yang lebih telak, yakni 4-0. Wonderkid bernama Andriy Shevchenko kala itu menjadi bintangnya setelah mampu menciptakan tiga gol di babak pertama. Sedangkan satu gol lainnya dicetak oleh Sergiy Rebrov sepuluh menit jelang pertandingan bubaran.

Dengan hanya meraih lima poin, Barcelona pun dipastikan hanya mampu menempati posisi juru kunci grup di bawah Dynamo Kyiv, PSV, dan Newcastle. Walau demikian, El Barca tetap mampu menunjukkan tajinya di ajang domestik sehingga mampu menggondol trofi La Liga di akhir musim.

Bayern Muenchen vs Barcelona (Semifinal Leg Pertama 2013)

Musim 2012/13 menjadi musim yang penuh ujian bagi Barcelona. Maklum saja, ketika itu untuk pertama kalinya El Barca tak akan didampingi oleh Pep Guardiola yang memutuskan untuk mundur dari kursi kepelatihan Barca setelah mampu menghadirkan 13 trofi dengan filosofi tiki-taka yang diusungnya.

Sebagai gantinya, Barca pun menunjuk Tito Vilanova sebagai peracik strategi baru bagi Lionel Messi dkk. Tito sendiri merupakan asisten Guardiola sejak pelatih berkepala plontos itu ditunjuk sebagai entrenador menggantikan Frank Rijkaard pada tahun 2008.

Ditunjuknya Tito pun ternyata merupakan keputusan yang tepat, karena pada nyatanya pelatih yang meninggal pada tahun 2014 itu mampu meneruskan gaya bermain yang ditinggalkan oleh Guardiola. Barca pun sangat digdaya di La Liga (di akhir musim menjadi juara), begitu juga dengan di ajang Liga Champions.

Lolos sebagai pemuncak grup, lalu mampu menyingkirkan AC Milan dan PSG di babak 16 besar dan 8 besar, Blaugrana kemudian ditantang oleh Bayern Muenchen, yang juga begitu superior, di babak semifinal. Pada musim itu, FC Hollywood begitu berambisi untuk meraih Si Kuping Besar setelah pada tahun sebelumnya dikandaskan secara menyakitkan oleh Chelsea di babak final.

Dan benar saja, ambisi untuk menjadi juara pun bukan hanya isapan jempol belaka setelah anak asuh Jupp Heynckes tersebut dengan begitu digdayanya mampu menggebug Barca dengan skor telak 4-0 di Allianz Arena. Thomas Muller tampil cemerlang di laga ini dengan sumbangsih dua golnya. Sementara kedua gol lainnya dicetak oleh Arjen Robben dan Mario Gomez.

Target Bayern untuk menjadi juara Liga Champions pun akhirnya terpenuhi di musim itu. Setelah di leg kedua lagi-lagi membantai Barca dengan skor 3-0, mereka akhirnya menutup cerita manis tersebut dengan kemenangan tipis 2-1 atas Borussia Dortmund di partai pamungkas.

**

Selepas laga, gelandang Barcelona, Sergio Busquets, mengaku tidak menduga dengan taktik yang diterapkan oleh PSG. Pemain yang mengenakan nomor punggung 5 itu pun menambahkan jika timnya saat ini tidak diunggulkan untuk lolos ke babak delapan besar. Walau demikian, pemain yang akrab disapa Busi ini tak ingin menyerah begitu saja dan akan tetap mencoba untuk membalikkan keadaan di leg kedua.

Ucapan Busquets memang benar adanya. Meskipun ia tahu hal ini akan menjadi sangat sulit, akan tetapi dalam sepakbola segalanya masih bisa terjadi. Barcelona mungkin harus berkaca pada semangat yang diterapkan oleh Deportivo La Coruna di Liga Champions 2003/04.

Menghadapi AC Milan di babak delapan besar, Super Depor sempat dibantai 4-1 di pertandingan leg pertama yang dilangsungkan di San Siro. Dan di saat semua orang setuju jika Paolo Maldini dkk. bakal lolos ke babak semifinal, secara tak terduga Deportivo mampu membalikkan keadaan di leg kedua berkat kemenangan 4-0 yang diraihnya.

Bagi Enrique, lolosnya Deportivo saat itu mungkin bisa saja dijadikan contoh sebagai bentuk untuk memotivasi anak buahnya di ruang ganti. Dan andai hal itu terjadi, julukan ‘Super’ pun boleh lah disematkan kepada Blaugrana nanti.

Sumber dan foto: UEFA, Sportskeeda, Mirror, belakanggawang

Komentar