Supercoppa Italia, Luar Negeri, Musim Dingin = Uang

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Supercoppa Italia, Luar Negeri, Musim Dingin = Uang

Supercoppa Italia 2016, seperti halnya Supercoppa Italia 2014, kembali digelar pada musim dingin bersamaan dengan winter break liga-liga Eropa (kecuali Liga Primer dengan tradisi Boxing Day nya). Ini adalah kedua kalinya Supercoppa diadakan pada winter break. Biasanya, Supercoppa diselenggarakan pada musim panas, satu minggu sebelum kompetisi Serie-A digelar.

Untuk venue sendiri, Supercoppa Italia 2016 ini akan kembali digelar di luar negeri, tepatnya di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar. Stadion ini juga pernah menyelenggarakan ajang yang sama pada 2014 silam ketika Juventus bersua dengan Napoli.

Melihat ajang Supercoppa Italia yang kerap diadakan di luar negeri, dan juga kerap diadakan ketika winter break, pertanyaan pun menyeruak. Kenapa hal itu bisa terjadi?

Tentang Venue Supercoppa Italia

Sejak penyelenggaraannya yang pertama, yaitu pada 1988, ajang Supercoppa Italia (lazim disebut Piala Super Italia) kerap digelar di kandang tim yang menjadi juara Serie A Italia musim sebelumnya. Pada 1988, ajang ini digelar di San Siro karena waktu itu status AC Milan adalah sebagai juara Serie A. Sampai pada 2013, gelaran Supercoppa Italia tetap berjalan di kandang tim juara Serie A.

Pengecualian terjadi pada 1993, 2002, 2003, 2011, 2012, 2014, 2015, dan 2016 ketika ajang Supercoppa dihelat di luar negeri. Total sudah sembilan kali ajang yang mempertemukan juara Serie A dan Coppa Italia ini diadakan di luar negeri. Di mana sajakah Supercoppa Italia pernah digelar?

Amerika Serikat

Pada 1993, Saat itu FIGC bekerja sama dengan USSF (federasi sepakbola Amerika Serikat) untuk menyelenggarakan Piala Super Italia di Amerika Serikat. Upaya itu dilakukan untuk mengenalkan sepakbola kepada masyarakat Amerika yang kadung menyenangi olahraga basket, American football, ataupun baseball. Apalagi ketika itu Amerika sedang dalam masa persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia 1994.

Oleh karena itu, dengan mengundang tim Serie-A untuk bermain di Amerika (Serie-A ketika itu sedang dalam masa kejayaan), USSF berharap semangat sepakbola akan tertular kepada masyarakat Amerika sehingga gelaran Piala Dunia 1994 akan menjadi lebih semarak, meski hasilnya memang tidak begitu memuaskan (hanya 25.000 orang yang datang menyaksikan pertandingan tersebut). Hal yang sama juga terjadi pada 2003 silam ketika Supercoppa Italia diadakan di East Rutherford, New Jersey.

Libya

Muatan politis memengaruhi ajang Supercoppa Italia pada 2002. Adanya hubungan antara Italia dengan penguasa Libya ketika itu, Muammar Gaddafi, membuat laga Supercoppa Italia diadakan di Tripoli, Libya. Selain karena muatan politis, janji dana segar yang akan Gaddafi kucurkan membuat FIGC melaksanakan ajang Supercoppa Italia di sana.

Tiongkok

Ketika 2009 haluan berubah. Tiongkok menjadi destinasi diadakannya Supercoppa Italia. Sambutan hangat pun diberikan oleh para pecinta sepakbola di Tiongkok. Sambutan hangat inilah yang membuat FIGC kembali menggelar Supercoppa Italia di Beijing pada 2011 dan 2012. Dalam tiga laga Supercoppa yang diadakan di Beijing, total sekitar 200.000 penonton datang menonton ke Stadion Nasional Beijing. Keuntungan finansial yang cukup berlimpah yang didapatkan dari penjualan tiket maupun sponsorship didapatkan oleh klub dan FIGC.

Tiongkok kembali menjadi destinasi penyelenggaraan Piala Super Italia pada 2015. Kali ini Shanghai lah yang menjadi tujuannya. Namun ajang ini menjadi sasaran kritik. Salah satu orang yang cukup keras memberikan kritik terhadap ajang ini adalah presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis. Ia menyoroti kegagalan Lega Serie-A dan Tiongkok dalam memberikan tayangan yang bisa disaksikan oleh masyarakat luas, bahkan De Laurentiis pun sampai menonton siaran ini lewat live streaming.

"Ini (pertandingan Supercoppa Italia 2015) adalah salah satu hal paling memalukan yang pernah saya lihat. Maurizio Beretta (presiden Lega Serie A) adalah orang yang tidak becus mengurusi hal ini. Bahkan saya pun harus menonton lewat streaming karena pihak Lega Serie A dan Tiongkok tidak mampu menyajikan tayangan ini untuk masyarakat luas," ujar De Laurentiis seperti dilansir ESPN FC.

Qatar

Pada 2014, meski masih bermain di kawasan Asia, FIGC memilih Doha sebagai tempat penyelenggaraan Piala Super Italia. Selain karena alasan Napoli yang ingin bermain di winter break, keuangan Qatar yang sama kuatnya dengan Tiongkok membuat FIGC pun memilih untuk mencoba bermain di Qatar. Sama seperti ketika di Tiongkok, sambutan hangat pun diberikan oleh masyarakat Doha. Bahkan suasana di luar Stadion Jassim bin Hamad begitu ramai oleh para penonton.

Keadaan di luar stadion jelang laga Supercoppa Italia 2014 silam. (Sumber: footballqatar.com)

Selain karena besarnya keuntungan finansial, keramaian inilah yang membuat FIGC kembali memutuskan penyelenggaraan Supercoppa Italia 2016 kembali digelar di Doha, Qatar. Apalagi kabarnya tiket pertandingan Supercoppa Italia 2016 sudah habis terjual.

Mengapa Harus Diadakan di Winter Break?

Umumnya gelaran Piala Super yang mempertemukan juara liga dengan juara Piala Liga diadakan sebelum kompetisi dimulai. Itu yang dilakukan oleh Inggris (Community Shield), Jerman (DFL-Supercup), Spanyol (Supercopa de Espana), dan Prancis (Trophee des Champions). Namun Supercoppa Italia memiliki kebijakan lain.

Walau memang ajang Supercoppa Italia rutin diadakan pada Agustus, tapi tak jarang gelaran Supercoppa Italia diadakan pada Desember, atau jelang memasuki winter break. Ini terjadi pada gelaran Supercoppa Italia 2014 dan 2016, yang kedua-duanya diselenggarakan di Doha, Qatar. Selain karena venue yang memang terletak di wilayah gurun (Qatar), ada beberapa alasan lain yang melatarbelakangi diadakannya Supercoppa Italia jelang winter break ini.

Pada 2014 silam, Napoli secara khusus meminta kepada FIGC agar jadwal Supercoppa Italia, yang biasanya dihelat pada Agustus, dipindah menjadi Desember. Partenopei beralasan bahwa kesibukan mereka dalam playoff Liga Champions 2014/2015 membuat mereka tidak sanggup jika harus bertanding dalam ajang Supercoppa Italia pada Agustus. FIGC mengabulkan itu, dan memilih Doha sebagai tempat pelaksanaan Supercoppa Italia 2014.

Sedangkan untuk 2016, selain karena keberhasilan penyelenggaraan pada 2014, kesibukan Milan dan Juventus selama masa pramusim 2016 membuat laga akhirnya diundur ke winter break. Hampir serupa dengan alasan Napoli pada 2014 silam. Tapi keuntungan finansial yang lebih besar tampaknya menjadi maksud di balik penunjukkan Qatar kembali pada 2016 ini.

***

Klub-klub Serie A Italia kerap mengalami masalah finansial selama beberapa tahun ke belakang. Oleh karena itu, seperti dilansir Sportige, penyelenggaraan Supercoppa Italia di luar negeri pada akhirnya bertujuan agar klub-klub Italia serta FIGC dapat meraih pundi-pundi uang dari negara berfinansial kuat seperti Qatar ataupun Tiongkok.

Maka, jangan heran kalau langkah FIGC ini rencananya akan ditiru juga oleh Liga Champions, yang berencana akan mengadakan beberapa pertandingannya di luar Eropa dalam beberapa tahun ke depan. Tujuannya untuk apa? Keuntungan finansial.

Sumber: Sportige, ESPN FC

foto: Wikipedia

Komentar