Sang Ikon Selhurst Park di Antara Crystal Palace dan Everton

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Sang Ikon Selhurst Park di Antara Crystal Palace dan Everton

Yannick Bolasie menginginkan cerita baru setelah empat musim memperkuat Crystal Palace. Maka dari itu ia melakukan tes medis di Everton dan menandatangani kontrak lima tahun setelah diboyong dengan biaya transfer 25 juta poundsterling.

Biaya itu cukup mengejutkan banyak orang. Pada bursa transfer musim panas 2012, Palace cuma membeli Bolasie seharga 350 ribu poundsterling dari Bristol City. Everton pun tidak mudah untuk mendapatkan pemain asal Republik Kongo tersebut. Everton harus bersaing dengan Leicester City, Tottenham Hotspur dan West Ham United.

Tapi Bolasie lebih tertarik bergabung dengan Everton karena lebih mendapatkan tantangan, "Saya cukup nyaman di Crystal Palace dan saya bisa tinggal dengan mudah, tapi saya ingin menantang diri saya sendiri untuk menguji diri sendiri. Saya ingin melakukan itu di Everton," Daily Mail.

Selain itu, keberadaan Ronald Koeman sebagai Manajer Everton adalah alasan lainnya. Bolasie menganggap Koeman sebagai salah satu manajer terbaik di Liga Primer Inggris. Ia membandingkan Koeman dengan manajer-manajer yang pernah melatihnya sewaktu di Palace.

"Belajar dari manajer seperti Ronald Koeman benar-benar berbeda dengan apa yang saya punya di masa lalu. Cara Belanda bermain, cara Belanda melakukan segala sesuatu, benar-benar bebeda dengan apa yang saya miliki," ungkap Bolasie.

Koeman pun mengaku sudah mengincar Bolasie sejak dulu karena permainannya yang cepat, kuat dan bisa bermain berbagai posisi di lini depan. Koeman juga pernah melontarkan pujian untuk Bolasie ketika masih menukangi Southampton dan harus menghadapi Palace pada Desember 2014.

Sekarang pemain berposisi winger kanan itu sudah didapatkannya ketika membesut Everton. Tapi saat ini Koeman menuntut agar Bolasie lebih produktif lagi mencetak gol. Karena Bolasie lebih sering mengandalkan kecepatan dan skill individunya untuk memorak-porandakan pertahanan lawannya.

Pada musim lalu pun Bolasie merupakan salah satu pemain yang paling sering membuat umpan kunci. Sedikitnya ia melepaskan tujuh umpan kunci per laga, sama seperti Christian Fuchs, Juan Mata, Gyfli Sigurdsson dan Santi Cazorla. Tapi selama empat musim membela Palace, Bolasie cuma mencetak 12 gol di Liga Primer Inggris.

"Dia memiliki kekuatan besar, tapi ia perlu meningkatkan produktivitasnya. Sembilan gol dari tiga musim itu tidak banyak. Terlalu sedikit," imbuh Koeman.

Produktivitas Bolasie memang harus ditingkatkan sesuai dengan besarnya uang yang dikeluarkan untuk merekrutnya. Tapi Koeman tidak menampik jika Bolasie tetap menjadi bagian yang sangat penting bagi skuatnya. Pergerakan, kecepatan, skill individu dan Umpan-umpan silang Bolasie sering membahayakan pertahanan lawannya. Sejauh musim ini pun Bolasie menjadi pemain paling banyak melepaskan umpan kunci bersama Kevin De Bruyne, gelandang serang Manchester City.

Permainan Bolasie terbaik sejauh musim ini yaitu ketika melawan Sunderland pada 12 September lalu. Pria 27 tahun tersebut menjadi pemain paling berbahaya bagi Sunderland saat itu. Bolasie melepaskan tiga percobaan tembakan ke arah gawang, lima dribel sukses, melepaskan lima umpan kunci dan 11 upaya umpan silang.

Penampilannya semakin baik ketika Koeman meminta Everton menaikkan tempo permainannya pada babak kedua. Tentu permainan bertempo tinggi itu sangat mendukung gaya bermain Bolasie. Jika Romelu Lukaku tidak mencetak hattrick, Bolasie layak menjadi pemain terbaik pada laga tersebut.

Sejauh ini ia menjadi winger yang sempurna untuk Lukaku. Bolasie pun baru memberi asis untuk gol kedua Lukaku ke gawang Sunderland, "Saya tahu apa yang dia (Lukaku) inginkan sebagai striker," singkatnya seperti dikutip dari Liverpool Echo.

Kendati baru beberapa minggu bergabung dengan Everton, Bolasie memang sudah akrab dengan Lukaku. Di media sosial mereka pun sering mengunduh ketika keduanya sedang bergurau. Apalagi rumah mereka berdekatan. Di sisi lain, perjalanan Bolasie sendiri untuk menjadi winger yang cepat dan kuat tidaklah mudah. Ia sampai membutuhkan pelatih pribadi untuk membentuk proporsi tubuhnya.

Ketika masih memperkuat Bristol, Bolasie adalah pemain yang sangat kurus untuk ukuran sepakbola. Kemudian enam bulan pertama diupayakan untuk menaikan berat badannya bersama Rayan Wilson selaku pelatih pribadinya. Tapi belakangan ini berat badan Bolasie bertambah terlalu banyak sampai 86 kilogram. Membuat postur tubuhnya lebih cocok sebagai atlet boxer seperti Tony Bellew. Kendati demikian kecepatan Bolasie tidaklah berkurang, tapi rasanya terlalu berat untuk menjadi pemain sayap.

Ia tetap menjadi winger yang dinamis karena sering naik dan turun di sisi lapangan. Maka Bolasie adalah salah satu winger yang cepat namun dengan berat badan yang tidak seperti pemain sayap. Bahkan ia mengaku pernah mengalahkan Usain Bolt, atlet pelari cepat. Raheem Sterling pun memiliki berat badan 72 kilogram. Kendati demikian, Bolasie terus bekerja sama dengan Wilson sampai saat ini dan menjalani latihan di luar program Everton.

***
Pada Sabtu (1/10) dini hari, Bolasie harus menghadapi Palace sebagai mantan kesebelasannya di Stadion Goodison Park kandang Everton. Ia adalah pemain yang berhasil mempromosikan Palace ke Liga Primer Inggris dan merupakan bagian integral skuatnya selama empat tahun. Di sana, Bolasie sudah merasakan dilatih empat manajer berbeda, mulai dari Dougie Freedman, Ia Holoway, Neil Warnock, Tony Pulis dan Alan Pardew. Bolasie

Selain membawa Palace promosi, Bolasie pun menjadi bagian penting Palace ketika mencicipi papan atas pada klasemen sementara Liga Primer Inggris musim lalu. Ia adalah pemain yang bermain dengan senyum di wajahnya. Selalu membuat para pendukung Palace berdiri dari tempat duduknya untuk melihat apa yang akan ia lakukan selanjutnya di lapangan. Di Selhurst Park, kandang Palace, Bolasie sangat populer.

Maka bukan tanpa alasan jika Pardew, Manajer Palace, dengan berat hati melepas Bolasie ke Everton. Dan ia menyesali kepindahan Bolasie yang sudah menjadi bagian besar dalam keberhasilan bersama Palace selama empat musim ke belakang, "Ini adalah langkah yang membuat Yannick tertarik dan kami telah menyetujui kesepakatan dengan Everton. Dia telah menjadi ikon di Selhurst Park dan kami mengucapkan terima kasih atas kontribusinya," ujar Pardew.

Pertandingan antara Everton menghadapi Crystal Palace pun sendiri berakhir dengan skor imbang 1-1. Bolasie tak mencetak gol pada laga ini, tapi ia cukup merepotkan sisi kanan pertahanan Palace. Hanya saja bek kanan Palace, Joel Ward, bermain impresif pada laga ini.

Hasil imbang ini tak akan mengubah apapun status Bolasie. Bagi Crystal Palace, ia tetaplah ikon mereka. Sementara bagi Everton, Bolasie akan menjadi idola baru di Goodison Park. Ya, pada akhirnya, Bolasie tetap (akan) menjadi pujaan pendukung Crystal Palace maupun Everton.



Sumber lain: Metro, Sky Sports, The Guardian, Who Scored.

Komentar