Penghargaan Raja Eropa untuk Cristiano Ronaldo

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Penghargaan Raja Eropa untuk Cristiano Ronaldo

Mungkin salah satu penghargaan terbaik adalah ketika anda pulang setelah seharian bekerja keras demi anak istri, di rumah, istri anda menyambut anda dengan senyuman termanis yang ia miliki, membawakan tas kerja anda, serta menyajikan segelas teh manis panas atau kopi panas, sembari menjadi tempat curhat bagi anda yang mungkin mengalami masalah di tempat kerja.

Tapi, penghargaan terbaik bisa juga muncul dalam bentuk lain. Misalnya, jika anda seorang seniman, yang sudah bekerja keras mencurahkan rasa dan nalar untuk membuat sebuah karya seni, lalu diganjar oleh orang-orang dengan senyum dan acungan jempol terhadap karya seni anda.

Pada intinya, penghargaan tak hanya berupa materi, meski tak bisa disangkal hal itu cukup penting. Sebuah sungging senyum, peluk hangat, acungan jempol, ataupun segelas kopi panas sepulang kerja juga adalah bentuk penghargaan yang tak kalah bernilai. Hal itu secara tidak langsung, merupakan bentuk pengakuan dari kawan, rekan, ataupun orang tercinta terhadap apa yang sudah kita lakukan.

Dan inilah, saya kira, yang dialami oleh Cristiano Ronaldo, sang penguasa Eropa, saat ini.

***

Sesudah penghargaan Ballon D`Or dilebur dengan penghargaan FIFA World Player of The Year pada 2010 silam menjadi FIFA Ballon D`Or, UEFA membentuk kembali sebuah penghargaan yang dikhususkan untuk para pemain yang berkiprah di Eropa. Nama penghargaan itu adalah UEFA Best Player Award, yang menggantikan penghargaan UEFA Club Footballer of The Year. Sejak 2011, penghargaan ini mulai diberikan kepada para pemain yang berkiprah sekaligus memiliki prestasi cemerlang di Eropa.

Lionel Messi tercatat sebagai pemain yang meraih UEFA Best Player Award terbanyak, yaitu sebanyak dua kali, pada 2011 dan 2015. Tapi, rekornya sekarang mulai tersaingi, siapa lagi kalau bukan oleh Cristiano Ronaldo. Dalam pengumuman UEFA Best Player Award untuk 2016, ia dinobatkan menjadi pemenang, mengalahkan Antoine Griezmann dan Gareth Bale.

Usai menerima penghargaan yang cara penilaiannya dilakukan dengan melibatkan 54 jurnalis dari berbagai negara di Eropa ini, Ronaldo mengungkapkan kegembiraannya. Namun, ia juga tidak lupa untuk memuji para nominator yang lain, yang ia nilai telah "melalui sebuah musim yang luar biasa", meski memang pujiannya ini dianggap terlalu berlebihan.

"Tentu saja saya senang dengan penghargaan yang saya raih ini karena saya sudah melalui musim yang luar biasa. Tapi, tidak adil kalau saya tidak menyebutkan dua pemain yang juga luar biasa ini. (Antoine) Griezmann, maaf atas kekalahan di final. Kau tetaplah pemain yang luar biasa. Benar-benar musim yang hebat," ujarnya kepada Fox Sports.



Untuk 2016 ini, Ronaldo menjejakkan kakinya sebagai penguasa Eropa untuk yang kedua kalinya setelah meraih penghargaan yang sama pada 2014 lalu. Pertanyaan pun menyeruak, dan pasti pertanyaan yang sama akan kembali muncul jika nanti ada pemain yang meraih gelar FIFA Ballon D`Or; apakah Ronaldo pantas meraih trofi ini?

***

Musim 2015/2016, seperti yang diungkapkan oleh Ronaldo sendiri, adalah musim yang sensasional baginya. Meski gagal mengantarkan Real Madrid menjadi juara La Liga karena gagal bersaing dengan Barcelona, ia berhasil membawa Real Madrid meraih Undecima, trofi ke-11 Real Madrid dalam ajang Liga Champions Eropa, usai mengalahkan Atletico Madrid di babak final.

Torehan golnya pada musim 2015/2016 di level klub pun cukup banyak. Total, Ronaldo mencetak 51 gol dalam 48 pertandingan bersama Real Madrid. Bukan hanya di level klub, ia juga menorehkan prestasi yang mungkin tidak akan terlupakan sepanjang karier pesepakbola asal Madeira ini; mengantarkan Portugal menjadi kampiun Piala Eropa 2016.

Melihat prestasi yang ditorehkan oleh Ronaldo selama 2015/2016, maka, wajar saja kalau ia meraih penghargaan sebagai UEFA Best Player Award pada 2016 ini. Jika diibaratkan, Ronaldo seperti seorang seniman yang bekerja keras mencipta sebuah karya seni di atas lapangan, bekerja dengan rasa dan nalarnya untuk menciptakan karya seni yang monumental.

Seniman akan mengerahkan segala daya yang ia miliki untuk mencipta karya seni yang terbaik. Pada musim 2015/2016, Ronaldo pun melakukan hal yang sama bersama Real Madrid dan timnas Portugal. Jika bersama Madrid ia dibantu oleh seniman-seniman berbakat lain, di Portugal, ia harus berusaha keras dan seperti tidak mendapatkan bantuan.

Puncaknya adalah ketika partai final Piala Eropa 2016, saat kaki-kaki penuh seninya sudah tidak mampu lagi untuk mencipta akibat diterjang oleh Dimitri Payet, atau, memang sudah kelelahan karena terlalu dituntut untuk selalu berkarya dengan sempurna. Ia keluar lapangan, dan justru pada akhirnya seniman-seniman Portugal lain, macam Eder dan Nani, yang beraksi dalam pertandingan final.

Akhirnya, Portugal pun mengguratkan karya seni yang manis, yaitu juara Piala Eropa 2016. Sebuah mahakarya 2016 yang, mungkin bagi Ronaldo, nilai seninya lebih dari trofi Liga Champions Eropa yang ia raih pada musim yang sama. Berkat dari mahakarya yang sudah ia cetak pada 2016 ini, orang-orang di sekitarnya pun akhirnya memberikan penghargaan, yang berupa UEFA Best Player Award 2016.

***

Dengan segala mahakarya yang sudah ia buat (berterimakasihlah Ronaldo kepada Eder dan Nani untuk bantuan mereka menggurat Piala Eropa 2016), maka, pantaslah jika Ronaldo diganjar penghargaan UEFA Best Player Award. Ia sudah bekerja kelewat keras dengan rasa nalarnya untuk menggurat semua mahakarya itu, sehingga menjadi sebuah sejarah bagi Portugal dan Madrid.

Oleh karenanya, untuk saat ini, marilah menyebut Ronaldo sebagai penguasa Eropa. Untuk saat ini.

Komentar