Jejak Para Pharaoh di Liga Primer Inggris

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jejak Para Pharaoh di Liga Primer Inggris

Geliat transfer Stoke City di bursa transfer kali ini memang luar biasa. Terhitung kurang dari 24 jam, kesebelasan yang bermarkas di Britania Stadium tersebut berhasil mendaratkan dua pemain sekaligus. Setelah sukses mendatangkan Pirlo-nya tanah Britania, Joe Allen, Stoke juga berhasil mendatangkan wonderkid asal Mesir, Ramadan Sobhi.

Mahar transfer sebesar 5,2 juta paun menjadi harga yang dibayarkan Stoke kepada klub pemilik Sobhi sebelumnya, Al Ahly. Harga demikian terhitung merupakan transaksi yang sangat bagus untuk Stoke City dalam mendapatkan Sobhi .Bukan hanya soal usianya yang baru menginjak 19 tahun, perjalanan karier Sobhi berada dalam jalur yang sangat bagus sejak ia memulai bermain sepakbola pada usia delapan tahun.

Sobhi yang berposisi sebagai gelandang serang dan mampu bermain juga sebagai winger ini memulai kariernya di kesebelasan terbaik di Mesir, Al-Ahly. Penghargaan klub terbaik abad ini yang diberikan oleh federasi sepakbola Afrika bukan sekadar pepesan kosong. Al-Alhy adalah juara Liga Champions Afrika delapan kali, dan juga pemilik koleksi gelar terbanyak Liga Mesir dengan 38 gelar juara.

Sobhi merupakan produk dari akademi Al-Ahly. Masuk pada usia 8 tahun, tidak memerlukan waktu lama Sobhi kemudian dengan cepat promosi ke tim senior. Ia mendapatkan debut profesionalnya pada 6 Februari 2014. Kala itu, Sobhi masih berusia 16 tahun. Kurang lebih tiga musim memperkuat Al Ahly, Sobhi berhasil mempersembahkan dua gelar juara Liga Mesir.

Ramadan Sobhi mendarat di Liga Primer Inggris dengan status sebagai pemain muda dengan segudang prestasi. Apalagi ia juga sudah dipanggil untuk membela timnas senior negaranya. Pertanyaanya kemudian akan seperti apakah karier seorang Ramadan Sobhi di Liga Primer Inggris? Para pemain asal Mesir yang lebih dahulu berlaga di tanah Inggris mungkin bisa menjadi gambaran besar.

Ahmed “Mido” Hossam

Pemain Mesir pertama sepanjang sejarah yang mendarat di Liga Primer Inggris. Ahmed Hossam yang akrab disapa Mido ini bergabung dengan Tottenham Hotspur pada musim kompetisi 2004/2005 dengan status sebagai pemain pinjaman dari AS Roma. Didatangkan sebagai pelapis Frederic Kanoute dan Robbie Keane, Mido bermain selama sembilan kali dan menyarangkan dua gol.

Dicap sebagai pemain berbakat sejak usia muda, Mido merasakan seluruh ketenaran sebagai pesepakbola bahkan sejak usia belasan. Namun kariernya tidak berjalan terlalu baik karena sifatnya yang arogan dan juga serangkaian cedera yang ia alami. Mido kemudian pensiun di usia 30 tahun.

Liga Primer menjadi kompetisi di mana Mido bertahan paling lama. Setelah bermain untuk Tottenham, Mido kemudian sempat berseragam Middlesbrough, Wigan Athletic, dan West Ham United. Setelah lima tahun bermain di Inggris, Mido kemudian kembali ke Mesir untuk bergabung dengan klub masa kecilnya, Zamalek.

Hossam Ghaly

Langsung menerobos tim senior Al-Ahly di usia 16 tahun, Hossam Ghaly yang berada satu angkatan dengan Mido dianggap akan membuat Mesir memiliki satu generasi pesepakbola yang hebat. Diincar oleh Arsenal, Ghaly yang kala itu bermain untuk Feyenoord kemudian justru memilih untuk bergabung dengan Tottenham.

Namun kariernya di Inggris tidak terlalu baik. Sempat menarik perhatian dengan gaya bermainnya yang spartan, Ghaly kemudian memiliki hubungan yang tidak terlalu baik dengan para penggemar Tottenham karena perilakunya. Akhirnya ia dipinjamkan ke Derby County dan kemudian hijrah ke klub Arab Saudi, Al Nasr, pada 2009.

Mohamed Shawky

Karier Mohamed Shawky di Liga Primer Inggris dijalani dengan penuh kesialan. Datang sebagai pemain berpengalaman dan sangat terkenal di Mesir. Shawky baru bermain beberapa laga saja hingga akhirnya ia mengalami cedera parah. Selama tiga tahun di Liga Primer Inggris, Shawky hanya bermain 18 kali. Pada awal musim 2010/2011, Shawky kemudian dilepas dan bergabung dengan klub peserta Turki Superlig, Kayserispor. Pada 2014, Shawky sempat mendarat di Asia Tenggara dengan bergabung bersama klub asal Malaysia, Kelantan FA.

Amr Zaki

Amr Zaki menjadi pemain asal Mesir paling favorit yang berlaga di Liga Primer Inggris. Zaki merupakan penyerang dengan teknik mengolah bola yang luar biasa. Setelah mencetak gol dalam debutnya bersama Wigan, Zaki terus memborong gol dalam enam pekan secara beruntun. Kala itu, ia adalah penyerang yang selalu menyambut umpan matang dari Antonio Valencia. Yang paling diingat diantara gol-gol yang dicetak Zaki tentunya adalah ketika ia menyarangkan gol melalui tendangan salto ke gawang Liverpool.

Setelah musim perdana yang luar biasa, menjadi pujaan bagi para penggemar dan para petinggi Wigan menyamakannya dengan Alan Shearer, segala sesuatunya berjalan tidak baik menjelang musim keduanya. Zaki berseteru dengan pelatih Steve Bruce terkait boleh atau tidaknya Zaki membela Mesir di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010. Zaki kemudian hengkang ke Hull City. Namun penampilannya tidak pernah sebaik seperti yang ia tunjukkan di Wigan.

Mohamed Salah

Memiliki julukan “Messi dari Mesir”, Mohamed Salah yang diminati banyak klub-klub top Eropa ketika memperkuat klub raksasa Swiss, FC Basel. Memiliki kecepatan, teknik menggiring bola yang ciamik, serta kedua kaki yang sama baiknya. Salah menjadi incaran banyak kesebelasan besar di Eropa. Akhirnya klub Liga Primer Inggris, Chelsea, yang berhasil mengamankan jasanya.

Namun kemudian nasib Salah sama seperti para pemain Mesir yang kemudian melempem ketika bermain di Liga Primer Inggris. Di Chelsea, Salah hanya bermain 13 kali dan mencetak satu gol. Semusim kemudian ia dipinjamkan ke Fiorentina di mana sepertinya tanah Italia menjadi kompetisi yang sangat cocok untuk Salah. Salah kemudian kembali mengalami masa pinjaman ke AS Roma, dan klub ibukota Italia tersebut kemudian mempermanenkan Salah setelah satu musim yang luar biasa.

***

Mendaratnya Sobhi praktis menambah jumlah para pemain asal Mesir yang berlaga di tanah Inggris. Sebelum Sobhi, sudah ada gelandang Arsenal, Mohamed Elneny dan Ahmed Elmohamady yang merupakan pemain Mesir terlama yang berlaga di Liga Primer Inggris dan masih aktif. Dua pemain lain bermain di kompetisi yang lebih rendah dari liga Primer, yaitu Sam Morsy (Wigan Athletic) dan Adam El-Abd (Gillingham FC).

Sama seperti beratnya tugas Pharaoh sebagai penjaga kestabilan dunia, Sobhi juga menanggung tugas berat untuk memperbaiki nama para pemain Mesir yang bermain di Liga Primer Inggris. Sobhi patut waspada karena para pendahulunya nyatanya memiliki waktu yang tidak begitu baik di tanah Inggris.

Komentar