Tentang Warna Ungu di Kostum Barcelona dan Real Madrid

Cerita

by Redaksi 46 25730

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tentang Warna Ungu di Kostum Barcelona dan Real Madrid

Ungu adalah warna di antara merah dan biru; yang menjadi simbol untuk misteri, kebangsawanan, sampai terlarangnya sebuah hubungan. Di Spanyol, Barcelona dan Real Madrid telah bersatu untuk sebuah kostum tandang berwarna ungu.

Warna kostum kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kesebelasan. Bukan hal yang jarang kalau kesebelasan memilih warna tertentu seiring dengan sejarah yang pernah melekat di dalamnya. Namun, warna adalah universal; tidak seorangpun yang memiliki hak penuh atas sebuah warna.

Rivalitas kerap tak memandang warna. Meski sama-sama berkostum merah, tapi Manchester United dan Liverpool adalah rival; pun dengan Arsenal. Bahkan, julukan keduanya pun mirip karena sama-sama menyematkan warna sebagai identitas: The Red Devils vs The Reds.

Kalau kostum utama punya arti sakral, lain halnya dengan kostum kedua atau kostum kandang. Banyak kesebelasan yang mengganti-ganti warna untuk kostum tandang di setiap musimnya. Intinya, warna di kostum kedua tidaklah mutlak, bahkan kerap berubah secara signifikan.

Secara praktis, kostum kedua digunakan saat lawan menggunakan warna yang sama atau mirip. Menjadi wajar jika kesebelasan memilih warna netral seperti warna putih untuk kostum kedua, karena biasanya tidak ada warna khusus yang terikat dengan sejarah ataupun kenangan kejayaan kesebelasan.

Kamis (14/7) pekan lalu, Real Madrid dan Barcelona sama-sama mengenalkan kostum tandang mereka. Uniknya, dua penguasa Liga Spanyol tersebut sama-sama memilih warna ungu. Pemilihan warna ini menjadi perbincangan hangat terlebih warna ungu jarang digunakan oleh kedua kesebelasan untuk kostum kedua setidaknya untuk Barcelona. Skysports bahkan meyakini kalau ungu adalah warna pertama yang digunakan sepanjang 116 tahun berdirinya Barcelona.

“Perpaduan antara warna (kostum) tradisional merah dan biru membuat kostum ini mengejutkan, tapi di saat yang sama benar-benar terikat dengan sejarah kami,” kata kapten Barcelona, Andres Iniesta, dalam rilis resmi situs Barca.

Sementara itu, pemilihan ungu untuk kostum tandang Real Madrid tak lepas dari upaya mengenang kejayaan El Real pada 1980-an.

“Warna ungu adalah penghormatan pada masa-masa Quinta del Buitre, nama yang diberikan untuk tim inti Real Madrid yang mendominasi sepakbola Spanyol pada 1980-an,” ungkap pernyataan resmi Adidas.

Real Madrid sendiri terakhir mengenakan kostum tandang ungu pada musim 2010/2011 kala mereka memenangi Copa del Rey. Itu adalah satu-satunya prestasi Madrid pada musim tersebut setelah hanya menempati peringkat kedua di liga serta dikandaskan Barcelona di semifinal Liga Champions.

Era Republik Spanyol Kedua

“Masa lalu” memang tak bisa diukur kedalamannya. Kemarin adalah masa lalu, sementara satu abad yang lalu juga masa lalu. Bila menarik garis cerita lebih jauh, warna ungu nyatanya adalah simbol dari dua kisah yang berbeda.

Berdasarkan The Week, Real Madrid terkait dengan warna ungu pada 1931. Sementara itu, Daily Mail menuliskan bahwa kostum pertama Madrid pada 1902 memiliki corak warna ungu.

The Week berpendapat bahwa pada 1931, Real Madrid mengubah lambang mereka. Ini terjadi saat Kerajaan Spanyol jatuh dan digantikan oleh Pemerintahan Republik. Kala itu, Madrid menghilangkan mahkota di atas logo dan menambahkan pita ungu yang melintang di dalam logo. Pita ungu terus dipertahankan meski mahkota kembali bertengger di atas logo pada 1941. Namun, pita ungu tersebut diganti menjadi warna biru pada 1999.

Terkait warna ungu, ada peristiwa penting di Spanyol yang terjadi pada rentang 1931-1939. Peristiwa tersebut tak lain perubahan sistem kenegaraan Spanyol yang tak lagi menganut sistem monarki. Selain itu, warna bendera Spanyol pun berubah dengan warna ungu berada di bagian bawah warna merah dan kuning. Warna ini pun sama dengan warna utama Region Castile, tempat di mana Madrid berasal.

Namun, di rentang waktu yang sama warna ungu menjadi warna saat Jenderal Franco dengan Kelompok Nasionalisnya menguasai Spanyol. Ia mampu mendorong Pemerintahan Republik untuk memindahkan pusat pemerintahannya ke Valencia, sementara Franco menguasai Madrid.

Tentang Catalonia dan Kemerdekaan

Warna ungu yang dikenakan Barcelona jauh lebih gelap ketimbang ungu yang dikenakan Real Madrid. Berdasarkan Spanish Dictionary, terdapat dua kata dalam bahasa Spanyol yang berarti ungu: purpura dan morado. Kedua kata ini memiliki arti yang sama, tapi dengan kesan yang berbeda. Purpura untuk ungu yang lebih terang, sementara morado sebaliknya.

Namun, mengapa Barcelona lebih memilih warna ungu yang lebih tua? Apakah semata-mata untuk membedakan dengan Real Madrid? Tentu jawabannya tidak se-mendasar itu.

Nike mengungkapkan bahwa warna ungu dari kostum Barcelona berasal dari perpaduan antara warna kostum kandang: merah dan biru. Kedua warna tersebut apabila disatukan akan menghasilkan warna ungu seperti kostum kedua Barcelona.

Pernyataan Nike tersebut mungkin terdengar sederhana: penyatuan dua warna utama klub. Padahal, ada hal lain yang mendasari mengapa Barcelona khususnya tidak lagi mengenakan kostum dengan warna kuning-merah menyerupai warna bendera Catalonia.

Stadion Camp Nou sejak dulu telah menjadi sarana berekspresi warga Catalonia, terlebih bagi mereka yang suaranya dikekang penguasa. Teriakan-teriakan untuk melepaskan diri dari Pemerintah Spanyol begitu nyaring terdengar. Tentu, pengibaran bendera Catalonia, Estelada, menjadi rutinitas setiap pertandingan Barcelona.

Namun, pengibaran Estelada pada akhirnya mendapat tentangan dari Pemerintah Spanyol. Mereka menganggap bahwa aksi tersebut adalah aksi separatis. Wujud nyatanya adalah pelarangan pengibaran Estelada di final Copa del Rey musim lalu. Polisi Spanyol pun dikerahkan untuk menggeledah 19 ribu suporter Barcelona yang hadir ke stadion.

Tahun lalu, sekelompok suporter Barcelona meminta Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, untuk berhenti mendukung dikibarkannya Estelada. Pasalnya, selain memberikan kerugian bagi klub karena didenda, juga tidak menunjukkan penggemar Barcelona secara keseluruhan. Soalnya, tidak semua penggemar Barcelona mendukung kemerdekaan Catalonia.

“Kami meminta Presiden Bartomeu untuk memperbaiki ini dan menjaga semua socis,” ucap juru bicara, Sixto Jose Cadenas. “Kami adalah orang-orang yang tak ingin hadirnya simbol atau pesan politik dalam pertandingan kami.”

Saat pemilihan anggota parlemen dilakukan pada September tahun lalu, Barcelona terlihat melunak. Kepada AFP, Barcelona menyatakan bahwa mereka akan tetap netral dalam kaitannya soal wilayah Catalonia.

“Barcelona telah menunjukkan dirinya sebagai pihak luar dalam kampanye elektoral. Kami bicara soal olahraga. Kami tidak akan berkampanye. Kini Barca akan netral,” ucap Bartomeu.

Saat hasil pemilu diumumkan, massa pro kemerdekaan turun ke jalan. Pasalnya, kelompok separatis telah mengantungi lebih dari 80 persen suara yang menjadikan mereka sebagai mayoritas di parlemen. Kabarnya, pemisahan Catalonia ini baru akan dilakukan setidaknya dua tahun mendatang.

Sikap melunak Barcelona agaknya ditunjukkan mulai musim ini. Pihak klub mungkin sadar bahwa menjadikan Barcelona sebagai mesin politik adalah sebuah kesalahan. Lagipula, kemerdekaan Catalonia tinggalah menunggu waktu.

Warna ungu sebagai kombinasi dua warna utama Barcelona seolah mengingatkan penggemar bahwa semestinya, klub adalah entitas yang mesti mereka dukung dan diusahakan sepenuhnya, bukan menjadikannya sebagai alat –meski Barcelona punya slogan mes que un club: lebih dari sekadar klub.

foto: ara.cat

Komentar