Sejarah Sepakbola Polandia Menjadi Ironi Bagi Ukraina

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Sejarah Sepakbola Polandia Menjadi Ironi Bagi Ukraina

Polandia berhasil lolos dari grup C Piala Eropa 2016, setelah mengalahkan Ukraina dengan skor 1-0 di Stadion Velodrome, Marseille, Selasa (21/6). Gol semata wayang Polandia itu dicetak Jakub BÅ‚aszczykowski pada menit 54` setelah menerima umpan dari Arkadiusz Milik.

Lolosnya dari fase grup pada Piala Eropa kali ini adalah sejarah bagi Polandia. Sebelumnya tim nasional (timnas) berjuluk The White Eagles (Si Elang Putih) ini belum pernah lolos dari fase grup Piala Eropa. Bahkan Polandia pun gagal lolos ketika menjadi tuan rumah Piala Eropa 2012.

Dan lolosnya Polandia saat ini sebagai penebusan mereka yang tidak tampil di Piala Dunia 2014 Brazil. Tentunya kegembiraan Polandia tidak berlaku bagi Ukraina. Sejarah yang diukir Polandia saat ini menjadi kesedihan bagi Ukraina. Bagi negara yang bekerja sama menggelar Piala Eropa 2012. Sebab Ukraina belum pernah lolos dari fase grup sepanjang kiprah mereka di Piala Eropa.

Sayap Tanpa Malaikat Ukraina

Tidak ada yang berubah dari tiga laga yang dijalani Ukraina. Mereka terlalu mengandalkan kedua sayapnya yang diperankan Andriy Yarmolenko (kanan) dan Yevhen Konoplyanka (kiri). Dan serangan Ukraina akan mati ketika dua pemain tersebut tidak berkutik.

Hal itu kembali terjadi pada laga ini. Polandia bermain bertahan pada laga ini dan Ukraina mendominasi serangan. Pola pertahanan Polandia adalah menugaskan kedua full-back agar tetap main bertahan. Bahkan mereka lebih cenderung menjaga areanya ketika melancarkan serangan balik.

Yarmolenko dan Konoplyanka sulit bergerak bebas karena strategi bertahan Polandia itu. Kedua sayap Ukraina itu tidak bisa menemukan ruang karena penyerang tunggalnya, Roman Zozulya, jarang mendapatkan posisi yang baik. Padahal penyerang pemantul bola adalah strategi yang dipakai Ukraina selama Piala Eropa 2016.

Zozulya kembali gagal menjawab kepercayaan sebagai penyerang utama Ukraina. Padahal perannya sempat tergeser Yevhen Zeleznyov pada pekan ke dua Piala Eropa. Keduanya penyerang yang gagal itu membuat Ukraina semakin rindu kepada Andriy Shevchenko.

Padahal Shevchenko sudah ditugaskan menjadi Asisten Pelatih Ukraina. Tapi Zozulya dan Zeleznyov masih belum menjelma seperti Shevchenko, malaikat dari Ukraina. Saat ini Ukraina sudah memiliki dua sayap yang terus diandalkan dalam permainannya. Tapi rasanya percuma jika kedua sayap itu tidak disangga oleh malaikat. Dan malaikat itu seharusnya berada dalam diri penyerang tengahnya.

Perpisahan yang Menyakitkan Bagi Tymoschuk

Generasi Shevchenko di skuat Ukraina saat ini masih bersisa. Generasi itu diwakili oleh Vyacheslav Shevchuk dan Anatoliy Tymoshchuk. Tapi Tymoshchuk begitu ironis pada Piala Eropa kali in. Berbeda dengan Shevchuk yang selalu dimainkan sejak menit pertama pada dua laga awal grup C, sementara Tymoshchuk selalu menjadi penonton di bangku cadangan.

Padahal Tymoshchuk adalah pemain yang begitu banyak mengoleksi gelar di kalangan klub sepakbola. Ia pernah meraih berbagai juara bersama Shakhtar Donetsk, Zenit St. Petersburg, Bayern Munich dan Kairat yang dibelanya pada musim lalu.

Tapi Tymoschuk baru diturunkan pada laga terakhir Ukraina di grup C. Dan itu pun begitu ironis karena ia diturunkan pada menit perpanjangan waktu babak ke dua. Maksud Mykhaylo Ivanovych Fomenko, Pelatih Ukraina, mungkin ingin memberi penghormatan kepada Tymoschuk karena sekarang adalah ajang Piala Eropa terakhirnya.

Bahkan Tymoschuk pun langsung diberikan ban kapten ketika ia masuk ke dalam lapangan. Tapi maksud itu bisa diartikan lain. Kamera televisi selalu menyorotinya. Namun Tymoschuk tidak kunjung menyentuh bola. Total, ia cuma bermain sekitar satu menit dan hanya melepaskan satu operan pendek dan gagal tepat sasaran.

Kekalahan dan tidak lolosnya Ukraina menjadi perpisahan yang begitu menyakitkan bagi Tymoschchuck. Ia diturunkan pada menit akhir di laga yang memastikan Ukraina tidak bisa lolos. Padahal Tymoshchuk adalah salah satu pemain yang paling berkontribusi untuk Ukraina.

Sebab Tymoshchuk selalu tidak tergantikan di gelandang bertahan Ukraina sebelum Piala Eropa 2016. Bahkan Taras Stepanenko pun masih belum layak menjadi penggantinya. Seperti lini depan yang belum menemukan Shevchenko baru.

ed:arn

Komentar