David Soria, Kiper Juara Europa League yang Sempat Berpikir Pensiun Dini

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

David Soria, Kiper Juara Europa League yang Sempat Berpikir Pensiun Dini

Enam bulan lalu, jelas tidak pernah terbayangkan dalam benak David Soria Solis bahwa ia akan memenangi gelar juara Europa League. Maklum sebelum akhirnya mengawal gawang Sevilla di partai final Europa League, Soria baru saja promosi dari tim cadangan Sevilla Atletico yang bermain di divisi Segunda B, level ketiga kompetisi sepakbola Spanyol.

Kesempatan tiba di waktu yang tidak terduga. Soria memang bermain reguler untuk Sevilla Atletico, tapi tentu ia tidak berharap banyak untuk segera naik tingkat ke tim senior. Pasalnya, skuat utama masih memiliki nama Beto dan Sergio Rico yang berperan besar membawa Sevilla menjadi juara Europa League dalam dua tahun beruntun.

Namun penampilan buruk yang ditampilkan Beto dan Sergio Rico di pekan-pekan awal Liga Spanyol membuat pelatih Sevilla, Unai Emery akhirnya mengeluarkan sebuah keputusan yang berani. Ia memanggil Soria yang bermain untuk tim cadangan. Ini adalah perjudian besar yang dilakukan Emery, karena sebelum memanggil Soria, banyak muncul rumor bahwa ia berminat untuk mendatangkan Victor Valdes dari Manchester United. Namun kemudian ia urung mendaratkan Valdes karena ia memiliki kepercayaan kepada Soria.

Berasal dari Madrid, Sempat Ingin Berhenti dari Dunia Sepakbola.

Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Soria adalah alumnus La Fabrica, akademi Real Madrid. Ia merupakan teman satu angkatan Diego Llorente, Lucas Vazquez, dan Alvaro Morata. Khususnya Llorente yang kemudian menjadi sahabat terdekatnya.

Soria ketika memperkuat tim akademi Real Madrid tahun 2006

Tubuh tinggi dan proposional nya sudah memikat banyak klub sejak ia berusia muda. Kala itu Tottenham berniat mendatangkan Soria pada 2011. Namun pihak Real menahan kepergiannya. Staf pelatih tim muda Real menyatakan bahwa Soria punya banyak potensi dan bisa saja menerobos dengan cepat ke tim utama.

Namun ternyata di akhir musim ia justru dilepas ke Leicester City U-21. Dan waktunya di tanah Inggris tidak berjalan terlalu baik, apalagi karena ia banyak mengalami cedera. Bahkan ketika sedang berlatih bersama Canilla, sebuah tim amatir Spanyol, untuk memulihkan cedera nya, ia sempat berkata kepada tim pelatih di sana jika ia merasa bahwa dunia sepakbola bukanlah untuknya, dan akan pensiun dini.

Adalah pelatih kiper Sevilla, Javi Garcia, yang kemudian menyelamatkan karier Soria. Ditinggal Kiper legendaris Andreas Palop, Sevilla belum lagi memiliki kiper yang mumpuni. Garcia kemudian ditugasi untuk memantau ke seluruh tanah Spanyol untuk merekrut kiper muda potensial. Pilihannya kemudian jatuh kepada Soria karena sempat melihatnya bertanding ketika masih memperkuat Real Madrid U-19. Soria dan kiper asli Andalusia yang juga memang produk akademi Sevilla, Sergio Rico, kemudian mendapatkan pelatihan intensif. Meskipun pada akhirnya Rico-lah yang lebih dahulu untuk melaju ke tim utama.

Tahun 2013, Soria resmi menjadi bagian dari Sevilla, Meskipun kali itu ia masih bermain untuk tim Sevilla C yang berlaga di Divisi Tercera, kompetisi level keempat sepakbola Spanyol. Enam bulan berselang ia langsung promosi ke tim cadangan Sevilla.

Pahlawan Sevilla di Europa League

Cerita kemudian berlanjut dengan sepak terjang Soria di Europa League. Setelah bermain apik dalam debutnya untuk tim utama Sevilla di ajang Copa del Rey pada 2 Desember 2015. Emery kemudian memutuskan untuk terus mencoba memainkan Soria di ajang Europa League. Ia tampil luar biasa di pertandingan melawan Molde di babak 32 besar. Hingga akhirnya Emery terus memasang Soria khusus untuk ajang Europa League.

Penampilan terbaiknya adalah kala Sevilla mengandaskan Athletic Bilbao di babak perempat final. Soria menjadi pahlawan tim karena berhasil mementahkan tendangan penalti Benat Etxebarria di babak adu penalti, sekaligus meloloskan Sevilla ke babak semifinal.

Di partai final Soria juga kembali bermain apik. Meskipun sempat kemasukan oleh gol dari Danie Sturridge, secara keseluruhan Soria juga tampil luar biasa. Ia sebanyak tiga kali berhasil mementahkan peluang yang dibuat oleh para pemain Liverpool. Total di ajang Europa League, Soria sudah bermain sebanyak sembilan kali. Ia juga mencatatkan tiga clean sheets dan 15 penyelamatan. Rasio kemasukan Soria di Europa League mencapai angka 0.89 gol per pertandingan.

***

Dari pemain yang sempat memutuskan pensiun dan berada dalam titik terendah dalam kariernya, hanya berselang beberapa tahun saja kemudian berhasil membawa timnya menjadi kampiun Europa League. Tentu ini adalah pencapaian yang luar biasa.

Apa yang dilakukan oleh Soria jelas mengingatkan kepada kisah kesuksesan Jamie Vardy di Liga Primer Inggris. Sepakbola kembali lagi mengajarkan kita bahwa segala sesuatu bisa saja terjadi. Bahwa harapan ada bahkan ketika rasanya segala sesuatu tidak mungkin terjadi.

foto : sevillafc.es

ed: fva

Komentar